33
B. Pembahasan
1. Proses Ekstraksi Rimpang Kunci Pepet Kaempferia rotunda dengan
Maserasi
Ekstraksi rimpang kunci pepet Kaempferia rotunda dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol. Etanol banyak digunakan
sebagai pelarut pada proses maserasi karena kemampuannya melarutkan hampir semua senyawa metabolit sekunder. Selain itu etanol memiliki titik
didih yang cukup rendah yaitu 78,37° C, sehingga mudah untuk diuapkan pada proses evaporasi. Pada proses maserasi serbuk kunci pepet direndam dengan
etanol teknis 96 dalam bejana tertutup selama 24 jam. Ekstrak yang diperolah dari proses maserasi berwarna kuning kecoklatan kemudian disaring
menggunakan kertas saring untuk menghilangkan pengotor yang terdapat di dalamnya.
Ekstrak selanjutnya dipekatkan dengan menggunakan evaporator untuk menghilangkan pelarutnya. Suhu pada saat evaporasi adalah 60° C yang
bertujuan agar etanol dapat menguap tanpa merusak senyawa-senyawa metabolit sekunder yang larut dalam etanol karena suhu tinggi. Dari proses
evaporasi diperoleh ekstrak etanol pekat kunci pepet sebanyak 320 gram yang berwarna kuning kecoklatan. Ekstrak etanol pekat yang diperoleh kemudian
dipartisi dengan pelarut kloroform. Senyawa larut kloroform yang diperoleh selanjutnya dievaporasi dengan menggunakan evaporator buchii agar pelarut
menguap sehingga diperoleh fraksi kloroform pekat sebanyak 135,8 gram yang berwarna coklat kemerahan.
34
2. Pembuatan Koloid Nanopartikel Ekstrak Kunci Pepet Kaempferia
rotunda
Pada proses pembuatan koloid nanopartikel ekstrak kunci pepet Kaempferia rotunda terdapat beberapa tahap preparasi, antara lain preparasi
larutan alginat, preparasi larutan CaC l dan prepasari koloid nanopartikel.
Persiapan awal dilakukan dengan menimbang bahan-bahan yang diperlukan yaitu ekstrak pekat kunci pepet, asam alginat, CaC
l dan NaOH. Preparasi larutan alginat diawali dengan membuat larutan NaOH 0,1 M, yaitu dengan
cara melarutkan kristal NaOH sebanyak 4 gram dalam labu ukur 1000 mL ditambah akuades sampai tanda batas. Larutan NaOH digunakan untuk
membuat garam natrium alginat yang mudah larut dalam air. Konsentrasi larutan alginat yang digunakan pada masing-masing sampel adalah sama yaitu
0,1 bv yang artinya 0,1 gram asam alginat dalam 100 mL larutan alginat. Preparasi larutan CaC
l adalah dengan melarutkan serbuk CaCl dalam labu ukur 100 mL ditambah akuades sampai tanda batas. Serbuk CaC
l yang dibutuhkan pada masing-masing sampel dengan konsentrasi seperti yang
tertera pada Tabel 1, yaitu 0,01 gram; 0,015 gram; 0,02 gram; 0,03 gram dan 0,05 gram. Larutan CaC
l yang dibutuhkan masing-masing sebanyak 350 mL. Oleh karena itu larutan CaC
l yang dibuat untuk masing-masing konsentrasi sebanyak 400 mL agar memudahkan penimbangan. Keterangan jumlah asam
alginat dan CaC l yang dibutuhkan secara lengkap tertera pada Lampiran 1.
Preparasi koloid nanopartikel kunci pepet Kaempferia rotunda diawali dengan melarutkan sebanyak 1 gram ekstrak pekat kunci pepet dalam 35 mL
35 etanol p.a kemudian ditambah 15 mL akuades dan diaduk dengan pengaduk
magnetik hingga semua larut. Selanjutnya 100 mL larutan alginat ditambahkan dan dilanjutkan dengan penambahan larutan CaC
l sebanyak 350 mL sehingga total volume campuran sebanyak 500 mL. Campuran diaduk dengan kecepatan
konstan ± 200 rpm menggunakan pengaduk magnetik selama ± 2 jam. Pengadukan dengan kecepatan konstan berguna dalam pembentukan partikel
berukuran nano. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode gelasi ionik.
Menurut Raditya Iswandana, dkk 2013, metode ini melibatkan proses sambung silang antara polielektrolit dengan adanya pasangan ion
multivalennya. Pembentukan ikatan sambung silang ini akan memperkuat kekuatan mekanis dari partikel yang terbentuk. Alginat yang merupakan
polimer anionik dapat bereaksi dengan kation divalen seperti CaC l . Pemilihan
metode gelasi ionik dikarenakan metode ini merupakan metode yang paling mudah dilakukan dibandingkan metode yang lain. Penggunaan alginat sebagai
matriks dalam penelitian ini karena alginat merupakan polimer yang biokompatibel, biodegradabel dan tidak toksik sehingga aman bagi tubuh
apabila diaplikasikan sebagai obat. Di dalam tubuh polimer ini akan mengalami pembengkakan sebelum akhirnya terdegradasi dan pecah. Kandungan senyawa
aktif dari kunci pepet Kaempferia rotunda yang terjerap dalam alginat akan dilepaskan secara bertahap di dalam tubuh.
36
3. Karakterisasi menggunakan PSA dan Zeta Sizer