BAB I PENDAHULUAN
1.1. Alasan Pemilihan Judul
Dalam kehidupan yang serba modern sekarang ini, di era globalisasi yang ditandai dengan kemajuan IPTEK di segala bidang. Dimana segala
sesuatunya sudah menggunakan alat bantu mesin yang lebih praktis dan efisien. Hal ini membuat aktivitas tubuh mulai berkurang, sehingga
menjadikan timbunan lemak dalam tubuh semakin banyak dan menyebabkan terjadinya kegemukan.
Kegemukan adalah akumulasi lemak yang berlebihan melebihi apa yang dianggap normal untuk usia, jenis kelamin dan jenis tubuh.
Kegemukan adalah kasus kelebihan lemak, bukan sekedar kelebihan berat badan. Mungkin saja berat badan kita ringan akan tetapi tetap saja gemuk,
seperti bila individu memiliki lemak yang berlebihan dan otot yang tidak berkembang. Kegemukan dapat diartikan sebagai lebih dari 20 diatas
berat badan ideal, atau lebih 20 lemak untuk pria dan 30 lemak untuk wanita. Tingkatan ini berubah-ubah, dan beberapa ahli memiliki tingkat
yang lebih rendah atau lebih tinggi dalam mengartikan kegemukan, tetapi dengan definisi ini sepertiga orang dewasa termasuk gemuk Brian J.
sharkey, 2003:281. Bila jumlah timbunan lemak lebih dari 20, berarti faktor resiko pada
kesehatan akan bertambah pula. Maka dari sudut kedokteran, orang yang
1
mengalami gemuk berlebihan Obesitas, dapat dianggap orang yang menderita sakit. Karena terlalu banyaknya lemak dalam tubuh, maka
kemungkinan mendapat penyakit darah tinggi menjadi 3 kali lebih banyak, kadar kolesterol dalam darah naik jadi 2 kali dari sebelumnya,
kemungkinan terkena diabetes penyakit gula bisa naik menjadi 3 kali lipat. Resiko ini timbul bukan karena jumlah lemak yang berlebihan yang
menjadi beban fisik, akan tetapi menggangu metabolisme dan proses biokimia dalam tubuh yang bersangkutan. Selain itu juga dapat merusak
pertahanan tubuh secara alamiah yang akhirnya menyebabkan mudahnya terjadi penyakit Sadoso Soemosardjuno, 1989:83-84.
Bukan rahasia lagi jika seseorang menginginkan kesehatan yang baik bagi tubuh mereka. Bahkan, banyak pula yang berasumsi dengan
menurunkan berat badan maka akan menjadi sehat. Inilah asumsi yang salah kaprah. Masalah yang akhirnya timbul adalah ketika kita berupaya
menurunkan berat badan akan tetapi yang terjadi adalah sebaliknya, berat badan bukannya turun tetapi akan menjadi bertambah atau naik, ataupun
jika terjadi penurunan itu hanya sementara waktu saja dan kemudian naik lagi. Akhirnya yang terjadi adalah bukannya sehat yang didapat tapi
melainkan sakit yang menjadi hasil akhir. Kebayakan orang enggan untuk berolahraga, melainkan lebih suka
untuk mengkonsumsi obat apa saja yang bisa membuat langsing tanpa berolahraga. Padahal diet tanpa diimbangi dengan berolahraga maka semua
program penurunan akan mengalami kegagalan. Yang akan menjadi
pertanyaan kemudian adalah bagaimana kita dapat menjaga kesehatan? Jawabannya mudah, menjaga tubuh agar tetap sehat dan tidak gemuk adalah
dengan cara membakar kelebihan lemak di dalam tubuh dengan berolahraga tentu saja dengan menjaga asupan gizi dan vitamin yang masuk kedalam
tubuh. Dengan begitu bukan hanya tubuh sehat saja yang kita dapatkan melainkan tubuh yang bugar dan ideal. Maka pola pikir yang perlu dibentuk
saat ini bukan lagi “Bagaimana menurunkan berat badan” tetapi ”Bagaimana menghilangkan lemak tubuh” Paidhon L. Touran, 2007.
Untuk pembakaran lemak tubuh secara optimal kita dapat memilih olahraga yang bersifat aerobik. Dimana olahraga aerobik adalah olahraga
yang membutuhkan oksigen dalam memproduksi energi untuk membuat otot kita berkontraksi Paidhon L. Touran, 2007:56. Sedang menurut K.
Cooper, 1982:38 latihan aerobik adalah kerja tubuh yang memerlukan oksigen untuk kelangsungan proses metabolisme energi selama latihan.
Sehingga latihan aerobik yang kita lakukan memerlukan oksigen yang cukup untuk digunakan sebagai cadangan oksigen saat latihan.
Jane bukan Tarzan, kalimat tersebut menunjukan suatu perbedaan yang sangat mendasar antara pria dan wanita. Seperti halnya hawa
diciptakan bukanlah untuk dijadikan pembantu tapi sebagai penolong. Secara fisik tubuh wanita lebih kecil dari pria. Tapi dibalik tubuh yang kecil
itu tersimpan kekuatan yang lebih dahsyat. Yang menjadi pertanyaannya adalah, mengapa perempuan merasa takut untuk melakukan latihan fitness?
Dengan alasan takut nanti tubuhnya akan menjadi kekar seperti binaragawan.
Menurut Paidhoon. L. Touran 2007:71-72, ada beberapa perbedaan antara perempuan dan pria yang sangat mendasar. Perempuan memiliki 5-
10 resting metabolic rate yang lebih rendah dibandingkkan laki-laki. Artinya pembakaran kalori pada perempuan lebih kecil atau lebih sedikit
dibandingkan laki-laki. Hal ini terjadi karena masa otot perempuan lebih sedikit atau lebih kecil dibandingkan masa otot laki-laki. Perempuan
menggunakan 40 energi lebih sedikit dibandingkan dengan laki-laki. Pembakaran lemak pada perempuan lebih sedikit pada kondisi latihan yang
sama dengan laki-laki. Hal ini terjadi karena pengaruh hormon.
Dari latar belakang diatas peneliti mengangkat judul “Pengaruh latihan fitness terhadap penurunan lemak tubuh ibu-ibu IGTKI ranting
Pemalang Kabupaten Pemalang”, dengan alasan sebagai berikut:
1 Fitness olahraga yang populer pada saat ini untuk menurunkan berat
badan dengan pembakaran lemak. 2
Memberikan solusi kepada ibu-ibu cara yang baik dan aman dalam menurunkan lemak tubuh. Dengan demikian berat badan akan turun
dengan sendirinya
1.2 Permasalahan