Kerangka Teori Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1. Tinjauan Pustaka

yang berubah ini kita sebut masyarakat. Masyarakat merupakan jalinan hubungan sosial. Di dalam komik Abandon the Old in Tokyo ini dapat dilihat masyarakat yang mengalami perubahan karena didesak oleh perkembangan zaman yang drastis dan mengakibatkan masalah yang kompleks bagi masyarakat yang mengalaminya.

2. Kerangka Teori

Dalam sebuah penelitian diperlukan satu teori pendekatan yang menjadi suatu acuan penulis untuk menganalisis karya sastra tersebut. Penulis menggunakan pendekatan sosiologis dan semiotik dalam menganalisis karya sastra ini. Pendekatan sosiologis bertolak dari pandangan bahwa karya sastra adalah pencerminan kehidupan masyarakat. Jadi melalui sastra, pengarang mencoba mengungkapkan suka-duka kehidupan masyarakat yang mereka ketahui secara jelas. Jadi, bertolak dari pandangan itu maka kritik sastra lebih banyak menggunakan segi-segi sosial kemasyarakatan yang terdapat pada karya sastra tersebut, mempersoalkan segi-segi yang menunjang pembinaan dan pengembangan tata kehidupan. Menurut Mahayana 2005: 337, sastra sebagai dokumen sosial, cerminan situasi sosial, gambaran sosio-historis dan semangat zamannya. Bukan berarti bahwa karya sastra itu adalah objek sosiologi itu sendiri. Sebaliknya, sosiologi Universitas Sumatera Utara adalah alat untuk menafsirkan karya sastra dengan maknanya yang sekunder dengan menghubungkan pemahaman dan pemaknaan unsur-unsur intrinsik karya itu dan mengaitkan dengan unsur ekstrinsik. Wellek dan Warren dalam Semi 1995 : 111 membuat klasifikasi singkat sebagai berikut : 1. Sosiologi pengarang : yakni yang mempermasalahkan tentang status sosial, ideologi politik, dan lain-lain yang menyangkut diri pengarang; 2. Sosiologi karya sastra : yakni mempermasalahkan tentang suatu karya sastra; yang menjadi pokok telaahan adalah tentang apa yang tersirat dalam karya sastra tersebut dan apa tujuan atau amanat yang hendak disampaikannya; 3. Sosiologi sastra : yang mempermasalahkan tentang pembaca dan pengaruh sosial karya sastra terhadap masyarakat. Teori tersebut diperkuat dengan teori yang dibuat oleh Ian Watt dalam Damono 1984 : 3 yang melihat hubungan timbal balik antara sastrawan, sastra dengan masyarakat. Telaah sosiologis suatu karya sastra mencakup tiga hal : 1. Konteks sosial pengarang, yakni yang menyangkut posisi sosial masyarakat pembaca, termasuk di dalamnya faktor-faktor sosial yang bisa mempengaruhi si pengarang sebagai perseorangan di samping mempengaruhi isi karya sastranya. 2. Sastra sebagai cermin masyarakat, yang ditelaah adalah sampai sejauh mana sastra dianggap sebagai pencerminan keadaan masyarakat. 3. Fungsi sosial sastra, dalam hal ini ditelaah sampai seberapa jauh nilai sastra berkaitan dengan nilai sosial dan sampai seberapa jauh nilai sastra Universitas Sumatera Utara dipengaruhi oleh nilai sosial dan sampai seberapa jauh pula sastra dapat berfungsi sebagai alat hibur dan pendidikan terhadap masyarakat pembaca. Hoed dalam Nurgiantoro 1998 : 40 mengatakan bahwa semiotik adalah ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda adalah sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain yang dapat berupa pengalaman, pikiran, gagasan dan lain-lain. Tanda-tanda itu dapat berupa gerakan anggota badan, gerakan mata, mulut, bentuk tulisan, warna, bendera, bentuk dan potongan rumah, pakaian, karya seni, sastra, lukisan, patung, film, tari, musik, dan lain-lain yang berada di sekitar kehidupan kita. Mengenai hubungan karya sastra dengan tanda, Ratna 2004: 117 mengungkapkan sastra dalam bentuk karya sastra atau naskah mengandung banyak tanda-tanda, sesuatu yang lain yang diwakilinya, sebagai tanda-tanda non verbal. Makna tanda-tanda bukanlah miliknya sendiri, tetapi berasal dari konteks di mana ia diciptakan, dimana ia tertanam. Tanda ini dikirimkan sender, yang bisa berarti penulis, kepada penerima receiver, yaitu pembaca. Oleh sebab itu, pemahaman suatu karya sastra tidak bisa dilepaskan dari kenyataannya di luarnya, yaitu masyarakat di mana karya itu lahir. Hubungan antara penulis, karya sastra dan pembaca menyediakan pemahaman mengenai tanda yang sangat kaya. Kemampuan pengarang untuk menuangkan ide dan pengalaman yang dia peroleh dari masyarakat ke dalam karya sastra dan juga kemampuan pembaca untuk bisa memahami atau menginterpretasikan tulisan dan maksud pengarang lewat karyanya menentukan nilai sebuah karya sastra. Penelitian karya sastra dengan pendekatan sosiologis tidak terlepas dari kondisi sosial atau kehidupan masyarakat. Demikian halnya dengan karya sastra, Universitas Sumatera Utara memiliki kaitan yang erat dengan kehidupan masyarakat, karena karya sastra lahir dari masyarakat. Dengan kata lain, penelitian karya sastra dapat dilakukan dengan penelitian sosiologis. Dalam skripsi ini, penulis akan melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan sosiologis berdasarkan teori “sosiologi karya sastra” Wellek Warren dan teori “sastra sebagai cermin masyarakat” Watt. Sementara itu, pendekatan semiotika digunakan untuk menganalisis tanda. Melalui pendekatan sosiologis dan semiotik, penulis berusaha untuk mengungkapkan apa yang tersirat dalam komik Abandon the Old in Tokyo.

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian