Tri Gatra , 3 faktor lingkungan alami, yaitu : Panca Gatra , 5 faktor lingkungan sosial, yaitu :

1. Tri Gatra , 3 faktor lingkungan alami, yaitu :

a. Geografi; b. Demografi; c. Kekayaan alam.

2. Panca Gatra , 5 faktor lingkungan sosial, yaitu :

a. Ideologi; b. Politik; c. Ekonomi; d. Sosial budaya; e. Hankam. Lemhanas, 1989 Tolok .........., S.Pamudji, 1986:41, 66-141, Berdasarkan pendekatan ekologis, dalam studi administrasi negara sebagaimana dikatakan oleh Raphaeli dalam artikelnya “Comparative Public Administration : An Overview”, bahwa kebudayaan merupakan variabel yang signifikan, dan ditegaskan bahwa perilaku administrasi administrative behavior adalah hasil interaksi dari ciri-ciri dan nilai- nilai budaya cultural traits and values dengan administrasi. Budaya administrasi merupakan perpanjangan dari budaya masyarakat social culture yang lebih luas Raphaeli dalam Raphaeli, ed 1967:21. Kebudayaan, menurut Kuntjaraningrat 1987:9, berasal dari kata Sankskerta buddhayah bentuk jamak dari “buddha”, yang berarti : “budi” atau “akal”. Dengan demikian, kebudayaan dapat diartikan sebagai “hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal” Kuntjaraningrat juga mengatakan, bahwa ada pendirian lain yang menyatakan bahwa asal kata “kebudayaan” itu adalah suatu perkembangan dari majemuk budi daya, yang artinya daya dari budi, kekuatan dari akal. Kemudian sebagai konsep, kebudayaan antara lain diartikannya sebagai “keseluruhan gagasan dan karya manusia, yang harus dibiasakannya dengan belajar, beserta keseluruhan hasil budi dan karyanya”. Linton mengemukakan, bahwa “kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan dari masyarakat yang manapun dan tidak hanya mengenai sebagian dari cara hidup itu, yaitu bagian yang oleh masyarakat dianggap lebih tinggi atau lebih diinginkan” Johanes Basuki, 1997:21. Engel, Blokwell dan Miniard berpendapat bahwa budaya adalah “nilai-nilai, gagasan-gagasan, artifak dan simbol-simbol bermakna lainnya yang membantu individu dalam berkomunikasi, memberikan tafsiran dan melakukan evaluasi dalam kedudukannya sebagai anggota suatu kelompok masyarakat” ibid:22. Sedangkan Sir Edward Burneth Tylor mendifinisikannya. “culture or civilization is the complex whole which include knowledge, belief, art, morals, laws, custom, and any other capabilities and habits acquired by man as member of society” Bintoro, Pembahasan dalam artikel Harsya Bachtiar, dalam Alfian, ed, 1985. Sir Edward Tylor juga menyatakan bahwa “Culture is that complex whole of ideas and things produced by men in their historical experience” Soerjanto, 1989 ; 219. Keseluruhan definisi yang ada menurut Soerjanto kiranya dapat secara padat dirangkum dalam kalimat : “Kebudayaan adalah keseluruhan proses dan hasil perkembangan manusia yang disalurkan dari generasi ke generasi untuk kehidupan manusiawi yang lebih baik”. Batasan ini mencakup gagasan-gagasan pokok, bahwa : 1. Kebudayaan mencakup segala perkembangan dan kemajuan masyarakat; 2. Kebudayaan adalah hasil bersama; 3. Kebudayaan pada hakekatnya adalah humanisasi, yaitu proses peningkatan hidup yang lebih baik dalam lingkungan masyarakat yang manusiawi Soeryanto, 219 – 220.

A. Kebudayaan Ideel