Pengumpulan data Survei Lapang ground check

3.3 Metode penelitian

Penggunaan metode aplikasi penginderaan jauh dan SIG untuk pemanfaatan dan pengembangan potensi wilayah pesisir diarahkan pada pokok permasalahan dengan ruang lingkup studi: 1. Pengumpulan data primer dan sekunder; 2. Survei lapang ground check; 3. Penyusunan basis data SIG; 4. Pengolahan dan interprestasi data citra satelit; 5. Pengolahan dan analisis kesesuaian lahan keramba jaring apung berdasarkan kriteria penilaian kesesuaian lokasi untuk budidaya sistem keramba jaring apung menurut modifikasi dari Tiensongrusmee et al. 1986; Bambang dan Tjahjo 1997; Ali 2003; Kurniaty 2003; Rachmansyah 2004; KLH 2004; Wardjan 2005 dalam Hartami 2008.

3.3.1 Pengumpulan data

Data primer berupa data hasil survei lapangan ground check yang berupa data suhu, salinitas, pH, kecerahan, DO, amonia, kedalaman, dan kecepatan arus permukaan. Survei lapangan dimaksudkan untuk memperoleh gambaran secara visual dan langsung mengenai kondisi biogeofisik dan sosial ekonomi wilayah kajian. Selain itu data primer yang diperlukan berupa citra ALOS untuk mendapatkan data substrat dasar. Penentuan keterlindungan wilayah dilakukan melalui interpretasi secara visual dari citra komposit. Data lainnya berupa data sekunder yang dikumpulkan dari instansi-instansi pemerintah yang terkait dengan penelitian seperti peta bathimetry dan peta rupa bumi.

3.3.2 Survei Lapang ground check

Survei lapangan dilakukan sebagai penunjang dalam interprestasi citra satelit daerah observasi dan mengumpulkan data-data yang tidak dapat diturunkan dari citra satelit. Dengan kata lain, pengamatan kondisi di lapangan bertujuan untuk verifikasi data citra dengan kenampakan sesungguhnya di bumi. Survei lapangan ini tidak dilakukan secara menyeluruh, tetapi hanya pada tempat yang dianggap mewakili masing-masing kelas pada peta penutupan lahan. Setiap lokasi yang disurvei mewakili masing-masing kelas penutupan lahan. Pengukuran parameter kualitas perairan dilakukan dengan pengukuran secara in situ. Posisi dan tempat yang tertera pada GPS dan penutupan lahannya dicatat untuk diverifikasikan dengan data citra. Kegiatan lain yang dilakukan selama survei lapangan adalah penentuan lokasi pengamatan, pengukuran parameter fisika kimia lokasi penelitian.

3.3.3 Penyusunan basis data

Dokumen yang terkait

ANALISIS KESESUAIAN PERAIRAN PULAU MAITAM UNTUK BUDIDAYA IKAN KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus)

7 47 42

Analisis kelayakan usaha budidaya ikan kerapu macan di Pulau Panggang, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, DKI Jakarta

2 14 132

Keragaman Dan Keberadaan Penyakit Bakterial Dan Parasitik Benih Kerapu Macan Epinephelus Fuscoguttatus Di Karamba Jaring Apung Balai Sea Farming Kepulauan Seribu, Jakarta

0 3 80

Optimasi Pengelolaan dan Pengembangan Budidaya Ikan Kerapu Macan pada Kelompok Sea Farming di Pulau Panggang, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu

4 38 247

Pertumbuhan ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus Forsskal, 1775) di Perairan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu

0 9 48

Analisis Keragaan Usaha Budidaya Pembesaran Ikan Kerapu Macan Epinephelus fuscoguttatus dan Ikan Kerapu Bebek Chromileptes altivelis dalam Sistem Karamba Jaring Apung di Kawasan Sea Farming Pulau Panggang, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu

0 7 215

Model restocking kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) dalam sistem sea ranching di perairan dangkal semak daun, Kepulauan Seribu

3 15 360

Penentuan Lokasi Budidaya Kerapu Macan (Epinephelus Fuscoguttatus) Menggunakan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus di Perairan Kabupaten Sinjai)

0 8 51

POLA AKTIVITAS ENZIM PENCERNAAN LARVA IKAN KERAPU MACAN (Epinephelus fuscogutattus Forsskal, 1775)

0 0 11

PEMBESARAN IKAN KERAPU MACAN (Epinephelus fuscogattatus) METODE KERAMBA JARING APUNG DI KAWASAN TAMAN NASIONAL KEPULAUAN SERIBU Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 15