Hubungan Motivasi Belajar X2 dan Prestasi Belajar Y

commit to user 49 dengan prestasi belajar mata diklat motor otomotif siswa kelas XII Mekanik Otomotif di SMK PIRI I Yogyakarta yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,605 dengan kategori kuat. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Sapii 2009 dengan judul hubungan antara penggunaan lembar kerja siswa LKS dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar sharaf siswa kelas VII MTs Ali Maksum Krapyak Yogyakarta, ada hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar dengan koefisien korelasi sebesar 0,731 dan dikategorikan kuat.

C. Hubungan Motivasi Belajar X2 dan Prestasi Belajar Y

Data pada kuesioner motivasi menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment menunjukkan sebesar 0,654. Hal ini memberikan makna bahwa motivasi mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap prestasi belajar, yang berarti besar kecilnya motivasi pada peserta didik dapat menentukan prestasi belajar. Hasil perhitungan t statistik untuk variabel kemandirian diperoleh nilai t hitung sebesar 3,129, sedangkan t tabel sebesar 1,960, karena t hitung 3,129 lebih besar dari 1,960 maka Ho ditolak, artinya variabel kemandirian berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar. Sehingga motivasi belajar yang tinggi akan mempengaruhi prestasi belajar peserta didik. Dalam pendidikan selain kemandirian belajar, motivasi belajar mempunyai peranan penting dalam mencapai keberhasilan belajar. commit to user 50 Keberhasilan belajar atau prestasi belajar yang tinggi akan di raih apabila ada keinginan belajar. Keinginan itu akan muncul apabila ada dorongan motivasi baik dalam diri peserta didik ataupun dari luar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan yang sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya. Seorang peserta didik yang besar motivasinya akan gigih dan tekun dalam usahanya mencapai tujuan yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto 2000 bahwa motivasi seseorang akan meningkat apabila terlihat adanya hubungan antara kegiatan yang dilakukan dengan tujuan yang dicapai. Dalam hal ini bahwa peserta didik yang mengetahui benar pentingnya belajar bagi dirinya maka akan memiliki motivasi belajar yang tinggi. Peserta didik yang memiliki motivasi yang kuat dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas terlihat penuh semangat, antusias, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, aktif dalam pembelajaran, rajin dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru, sehingga mereka memiliki daya tahan yang cukup lama dalam menyelesaikan studi, dibandingkan dengan siswa yang kurang memiliki motivasi. Siswa yang motivasinya tergolong rendah ini biasanya menunjukkan sikap bermalasan, mengantuk, dan perhatiannya terbagi kemana-mana di saat proses belajar sedang berlangsung Depdiknas, 2007. Kemauan tersebut tampak pada usaha seseorang untuk mengerjakan sesuatu. Seseorang yang memiliki commit to user 51 motivasi tinggi akan lebih keras berusaha daripada seseorang yang memiliki motivasi rendah. Tetapi motivasi bukanlah perilaku. Ia merupakan proses internal yang kompleks yang tidak bisa diamati secara langsung, melainkan bisa dipahami melalui kerasnya usaha seseorang dalam mengerjakan sesuatu. Hal ini juga dibuktikan dalam penelitian Ariffudin 2008 mengenai hubungan antara motivasi dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi di kelas XI IPS SMA N 2 Singaraja terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi di Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Singaraja dengan koefisien korelasi sebesar 0,796 dengan kategori kuat. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Ariyanto 2011 ada hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran KKPI dengan koefisien korelasi sebesar 0480 dengan kategori cukup.

D. Hubungan Kemandirian Belajar X1, Motivasi Belajar X2 dan