Pengertian Sertifikasi Halal Analisis pengaruh label halal, brand dan harga terhadap keputusan pembelian konsumen Muslim di Kota Medan (Studi kasus di Kecamatan Medan Petisah) - Repository UIN Sumatera Utara Tesis Ian Alfian

bahan penolong pada proses produksinya, auditor halal internal diwajibkan segera melaporkan untuk mendapat “ketidakberatan penggunaanya ”. Bila ada perusahaan yang terkait dengan produk halal hasil dikonsultasikan dengan LP POM MUI oleh auditor halal internal.

7. Pengaruh Label Halal terhadap Keputusan Pembelian

Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan mendefinisikan bahwa suatu keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Seorang konsumen yang hendak melakukan pilihan maka ia harus memiliki pilihan alternatif. Artinya bahwa seseorang dalam membuat keputusan, haruslah tersedia beberapa alternatif pilihan. Keputusan untuk membeli dapat mengarah kepada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan tersebut. 39 Dengan adanya label halal yang tercantum pada kemasan produk, maka secara langsung akan memberikan pengaruh bagi konsumen untuk menggunakan produk tersebut. Munculnya rasa aman dan nyaman dalam mengkonsumsi produk akan membuat seseorang melakukan keputusan pembelian. Menurut Fatmasari Sukesti dalam penelitiannya menyatakan bahwa label halal berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian di indonesia. Faktor agama atau agama yang dianut oleh orang-orang yang faktor lain yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Kemudian pemberitahuan yang menyatakan label halal pada produk makanan Indonesia menjadi faktor penting untuk dipertimbangkan di negara mayoritas Muslim terbesar ini. Peraturan sertifikasi halal untuk produk pangan di Indonesia yang sangat dibutuhkan. Teori diatas juga telah dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh penelitian Yuli Mutiah Rambe dengan judul ”Pengaruh Pencantuman Label Halal Pada Kemasan Mie Instan Terhadap Minat Pembelian Masyarakat Muslim” dalam jurnal Ekonomi dan Keuangan Vol. 1, No. 1, 39 Schiffman, L.G. and Kanuk, L.L. Consumer Behaviour, 2nd edn, Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, 1983 h. 227 Desember 2012, bahwa pencantuman label halal memberikan pengaruh 31,1 terhadap minat beli masyarakat muslim.

C. Brand Merek 1. Pengertian Brand

Merek didefenisikan sebagai nama, istilah, tanda, simbol, desain atau kombinasi dari kesemuanya yang dapat digunakan untuk membedakan barang dan jasa satu perusahaan dengan yang lainnya. 40 Sebuah merek yang terkenal dan terpercaya merupakan asset yang tidak ternilai. Merek berkembang menjadi sumber asset terbesar dan merupakan faktor penting dalam kegiatan pemasaran perusahaan. Keahlian yang paling unik dari pemasar professional adalah kemampuannya untuk menciptakan, memelihara dan melindungi serta meningkatkan merek. Merek yang menarik perhatian konsumen yaitu dengan membuat produk tampak unik dan mudah diingat sehingga membuat konsumen lebih mudah untuk memutuskan pilihan. Dan merek yang menciptakan asosiasi kekuatan, keunikan, dan kesukaan di benak konsumen akan menimbulkan keloyalan terhadap merek tersebut. 41 Definisi merek menurut Asosiasi Pemasaran Amerika adalah suatu nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidetifikasi barang atau jasa penjual atau kelompok penjual dan untuk mendiferensiasikannya dari produk atau jasa lain yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama. 42 Kotler menambahkan bahwa suatu merek adalah suatu simbol komplek yang menjelaskan enam tingkatan pengertian, yaitu 43 40 Levin, A.M and Levin, I.P, Packaging Of Healthy and unhealthy food product. 41 Baharudin Othman Sharifudin Md Shaarani Arsiah Bahron , 2016,Evaluation of Knowledge, Halal Quality Assurance Practices And Commitment Among Food Industries in Malaysia, British Food Journal, Vol. 118 Iss 8 pp. - 42 Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Alih bahasa Hermawan Kartajaya on Segmentation Seri 9 Elemen Marketing, Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2008, h. 258. 43 Ibid., h. 259 a. Atribut : merek memberikan ingatan pada atribut-atribut tertentu dari suatu produk. b. Manfaat : atribut-atribut produk yang dapat diingat melalui merek harus dapat diterjemahkan dalam bentuk manfaat baik secara fungsional dan manfaat secara emosional. c. Nilai : merek mencerminkan nilai yang dimiliki oleh produsen sebuah produk. d. Budaya : merek mempresentasikan suatu budaya tertentu. e. Kepribadian : merek dapat memproyeksikan pada suatu kepribadian tertentu. f. Pengguna : merek mengelompokkan tipe-tipe konsumen yang akan membeli atau mengkonsumsi suatu produk. Pelanggan cenderung memilih merek yang sudah dikenal karena merasa aman dengan sesuatu yang dikenal dan beranggapan merek tersebut kemungkinan bisa diandalkan dan kualitas yang bisa dipertanggung jawabkan. Dengan demikian merek diduga mempengaruhi keputusan pembelian. Semakin baik citra merek bagi konsumen, semakin besar keputusan pembelian produk makanan dengan merek tersebut. Hal itu didukung oleh pendapat Graeff yang menyatakan bahwa perkembangan pasar yang demikian pesat mendorong konsumen untuk lebih memperhatikan citra merek dibandingkan karakteristik fisik suatu produk dalam memutuskan pembelian. 44

2. Citra Menurut Kajian Keislaman

Menurut M. Ismail Yusanto, Rasulullah memberi contoh melalui cara beliau berdagang untuk membangun sebuah citra dengan cara: 45 a. Penampilan tidak membohongi pelanggan baik menyangkut besaran kuantitas maupun kualitasnya, seperti yang dijelaskan dalam surat Asyura Ayat 181: 44 Timothy R. Graeff, Using promotional messages to manage the effects of brand 45 M. Ismail Yusanto, Menggagas Bisnis Islami, Jakarta: Gema Insani Press, 2002, h.22.