Tabel 5 Klasifikasi penutupan lahan Kabupaten dan Kota Bogor Penutupan lahan
Luas Area Ha Luas Area
Desember, 2000 Mei, 2001
Desember, 2000 Mei, 2001
Hutan alam 100006.02
69791.13 55
34 Hutan tanaman
28926.99 86055.21
16 42
Semak belukar 52501.41
49512.96 29
24 Total
181434.42 205359.3
100 100
Hasil klasifikasi penutupan lahan pada wilayah kajian terlihat bahwa Kabupaten
dan Kota Bogor hampir didominasi oleh vegetasi. Pada Desember tahun 2000, luas
hutan alam mendominasi hingga 55 namum pada Mei tahun 2001 luasnya
berkurang menjadi 34. Namun, luasan area pada hutan tanaman meningkat dari 16
pada Desember tahun 2000 menjadi 42 pada Mei tahun 2001 Tabel 5.
Luasan pada masing-masing wilayah tidak sepenuhnya menunjukkan kondisi yang
sebenarnya dilapangan. Hasil luasan tutupan wilayah dapat dipengaruhi oleh beberapa
kesalah perhitungan seperti faktor error secara spasial saat proses klasifikasi lahan
dilakukan.
4.2 Distribusi Suhu Permukaan Wilayah
Kajian
Estimasi suhu permukaan diekstraksi dari band 6 yang merupakan band thermal
pada citra Landsat. Band 6 merekam emisi permukaan pada panjang gelombang 10.4-
12.5 m. Pendugaan suhu permukaan didapatkan
dari koreksi
emisivitas Persamaan 8 dimana nilai emisivitas untuk
lahan vegetasi diasumsikan sekitar 0.95 Weng 2001.
Rata-rata suhu
permukaan tiap
penutupan lahan pada Desember tahun 2000 di hutan alam 24
o
C, hutan tanaman 25
o
C, dan semak belukar 26
o
C, sedangkan Mei tahun 2001 suhu permukaan pada hutan
alam 21
o
C, hutan tanaman 23
o
C dan semak belukar 24
o
C. Berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa suhu permukaan pada hutan
alam lebih rendah dibandingkan vegetasi lainnya Tabel 6. Kisaran nilai suhu
permukaan pada tutupan lahan hutan dan semak belukar tersebut hampir sama dengan
penelitian yang dilakukan oleh Prawanto 2010 di hutan gunung Walat, Sukabumi.
Rata-rata suhu permukaan yang didapatkan pada tutupan lahan hutan adalah 16-22
o
C dan semak belukar 19-25
o
C. Perbedaan nilai suhu permukaan tiap
penutupan lahan tergantung dari jenis tutupan lahan seperti perbedaan kapasitas
panas yang dimiliki. Suatu benda dengan kapasitas
panas yang
besar akan
menghasilkan perubahan suhu yang rendah. Sebaliknya benda dengan kapasitas panas
yang kecil akan menghasilkan perubahan suhu yang tinggi. Selain itu, sifat fisik dari
dari vegetasi hutan alam, hutan tanaman dan semak menyebabkan suhu permukaan yang
diterimanya juga berbeda. Hal ini juga dijelaskan oleh Puturuhu 2008 bahwa sifat
fisik vegetasi bervariasi berdasarkan spesies tanaman, stress lingkungan dan fenologi.
Tabel 6 Rata-rata suhu permukaan tiap penutupan lahan tahun 2000 dan
2001 Penutupan
lahan Suhu Permukaan
o
C Desember,
2000 Mei,
2001 Hutan
Alam 24
21 Hutan
Tanaman 25
23 Semak
Belukar 26
24 Berdasarkan hasil yang didapatkan dari
kedua data citra yang digunakan, nilai suhu permukaan yang dihasilkan pada Desember
tahun 2000 lebih besar dibandingkan Mei tahun 2001 Tabel 6. Hal ini disebabkan
oleh perbedaan dari kondisi kedua data citra yang digunakan. Data citra tahun 2000
diambil saat posisi matahari berada dibagian selatan wilayah Bogor yaitu pada tanggal 3
Desember, sedangkan pada tahun 2001, posisi matahari berada dibagian Utara
wilayah Bogor yaitu pada tanggal 15 Mei. Adanya perbedaan posisi matahari terhadap
wilayah kajian ini dapat mempengaruhi besarnya nilai suhu permukaan. Weng
2001
menjelaskan bahwa
perbedaan pencahayaan
radiasi matahari,
kondisi vegetasi dan pengaruh atmosfer pada data
citra dapat mempengaruhi nilai suhu permukaan.
4.3 Distribusi Kompenen Neraca Energi