Kuning HASIL DAN PEMBAHASAN

H2 Sistem pembuangan tertutup dengan baik dan sesuai fungsi 2,72 H3 Telah terprogram sistem pengolahan limbah yang masih bisa diolah dengan baik 2,65 H4 Sistem pengolahan limbah telah dilaksanakan secara efektif 2,74 H5 Telah terprogram sistem pencegahan meluasnya efek kecelakaan terhadap lingkungan sekitar 2,73 H6 Adanya tim khusus yang berpengalaman guna mengatasi meluasnya efek kecelakaan 2,69 Rata - Rata 2,716 Normalisasi 85.8 Hijau 9. I Akses jalan masuk dan evakuasi I1 Jalan masuk dan evakuasi yang dilalui pekerja dalam kondisi baik 2,65 I2 Seluruh jalan dalam kondisi bersih dari partikel berbahaya kerikil, minyak, limbah, air, dll 2,56 I3 Kondisi jalan berada dalam kondisi aman saat musim kering dan musim hujan 2,62 Rata - Rata 2,61 Normalisasi 80.5 Kuning Total rata-rata 2.67 Nilai rata-rata Normalisasi Nilai Tingkat implementasi program K3

83.88 Kuning

Dari tabel 4.6. diatas, dapat diringkas dari nilai rata – rata dan pencapaian implementasi K3 pada tabel 4.7. dibawah ini : Tabel 4.7. Nilai Total Rata- rata dan Pencapaian Program Implementasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja K3 Program K3 Total Rata – rata Pencapaian dalam 1. Penggunaan APD 2.53 76.5 2. Upaya pencegahan 2.717 85.8 3. Penyelidikan 2.74 87 4. Koordinasi sekuriti 2.7 85 5. Koordinasi bidang teknik 2.64 82 6. Pelatihan 2.72 86 7. Inspeksi 2.727 86.35 8. Limbah dan polusi 2.716 85.8 9. Akses jalan 2.61 80.5 Total 754.95 Rata-rata 83,88 Kategori Kuning Sumber : data kuisioner diolah Setelah kategori dari kinerja implementasi program K3 diketahui, dimana berkategori Kuning dan diketahuinya kategori kecelakaan kerja yang berkategori kuning, Berdasarkan tingkat implementasi K3 diatas, berikut adalah rekap data yang telah diolah ke dalam grafik yang terlihat pada gamba 4.1. berdasarkan nilai normalisasi K3. Gambar 4.1. Grafik tingkat implementasi program K3 Keterangan : 1. Penggunaan APD. 2. Upaya pencegahan terjadi keadaan darurat 3. Penyelidikan Kecelakaan 4. Hubungan koordinasi dengan pihak security 5. Hubungan koordinasi dengan pihak teknik 6. Training 7. Inspeksi 8. Pengendalian limbah dan polusi 9. Akses jalan masuk dan evakuasi

4.2.4. Penentuan Kategori Kecelakaan Kerja

Untuk menentukan kategori kecelakaan kerja, digunakan acuan table 4.8. dibawah ini : Tabel 4.8. Kategori Kecelakaan Kerja Kategori Parameter Penilaian Keterangan Hijau Terjadi kecelakaan ringan injuries Luka ringan atau sakit ringan tidak kehilangan hari kerja Kuning Terjadi kecelakaan sedang illness Luka berat atau parah atau sakit dengan perawatan intensif kehilangan hari kerja Merah Terjadi kecelakaan berat fatalities Meninggal atau cacat seumur hidup tidak mampu bekerja Dari tabel 4.9. diatas dapat ditentukan termasuk kedalam kategori mana kecelakaan yang terjadi di PT. IGLAS Persero Gresik, pada tahun 2009. Seperti dalam tabel 4.9. dibawah ini: Tabel 4.9. Kategori Kecelakaan Kerja Tahun 2009 Keterangan No. Tanggal Kejadian Uraian tentang terjadinya kecelakaan Luka Cedera Hari kerja hilang Kategori kecelakaan kerja 1. 2 Jan Terkena percikan beling cucian persis mengenai mata sebelah kanan Mata sebelah kanan terjadi pendarahan 3 Sedang Kuning 2. 10 Jan tangan tertarik impeller blower Jari tangan kanan terkelupas 2 Sedang Kuning 3. 9 Feb Tangan kiri terjepit stang screen Kulit jari tangan kiri terluka 2 Sedang Kuning 4. 5 Maret Jari tangan terjepit gerakan paffis down dan funnel Kuku jari manis terkelupas 2 Sedang Kuning 5. 17 april Kaki sebelah kiri menginjak pecahan botol Urat beser pada kaki sobek 4 Sedang Kuning 6. 25 Juli Terkena percikan pecahan beling cucian Mata sebelah kiri luka bagian 3 Sedang Kuning persis mengenai mata sebelah kiri retina 7. 9 Agst Kaki kanan menginjak pecahan botol Urat beser pada kaki sobek 4 Sedang Kuning 8. 11 Agst Kaki kanan menginjak pecahan botol Urat besar pada kaki sobek 4 Sedang Kuning 9. 6 Sept Terpeleset jatuh diselokan timbangan Kaki sebelah kanan kulitnya sobek 2 Sedang Kuning 10. 12 Nov Tangan kanan terjepit diantara pertemuan antara stang dan squeegee Tangan kanan bengkak dan memar 2 Sedang Kuning 11. 19 Des Pecahan beling terkena mata sebelah kiri Mata sebelah kiri terluka 3 Sedang Kuning Sumber : Data Internal PT. Iglas Persero,Gresik. Berdasarkan data kecelakaan diatas, berikut adalah rekap data yang telah diolah ke dalam bentuk kolom chart yang terlihat pada gamba 4.2. berdasarkan kategori kecelakaan kerja. Gambar 4.2. Data Kecelakaan Kategori Sedang Keterangan : 1. Mata terkena percikan beling 2. tangan tertarik impeller blower 3. Tangan kiri terjepit stang screen 4. Jari tangan terjepit gerakan paffis down dan funnel 5. Kaki menginjak pecahan botol 6. Terpeleset jatuh diselokan timbangan 7. Tangan kanan terjepit diantara pertemuan antara stang dan squeegee Dari tabel 4.9. diatas terdapat 11 penyebab terjadinya kecelakaan kerja di PT. IGLAS Persero Gresik. Seluruh kecelakaan kerja berada pada kategori kuning yaitu luka berat atau sakit parah dengan perawatan insentif yang mengharuskan pekerja istirahat dirumah atau kehilangan hari kerja. Kecelakaan yang terjadi rata-rata akibat kelalaian pekerja dalam menggunakan APD alat pelindung diri dan tidak mematuhi SOP standart operasional pekerja, hal tersebut terjadi karena kurangnya pengawasan terhadap penggunaan APD. Sehingga jika terjadi kecelakaan akan langsung berdampak serius seperti hilangnya hari kerja. Kecelakaan kerja tersebut dapat dikurangi dengan mematuhi penggunaan APD dan mematuhi SOP, agar tidak terulang dikemudian hari. Dari ketegori kecelakaan kerja diatas dapat diketahui tingkat kecelakaan kerja secara keseluruhan berada dalam kategori kuning yang artinya masih banyaknya terjadi kecelakaan kerja yang mengakibatkan hilang hari kerja.

4.2.5. Penentuan Level Tingkat Implementasi Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Dari kategori kecelakaan kerja diatas dapat diketahui tingkat kecelakaan kerja secara keseluruhan berada dalam kategori kuning yang artinya masih banyaknya terjadi kecelakaan kerja yang mengakibatkan hilang hari kerja. Sedangkan untuk kategori implementasi program kesehatan dan keselamatan kerja berada pada kategori kuning yang artinya kinerja belum tercapai, meskipun nilainya sudah mendekati target. Dari ketegori kecelakaan dan tingkat implementasi program kesehatan dan keselamatan kerja tersebut, dapat diketahui level implementasi program kesehtan dan keselamatan kerja, yang dapat dilihat pada table berikut ini: Table 4.10. Level Implementasi Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja K3 TINGKAT IMPLEMENTASI Pada table diatas dapat diketahui bahwa level implementasi program kesehatan dan keselamata kerja di PT.IGLAS Persero Gresik berada pada level 3 yaitu hati-hati. Hal ini menandakan bahwa ada beberapa aspek seperti kelengkapan APD dan kepatuhan terhadap penggunaan APD, serta adanya papan rambu peringatan yang permanen yang perlu diperbaiki. HIJAU KUNING MERAH HIJAU Level 1 aman nyaman Level 2 cukup aman Level 4 rawan KUNING Level 2 cukup aman Level 3 hati- hati Level 5 berbahaya TINGKAT KECEL A KAAN MERAH Level 4 rawan Level 5 berbahaya Level 6 sangat berbahaya

4.2.6. Identifikasi dan Klasifikasi Hazard dengan Pendekatan Risk

Assessment Identifikasi sumber bahaya hazards dilakukan dengan cara pengamatan langsung observasi terhadap sumber – sumber bahaya yang tampak bahaya fisik, mekanis, kimia, ergonomi, dan lingkungan sekitar maupun bahaya yang tidak tampak bahaya tingkah laku di PT. IGLAS persero Gresik. dan melakukan wawancara dengan beberapa karyawan. Hazard yang teridentifikasi adalah sebagai berikut: Tabel 4.11. Penggelompokan Kejadian Kecelakaan Kerja Tahun 2009 No. Jenis Bahaya Sumber Bahaya Tanggal Kejadian Uraian tentang terjadinya kecelakaan 2 Jan 2009 Terkena percikan beling cucian persis mengenai mata sebelah kanan 25 Juli 2009 Terkena percikan pecahan beling cucian persis mengenai mata sebelah kiri 1. Bahaya ergonomi dan lingkungan sekitar Proses pencucian beling 19 Des 2009 Pecahan beling terkena mata sebelah kiri 2. Bahaya mekanis Impeller Blower 10 Jan 2009 tangan tertarik impeller blower 9 Feb 2009 Tangan kiri terjepit stang screen 5 Maret 2009 Jari tangan terjepit gerakan paffis down dan funnel 3. Bahaya mekanis Pengoperasian mesin pencetak botol 12 Nov 2009 Tangan kanan terjepit diantara pertemuan antara stang dan squeegee 17 april 2009 Kaki sebelah kiri menginjak pecahan botol 9 Agst 2009 Kaki kanan menginjak pecahan botol 4. Bahaya lingkungan sekitar Pecahan botol berserakan 11 Agst 2009 Kaki kanan menginjak pecahan botol 5. Bahaya lingkungan sekitar Permukan licin 6 Sept 2009 Terpeleset jatuh diselokan timbangan Tabel 4.12. Risk Assessment Code untuk Setiap Sumber Bahaya No Jenis Bahaya Sumber Bahaya Identifikasi Bahaya Resiko Yang Mungkin Terjadi Penyebab S P RAC 1. Bahaya ergonomi dan lingkungan sekitar Proses pencucian beling Terkena percikan beling Tidak Menggunakan APD kacamata, tidak mematuhi SOP, keahlian kurang. III B 3 2. Bahaya mekanis Impeller Blower Resiko tangan tertarik Tidak menggunakan APD glove,tidak mematuhi SOP, kurang keahlianpenggalaman III D 5 3. Bahaya mekanis Pengoperasian mesin pencetak botol Resiko pekerja terjepit Tidak mentaati SOP, kurang keahlianpengalaman, kurangnya rambu-rambu peringatan III B 3 4. Bahaya lingkungan sekitar Pecahan botol berserakan Resiko pekerja menginjak Tidak mentaati SOP,kurangnya rambu2 peringatan III B 3 5. Bahaya lingkungan sekitar Permukan licin Resiko pekerja terpeleset Kurang keahlianpengalaman, kurangnya rambu-rambu peringatan III C 4 Contoh Perhitungan RAC A. Pada lingkungan sekitar terdapat gangguan kerja yang diakibatkan berserakannya pecahan botol yang mengakibatkan cidera kaki karena mengijak. Dalam hal ini yang perlu dilakukan adalah perawatan medis sederhana yang memiliki tingkat Severity “ IV ”. Akan tetapi mungkin terjadi dengan segera atau dalam jangka waktu yang singkat, sehingga pada probability berada pada kategori “ A ”. Sehingga akan didapat nilai RAC dari tabel di bawah ini : Tabel 4.13. Matriks Risk Assessment MISHAB PROBABILITY A B C D I 1 1 2 3 II 1 2 3 4 III 2 3 4 5 SEVERITY IV 3 4 5 5 Sumber : Industrial and Health Management, Asfahl, Ray. C, 1999 Keterangan Mishap severity : I. Kematian atau ketidakmampuan total yang permanen, kerugian sumber daya atau kerusakan akibat kecelakaan lebih dari Rp. 100.000.000,- II. Ketidakmampuan parsial yang permanen, ketidakmampuan total sementara yang lebih dari 3 bulan, kerugain sumber daya atau kerusakan akibat kecelakaan Rp. 20.000.000,- atau lebih, tetapi kurang dari Rp. 100.000.000,- III. Kecelakaan dengan hilangnya hari kerja, kerugian sumber daya atau kerusakan akibat kecelakaan Rp. 10.000.000,- atau lebih tetapi kurang dari Rp. 20.000.000,- IV. Pertolongan pertama atau perawatan medis sederhana, kerugian sumber daya atau kerusakan akibat kecelakaan kurang dari Rp. 10.000.000,- atau pelanggaran terhadap persyaratan dalam waktu standar. Mishap Probability : A. Mungkin terjadi dengan segera atau dalam jangka waktu yang singkat B. Kemungkinan besar Probability akan terjadi C. Kemungkinan kecil terjadi D. Mungkin tidak terjadi Definisi RAC Risk Assesment Code 1. “Imminent danger” : Bahaya yang mengancam 2. “Serious ” : Bahaya serius 3. “Moderate” : Bahaya Sedang 4. “Minor” : Bahaya Kecil 5. “negligible” : Tidak perlu diperhatikan

4.2.6.1. Penentuan Prioritas Penanggulangan Resiko

Penentuan prioritas penanggulangan resiko ini dilakukan bedasarkan hazard yang berada pada prioritas teratas RAC = 3. Dengan mengacu pada table, hazard yang memiliki nilai RAC 3 adalah sebagai berikut : Tabel 4.14. Hazard yang menempati prioritas teratas RAC = 3 No Jenis Bahaya Sumber Bahaya Identifikasi Bahaya Resiko Yang Mungkin Terjadi Penyebab 1. Bahaya ergonomi dan lingkungan Proses pencucian beling Terkena percikan beling Tempat proses pencucian kurangnya sirkulasi udara. Tidak sekitar Menggunakan APD kacamata, tidak mematuhi SOP, keahlian kurang. 2. Bahaya mekanis Pengoperasian mesin pencetak botol Resiko pekerja terjepit kurang keahlianpengalaman, Tidak mentaati SOP, kurangnya rambu- rambu peringatan 3. Bahaya lingkungan sekitar Pecahan botol berserakan Resiko pekerja menginjak Tempat pembuanggan botol tidak memadai Tidak mentaati SOP,kurangnya rambu2 peringatan

4.3. Perancangan Pencegahan