Studi Dokumentasi Presensi Siswa Pasca Tindakan Siklus II

73 Tabel 9. Presensi Siswa Bulan April - Mei 2015 No Nama Presensi Pasca Tindakan Siklus I Total April Mei Alpha A Bolos B Alpha A Bolos B 1 ANS 2 AK 3 ANF 4 AJK 5 ASB 6 ADC 7 BS 1 1 8 BNS 9 DA 10 DW 11 GE 2 2 12 HR 13 IN 14 IY 15 MFA 16 MNR 17 NIS 2 2 18 P NP 19 RDS 20 RE 21 SP 22 SU 23 WA 2 2 24 WSA 25 AHSP 26 EN 27 FV Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sudah ada 23 anak yang frekuensi membolos telah berkurang menjadi 0. Kemudian jika dilihat dari data per kategori, maka semua anak frekuensi membolos kategori A telah berkurang berkurang hingga frekuensi 0, sedangkan kategori B yang frekuensinya 0 sebanyak 23 anak. Jika dilihat total frekuensi membolos selama bulan April – Mei maka secara keseluruhan masih ada 4 anak yang total frekuensi membolosnya belum 0. Tetapi jika dilihat data presensi bulan Mei yang merupakan puncak dari penelitian, 74 maka dapat disimpulkan bahwa semua siswa frekuensi membolosnya telah berkurang menjadi 0, dimana hal tersebut telah seusai dengan tujuan penelitian. e. Observasi Pada siklus II, observasi dilakukan selama tindakan berlangsung yaitu pada tindakan 3 dan tindakan 4. Hasil observasi pada tindakan 3, yaitu terdapat gangguan dari dimana masih ada siswa yang belum sepenuhnya fokus pada kegiatan yang dilaksanakan dan masih berbicara dengan temannya. Tetapi hal tersebut dapat diatasi setelah guru BK menegur mereka, selain itu penyampaian materi yang diselingi gurauan juga membuat siswa tertarik untuk menyimak presentasi yang disampaikan guru BK. Saat kegiatan diskusi kelompok kecil pun siswa dapat mengikutinya dengan baik, walaupun kadang ada beberapa siswa yang bercanda saat berdiskusi dalam kelompoknya. Kemudian saat siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya didepan kelompok- kelompok lain, juga dapat berjalan dengan baik walaupun saat sesi tanya jawab ada tanggapan yang membuat gaduh susasana kelas, tetapi dapat dikondusifkan kembali. Hasil observasi tindakan ketiga siklus II dapat dilihat pada lampiran 9 di halaman 101. Hasil observasi pada tindakan 4 hampir sama dengan tindakan 3, dimana siswa masih ribut diawal kegiatan namun setelah dikondisikan oleh guru BK siswa dapat tenang kembali. Namun ditengah-tengah 75 kegiatan ada beberapa siswa yang mengobrol dengan temannya dan ada yang bermain telepon genggam. Tetapi keadaan tersebut juga dapat dikondisikan lagi setelah siswa mendapat teguran dari guru BK. Saat sesi tanya jawab, siswa cukup aktif bertanya pada guru BK tentang isi presentasi yang belum mereka pahami. Kemudian pada kegiatan perencanaan karir kondisi kelas juga cukup riuh dengan pertanyaan-pertanyaan dari siswa dan diskusi antar siswa, mereka nampak antusias mengikuti kegiatan perancanan karir yng dilaksanakan. Hasil observasi tindakan keempat siklus II dapat dilihat dalam lampiran 10 di halaman 102. f. Wawancara Berdasarkan wawancara dengan guru BK, terdapat penurunan pada perilaku membolos siswa. Jumlah kasus siswa yang tidak masuk tanpa keterangan, siswa yang meninggalkan sekolah sebelum jam pembelajaran selesai, siswa yang ijin meninggalkan jam pelajaran tetapi tidak kembali lagi, dan siswa yang terlambat sangat lama sudah mulai berkurang. Sayangnya masih ada siswa yang terlambat masuk kelas saat jam pelajaran pertama dan jam-jam setelah istirahat namun keterlambatan mereka masih dapat ditoleransi oleh guru karena tidak terlalu lama. Sedangkan berdasarkan wawancara dengan siswa, dari kegiatan diskusi kelompok kecil yang telah mereka ikuti, mereka merasa mendapatkan pengalaman dan pembelajaran yang menyenangkan. 76 Selain itu mereka juga semakin paham mengenai dampak negatif periaku membolos. Mereka juga memahami penyebab perilaku membolos mereka dan apa yang perlu mereka lakukan untuk mencegah dan menghilangkan perilaku membolos tersebut. Hasil wawancara siklus II dapat dilihat pada lampiran 13 dan 14 di halaman 106. Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa sudah sepenuhnya memahami apa itu perilaku membolos dan dampak- dampak negatif yang sangat merugikan bagi mereka. Mereka juga sudah berusaha untuk mengurangi perilaku membolos dengan cara mengatasi penyebab-penybanya, baik penyebab dari diri sendiri maupun penyebab dari luar.

g. Refleksi

Berdasarkan hasil dari studi dokumen presensi siswa pasca tindakan siklus II serta hasil pengamatan yang dilakukan sudah ada perubahan dari siswa dari sebelum tindakan hingga setelah tindakan siklus pertama. Kegiatan pengurangan frekuensi membolos melalui teknik diskusi kelompok kecil juga telah berjalan sesuai rencana dan sudah ada peningkatan terlihat dari hasil studi dokumen presensi siswa pasca tindakan siklus I dan hasil studi dokumen presensi siswa pasca tindakan siklus II yang dapat dilihat pada tabel 10 berikut : 77 Tabel 10. Pengurangan Frekuensi Membolos Siswa Pasca Tindakan Siklus II No Nama Pasca Tindakan Siklus I Total Pasca Tindakan Siklus II Total Alpha A Bolos B Alpha A Bolos B 1 ANS 2 AK 1 1 3 ANF 2 2 4 AJK 5 ASB 1 3 4 6 ADC 7 BS 1 7 8 1 1 8 BNS 1 4 5 9 DA 1 2 3 10 DW 4 4 11 GE 2 8 11 2 2 12 HR 1 2 3 13 IN 2 2 14 IY 1 1 15 MFA 5 5 16 MNR 17 NIS 3 9 12 2 2 18 P NP 2 2 19 RDS 20 RE 21 SP 22 SU 23 WA 4 9 13 2 2 24 WSA 2 2 25 AHSP 1 4 5 26 EN 1 1 27 FV 1 2 3 Tabel tersebut menunjukkan bahwa secara keseluruhan frekuensi membolos telah berkurang. Namun baru ada 23 siswa yang frekuensi membolosnya telah berkurang menjadi 0 dan masih ada 4 anak yang frekuensi membolosnya belum menjadi 0. Jika dilihat dari kategorinya, frekuensi membolos kategori A telah berkurang frekuensinya menjadi 0 diman sebelumnya rentang frekuensinya berkisar antara 1 sampai 4 kali. Kemudian frekuensi membolos kategori

Dokumen yang terkait

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN BERBASIS ISODI SMK MUHAMMADIYAH 2 ANDONG Pengelolaan Pembelajaran Teknik Kendaraan Ringan Berbasis ISO Di SMK Muhammadiyah 2 Andong.

0 2 15

ANALISIS KESULITAN BELAJAR PADA PELAJARAN PEMELIHARAAN CHASSIS PEMINDAH TENAGA KENDARAAN RINGAN SISWA KELAS XII TEKNIK KENDARAAN RINGAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN.

3 11 214

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS X JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN DI SMK PIRI 1 YOGYAKARTA.

0 0 87

ANALISIS FAKTOR KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS XI JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN PADA MATA PELAJARAN PSKO DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM.

0 1 148

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN EKSTRAKULIKULER MENGEMUDI SISWA TEKNIK KENDARAAN RINGAN KELAS XII SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN.

0 9 15

IMPLEMENTASI METODE TPS (THINK – PAIR – SHARE) PADA MATA DIKLAT TEORI MENGGUNAKAN ALAT UKUR (MEASSURING TOOLS) GUNA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 MOYUDAN.

0 0 175

PENGARUH PEMBERIAN TUGAS TERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT OTOMOTIF DASAR SISWA KELAS X TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA.

1 1 184

GAYA BELAJAR SMK PIRI 1 YOGYAKARTA (Studi pada Kelas X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan.

0 1 155

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI MARAHMELALUI TEKNIKANGER MANAGEMENT PADA SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SMK MUHAMMADIYAH 1 MOYUDAN.

0 7 154

PADA JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN KELAS X DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA.

0 6 141