Hubungan Kemandirian Belajar X1, Motivasi Belajar X2 dan

commit to user 51 motivasi tinggi akan lebih keras berusaha daripada seseorang yang memiliki motivasi rendah. Tetapi motivasi bukanlah perilaku. Ia merupakan proses internal yang kompleks yang tidak bisa diamati secara langsung, melainkan bisa dipahami melalui kerasnya usaha seseorang dalam mengerjakan sesuatu. Hal ini juga dibuktikan dalam penelitian Ariffudin 2008 mengenai hubungan antara motivasi dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi di kelas XI IPS SMA N 2 Singaraja terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi di Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Singaraja dengan koefisien korelasi sebesar 0,796 dengan kategori kuat. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Ariyanto 2011 ada hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran KKPI dengan koefisien korelasi sebesar 0480 dengan kategori cukup.

D. Hubungan Kemandirian Belajar X1, Motivasi Belajar X2 dan

Prestasi Belajar Y Kemandirian belajar dan motivasi belajar terbukti secara bersama-sama mempunyai pengaruh hubungan yang positif dan signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa DIV Kebidanan UNS. Dengan koefisien korelasi yang memberikan sumbangan sebesar R= 0.722 hal ini memberikan makna bahwa dengan kemandirian belajar yang tinggi dan motivasi belajar yang tinggi akan menunjukkan prestasi belajar yang baik. Sehingga dapat diasumsikan bahwa commit to user 52 variabel independen secara bersama-sama atau ganda memberikan pengaruh terhadap variabel Y sebesar 0,522. Koefisien determinasi atau sumbangan efektif sebesar 0,522 yang menujukkan bahwa 52,20, sehingga variasi yang terjadi pada prestasi belajar dapat dijelaskan oleh kemandirian dan motivasi melalui regresi Y = a + bX 1 +bX 2 . Dari kesimpulan mengenai variabel kemandirian dan motivasi belajar yang secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan. Hasil penelitian ini didukung oleh suatu teori mengenai kemandirian Belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki. Penetapan kompetensi sebagai tujuan belajar dan cara pencapaiannya baik penetapan waktu belajar, tempat belajar, irama belajar, tempo belajar, cara belajar, maupun evaluasi belajar dilakukan oleh peserta didik sendiri Mujiman, 2005 disamping mempunayi kemandirian belajar yang kuat dibutuhkan motivasi yang kuat pula untuk melakukan suatu tindakan tersebut. Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar, dan memberikan arah pada kegiatan belajar demi mencapai tujuan Winkel, 2004. Siswa belajar commit to user 53 karena didukung oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian kemauan atau cita-cita. Ada ahli pendidikan yang menyebutkan kekuatan yang mendorong belajar tersebut sebagai motivasi belajar. Dalam motivasi terkandung keinginan untuk mengaktifkan, menggerakkan, meyalurkan serta mengarahkan sikap dan perilaku belajar Dimyati dan Mudjiono, 2006. Sehingga setelah mempunyai motivasi yang tinggi maka timbul penggerak dalam diri peserta didik untuk melakukan tindakan kemandiran belajar. Penelitian dari Khaerudin 2008, yaitu berdasarkan hasil analisa data diperoleh bahwa nilai rhitung lebih besar dari rtabel. Hal ini mengidentifikasi bahwa Ho ditolak dan Hi di terima dengan nilai ρ lebih kecil daripada kesalahan α 0,000 0,05, yang berarti ada hubungan antara kemandirian dan motivasi belajar dengan prestasi belajar. Penelitian dilakukan juga oleh Hisyam 2010 terdapat hubungan positif secara bersama-sama antara motivasi belajar dan kemandirian belajar dengan hasil belajar siswa dalam mata pelajara PAI yang dinyatakan oleh nilai koefisien korelasi ry 12 = 0,729. commit to user 54 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan