2 Kurang Lancar 75 3 Ragu-ragu 25
4 Macet 0 Jumlah pinjaman yang disalurkan adalah seluruh
pinjaman kepada usaha kecil dan koperasi sampai dengan periode akhir tahun buku yang bersangkutan.
Tabel 14. Daftar skor penilaian Tingkat kolektibitas Tingkat pengembalian
Skor x70
3 40=x=70
2 10=x40
1 x=10
Sumber: Peraturan Menteri BUMN no: PER-10MBU2014
B. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Fandy Giyono Saputra 2014 dalam skripsi dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan BUMN
Bidang Konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-
2013”. Hasil Analisis kinerja keuangan PT. Adhi Karya Persero Tbk periode 2010-2013 menunjukkan bahwa perusahaan selalu
mendapatkan predikat Sehat kategori A. pada tahun 2010-2012 PT. Adhi Karya Persero Tbk, selalu stabil mendapat akumulasi bobot
penilaian sebesar 52,5 dengan total skor 75, sedangkan pada tahun 2013 mengalami kenaikan akumulasi bobot penilaian yaitu menjadi 55
dengan skor 78,57. Hasil untuk PT. Wijaya Karya Persero Tbk pada periode
2010-2013 menunjukkan
bahwa perusahaan
selalu mendapatkan predikat sehat kategori AA. pada tahun 2013 akumulasi
bobot penilaian yaitu menjadi sebesar 57,75 dengan total skor 82,5. Hasil Analisis kinerja keuangan PT. Pembangunan Perumahan
Persero Tbk periode 2010-2013 menunjukkan bahwa perusahaan selalu mendapatkan predikat Sehat kategori A. pada tahun 2013 PT.
Pembangunan Perumahan Persero Tbk akumulasi bobot penilaian sebesar 55 dengan total skor 78,57. Secara akumulasi bobot penilaian
menunjukkan kinerja yang cenderung mengalami peningkatan. Perbedaan dalam penelitian ini adalah objek yang diteliti, bidang usaha
yang diteliti, periode waktu dan adanya analisis trend di penelitian ini. Persamaan dalam penelitian ini adalah penilaian kesehatan BUMN.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Lilis Ardini 2008 dalam jurnal dengan judul “Evaluasi tata cara penilaian untuk PTPN XII Persero
berdasarkan KEP- 100MBU2002”. Hasil Evaluasi yaitu penilaian
kinerja berdasarkan aspek keuangan, aspek operasional, dan aspek administrasi diperoleh hasil yang menunjukkan ketidakefektifan dalam
penerapannya yang disebabkan oleh karakteristik usaha perkebunan. Core business yang ada pada PTPN XII Persero yaitu tanaman
tahunan dalam investasi maupun eksploitasinya perlu berorientasi jangka panjang. secara jangka panjang, peningkatan produksi dan
produktivitas merupakan main resources untuk mencapai profitabilitas yang
baik, kinerja
yang baik,
penumbuhkembangan dan
keberlangsungan usaha dari perusahaan, dalam hal ini PTPN XII Persero.
Langkah pengurangan biaya variabel yang lebih berorientasi jangka pendek, merupakan hal yang kontradiktif paradoksal dengan
kepentingan jangka panjang PTPN XII Persero itu sendiri, karena pengurangan pupuk dan standar biaya pemeliharaan akan berpengaruh
langsung terhadap produktifitas. Perbedaan dalam penelitian ini adalah objek penelitian, tidak ada
periode waktu dalam penelitian ini dan bobot penilaian. Persamaan dalam penelitian ini adalah penilaian tingkat kesehatan BUMN
berdasarkan KEP-100MBU2002, dan ketiga aspek yang digunakan dalam penilaian kesehatan BUMN tetapi berbeda indikator penilaian.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Abibakar Arif dan Husein Ukassa 2010 dalam jurnal dengan judul “Analisis kinerja keuangan Badan
Usaha Milik Negara BUMN pasca privatisasi”. Hasil analisis kinerja keuangan dalam penelitian ini adalah PT. Kimia Farma Persero Tbk.
menunjukkan skor penilaian kinerja keuangan mengalami penurunan yang sangat tajam dibandingkan dengan skor penilaian kinerja
keuangan sebelum privatisasi, dimana penurunan tersebut sebesar 8,63 dalam akumulasi total skor. Hal ini menunjukkan privatisasi
belum dapat memberikan perubahan terhadap perusahaan terutama untuk kinerja keuangan. Kondisi kinerja keuangan PT. Indofarma
Persero Tbk. menunjukkan skor penilaian kinerja keuangan mengalami penurunan yang sangat tajam jika dibandingkan dengan
skor penilaian kinerja keuangan sebelum privatisasi, dimana
penurunan tersebut sebesar 23,04 dalam akumulasi total skor. hal ini menunjukkan privatisasi belum dapat memberikan perubahan
terhadap perusahaan terutama untuk kinerja keuangan. Kondisi kinerja keuangan PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. pasca privatisasi
menunjukkan tidak mengalami perubahan yang berarti, dimana skor penilaian kinerja keuangan selama tiga tahun pasca privatisasi
menunjukkan tren yang flat atau tidak adanya pertumbuhan. Kondisi kinerja keuangan PT. Perusahaan Gas negara Tbk. pasca privatisasi
menunjukkan skor penilaian kinerja keuangan mengalami penurunan dibandingkan dengan skor penilaian kinerja keuangan sebelum
privatisasi walaupun penurunan tersebut tidak signifikan, dimana penurunan tersebut sebesar 5,42 dalam akumulasi total skor. Hasil
akhirnya yaitu mengindikasikan bahwa perubahan yang terjadi pasca privatisasi terutama untuk kinerja keuangan ikut dipengaruhi oleh
sektor usaha perusahaan BUMN. Perbedaan dalam penelitian ini adalah objek penelitian, alat analisis
dan metode penelitian. Persamaan dalam penelitian ini adalah mengenai perhitungan kinerja keuangan perusahaan BUMN.
C. Kerangka Berfikir