merah karena pada spektrum ini vegetasi lebih banyak menyerap energi untuk
fotosintesis. Vegetasi memiliki nlai pantulan maksimum pada spektrum hijau.
Spekturm near infrared NIR memiliki nilai pantulan vegetasi yang lebih tinggi
dibandingkan spektrum visible biru, hijau, merah karena adanya struktur selular di
dalam daun. Pada tipe lahan vegetasi yang sama, nilai-nilai pantulan bergantung pada
faktor-faktor lain seperti kelembaban daun dan kesehatan tanaman.Salah satu masalah
utama dalam menentukan kuantitas vegetasi menggunakan penginderaan jauh adalah
resolusi spasial dari sensor tersebut umunya lebih besar daripada objek vegetasi.
2.5.3 Citra Satelit Landsat
Citra satelit Landsat merupakan suatu hasil program sumberdaya bumi yang
dikembangkan oleh
The National
Aeronautical and Space Administration NASA Amerika Serikat pada awal 1970-an
Sukristiyanti et al 2009. Satelit Landsat mulai diopersikan pada tahun 1972 hingga
saat ini telah sampai pada seri ke-7 1998 dengan orbit polar dan sun-synchromous
Chander et al 2009. Satelit landsat melewati wilayah yang sama di atas
permukaan bumi setiap 16 hari sekali Landsat generasi sebelumnya 18 hari.
Beberapa sensor yang digunakan dalam satelit Landsat adalah Return Beam Videcon
RBV, Multi Spectral Scanner MSS dan Thematic Mapper TM. Sensor Ehanced
Thematic Mapper Plus ETM+ merupakan perbaikan dari sistem TM dengan tambahan
band pankromatik yang beresolusi 15 meter Prahasta, 2008.
III METODOLOGI
3.1
Waktu dan Tempat Penelitian
Pengukuran radiasi dilapangan dilakukan di Hutan Badan Litbang Kementrian
Kehutanan Dramaga Bogor. Pengolahan data dan draft laporan dilakukan pada bulan
Februari-Juli 2012
bertempat di
Laboratorium Meteorologi dan Pencemaran Atmosfer
Departemen Geofisika
dan Meteorologi IPB.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat komputer yang
dilengkapi dengan
perangkat lunak
Microsoft Office 2010, ER Mapper 7.1, ArcGIS 9.3, dan Notepad++.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penilitian adalah:
a. Data citra Landsat 7 ETM+ pathrow
12265, tanggal akuisisi 3 Desember 2000.
b. Data citra Landsat 7 ETM+ pathrow
12265, tanggal akuisisi 12 Mei 2001.
c. Peta administratif Kabupaten Bogor dan
Kota Bogor 3.3
Metode Penelitian 3.3.1
Pengolahan Data Citra
Pre-processing image
merupakan pengolahan
awal data
citra sebelum
dilakukan pengolahan lebih lanjut. Tahapan awal yang dilakukan pada pengolahan data
citra meliputi:
a. Koreksi Geometrik
Koreksi geometrik bertujuan untuk menyetarakan koordinat posisi data citra
yang masih merupakan data mentah hingga akhirnya memiliki sistem koordinat posisi
bumi yang benar. Pada penelitian ini koreksi geometrik dilakukan menggunakan metode
registrasi yaitu koreksi antara data citra yang belum terkoreksi yaitu data citra Landsat
ETM+ tahun 2000 dan 2001 dengan data citra yang sudah terkoreksi yaitu data citra
Landsat ETM+ tahun 2010.
b. Cropping Wilayah Kajian
Cropping data wilayah kajian bertujuan untuk menfokuskan area penelitian dan
mengefisienkan besarnya citra satelit yang akan diolah sehingga pengolahan dapat
dilakukan dengan singkat. Data citra satelit Landsat ETM+ pathrow 12265 meliputi
sebagian wilayah kabupaten Bogor dan Jawa Barat bagian selatan. Cropping dilakukan
pada Kabupaten dan Kota Bogor yang menjadi wilayah kajian dalam penelitian ini.
c. Klasifikasi Penutupan Lahan
Metode klasifikasi penutupan lahan menggunakan metode klasifikasi tidak
terbimbing Unsupervised Classification. Metode ini lebih banyak menggunakan
algoritma yang mengkaji sejumlah besar piksel dan membaginya ke dalam sejumlah
kelas berdasarkan pengelompokan nilai Digital Number DN pada citra.
Pada penelitian ini, kombinasi band yang digunakan adalah band 5, 4, dan 2.
Pengunaan kombinasi band ini berdasarkan pada kemampuankepekaan masing-masing
band dalam mendeteksi unsur-unsur spasial Prahasta 2008.
Analisa dalam metode klasifikasi tidak terbimbing dilakukan oleh komputer secara
automatik kemudian
mengkategorikan semua piksel menjadi kelas-kelas dengan
karakteristik spectral yang sama spektrum hamburan warna dari objek di permukaan
yang dipantulkan dan diterima oleh sensor satelit Yunandar 2011.
3.3.2 Estimasi Suhu Permukaan
Estimasi suhu permukaan dari citra satelit Landsat TMETM+ menggunakan
band 6 yang memiliki fungsi thermal infrared dengan panjang gelombang 10.40
– 12.50. Tahapan untuk mendapatkan nilai
suhu permukaan adalah:
a. Konversi Nilai Digital Number Ke
Dalam Nilai Spectral Radiance
Suhu kecerahan
dihitung dengan
menggunakan nilai spectral radiance yang diperoleh dari nilai digital number USGS
2002, persamaannya adalah :
........................7 Ket:
L = Spectral radiance pada kanal
ke-i W.m
-2
. Str
-1
. m
-1
Qcal = Nilai digital number kanal ke-i.
Lmin = Nilai minimum spectral
radiance kanal ke-i Lmax
= Nilai maksimum spectral radiance kanal ke-i
Qcalmin = Minimum pixel value Qcalmax = Maksimum pixel value
b. Konversi nilai Spectral Radiance L
λ
ke Brigthness Temperature T
B
Persamaan yang digunakan mengikuti hubungan yang sama dengan persamaan
Plank dengan dua konstanta kalibrasi. Tabel 2 Konstanta Kalibrasi
Konstanta Kalibrasi Landsat ETM+
Landsat TM K
1
= 666.09 W.m
-2
. Ster
- 1
. m
-1
K
1
= 607.76 W.m
-2
. Ster
- 1
. m
-1
K
2
= 1282.71 K K
2
= 1260.56 K Sumber: USGS 2011
..................................8 Ket:
K
1
= Konstanta kalibrasi 1 Wm
-2
.Str
-1
. m
-1
K
2
= Konstanta kalibrasi 2 K
c. Koreksi Emisivitas