WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN METODE PENGUJIAN

28

IV. METODE PENELITIAN

A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

Studi pustaka, pembuatan konsep desain dan gambar kerja dilakukan pada bulan Maret – April 2012. Pembuatan alat dan pengujian dari bulan Mei – Agustus 2012. Selang waktu tersebut juga digunakan untuk perbaikan penyempurnaan alat. Tempat pembuatan alat dilaksanakan di Laboratorium Lapangan Siswadhi Soepardjo, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Pengujian alat dilakukan di laboratorium Motor Bakar, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Pengujian juga dilakukan di PT SWEN Inovasi Transfer yang beralamat di jalan Cikerti nomor 23, Kelurahan Padasuka, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor.

B. METODE PEMBUATAN KARBURATOR BIOGAS

1. Bahan dan Alat

Bahan dan alat yang digunakan dalam pembuatan karburator sebisa mungkin berasal dari bahan-bahan yang mudah didapatkan di pasaran dan harganya murah. Detail biaya pembuatan untuk atu unit karburator ini dapat dilihat pada Lampiran 3. Bahan dan alat yang digunakan dalam pembuatan karburator biogas adalah sebagai berikut: a Bahan utama pembuatan karburator adalah: 1 Batang Aluminium diameter 1.5 inch 2 Batang Kuningan diameter 1.5 inch 3 Niple kuningan ukuran 38 inch 4 Strip aluminium ketebalan 5 mm 5 O-ring seal nomor 025 6 Batang besi diameter 5.5 mm 7 Akrilik ketebalan 5 mm 8 Baud ukuran M3 9 Plat aluminium ketebalan 1 mm 10 Pegas diameter 5 mm b Peralatan utama dalam pembuatan karburator adalah: 1 Mesin bubut 2 Mesin milling 3 Gerinda 4 Mesin Bor duduk 5 Kikir 6 Gergaji 29 7 Kertas Amplas 8 Las karbid 9 Jangka sorong c Alatinstrumen yang digunakan dalam pengujian karburator meliputi: 1 Dinamometer merk DynoMite Gambar 9. Dinamometer 2 Komputer pribadi beserta perangkat lunak Dyno-Max 3 Motor Bensin Honda GX110 4 Dudukan Motor 5 Kantong biogas 6 Perlengkapan kunci pas dan obeng 30

2. Proses Pembuatan Karburator Biogas

Proses Pembuatan karburator dibagi ke dalam beberapa tahapan. Secara umum tahapan – tahapan dalam perancangan karburator dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar 10. Diagram alir rancang bangun karburator biogas mulai Identifikasi permasalahan dan Target yang akan dicapai Penentuan parameter rancangan, rancangan fungsional dan struktural karburator Analisis Teknik Tidak Layak Karakteristik biogas, komposisi biogas Tipe motor, kapasitas, daya, dimensi Air to Fuel ratio, Diameter venturi, diameter dan jumlah port Layak Gambar Teknik Pembuatan Uji Fungsional dan Performa Selesai Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 31 Dari diagram alir pada Gambar 8, terlihat ada 4 tahapan umum dalam proses rancang bangun karburator biogas. Tahap 1 dan 2 telah dijelaskan cukup rinci pada bab sebelumnya. Pada tahap 3 atau tahap pembuatan gambar kerja dan manufaktur prototipe terdapat tahapan – tahapan yang lebih spesifik. Diagram alir yang lebih spesifik dalam proses manufaktur prototipe diperlihatkan dalam Gambar 11. Gambar 11. Diagram alir pembuatan prototipe karburator biogas Prototipe karburator telah siap untuk dibuat apabila gambar teknik telah selesai dibuat. Gambar teknik karburator biogas ini dapat dilihat pada Lampiran 6. Tahap pertama dimulai dengan pembuatan venturi. Bahan yang digunakan adalah aluminium berbentuk silinder pejal dengan diameter 1.5 inch. Aluminium ini dibubut hingga membentuk venturi sesuai dengan bentuk dan dimensi yang tertera pada gambar kerja. Venturi yang dibuat harus memiliki permukaan yang sehalus mungkin. Ini dilakukan untuk mengurangi beban gesekan udara saat karburator dioperasikan. Proses penghalusan ini dilakukan menggunakan kertas amplas saat benda masih berputar di mesin bubut. Setelah dibubut, venturi dilubangi tepat pada lehernya sebanyak 8 lubang dengan diameter masing-masing lubang sebesar 3 mm. 8 lubang ini harus memiliki posisi yang simetris, sehingga sudut antar lubang dibuat sebesar 45 derajat. Tahap kedua ialah pembuatan dudukan. Dudukan dibuat menggunakan mesin milling sesuai bentuk dan dimensi pada gambar kerja. Ukuran lubang tengah dudukan harus dicek dengan dimasukkan pada ujung venturi. Koreksi diameter dapat sedikit dilakukan pada ujung venturi agar diperoleh posisi yang benar – benar tepat ketika dudukan dipasang pada venturi. Tahap ketiga ialah pembuatan selongsong venturi. Selongsong dibuat dari batang kuningan pejal berdiameter 1.5 inch. Kuningan dibubut bagian dalamnya hingga membentuk pipa sesuai Gambar Kerja Pembuatan Venturi Pembuatan Dudukan Pembuatan Selongsong Venturi Pembuatan choke dan throttle Pembuatan lubang choke dan throttle Perakitan komponen Pengujian Fungsional dan Kinerja 32 dimensi yang ditentukan. Sebetulnya proses ini tidak efektif karena bagian kuningan yang terbuang akan lebih banyak daripada yang terpakai. Proses ini dapat digantikan dengan menggunakan pipa kuningan, namun setelah dicari di pasaran ternyata tidak ada pipa kuningan yang memiliki diameter yang sesuai dengan kebutuhan. Bagian dalam selongsong harus benar – benar halus. Permukaan yang kasar dapat menyulitkan proses perakitan dan membuat O-ring tertarik keluar dari dudukannya dan bahkan terputus. Untuk itu setelah dibubut selongsong dihalus secara manual menggunakan kikir dan kertas amplas. Proses penghalusan menggunakan kertas amplas dilakukan secara bertahap mulai dari tingkat kekasaran sedang, halus, hingga paling halus. Proses berikutnya ialah pemasangan lubang inlet biogas. Pemasangan ini dimulai dengan pembuatan lubang pada selongsong menggunakan bor. Pada lubang ini selanjutnya dipasang niple kuningan dan dilas. Proses pengelasan niple harus sangat teliti dan hati – hati. Pengelasan yang salah akan menyebabkan lelehan kuningan masuk ke dalam selongsong, terjadi deformasi pada selongsong akibat panas, atau bahkan selongsong ikut meleleh saat proses pengelasan. Bagian dalam hasil pengelesan harus tetap halus dan tidak ada tonjolan sedikit pun pada bagian dalam selongsong. Pada bagian samping selongsong, dibuat cekungan sepanjang selongsong sebagai tempat baud pengencang karburator. Cekungan dibuat pada kedua sisi selongsong dengan sudut sebesar 20 derajat dan dibuat menggunakan gerinda. Tahap keempat ialah pembuatan choke dan throttle. Pembuatan choke dan throttle dimulai dengan membentuk plat menjadi piringan berdiameter 23 mm untuk choke dan 16 mm untuk throttle dengan menggunakan gerinda dan kikir. Lalu di tengah – tengah piringan tersebut dilubangi dengan bor ukuran 3 mm untuk tempat baud pengencang. Proses berikutnya yaitu membentuk batang besi berdiameter menjadi batang choke dan throttle. Batang ini digerinda ujungnya hingga membentuk kurva. Lalu pada bagian yang akan dipasangkan piringan, batang digerinda setengahnya sehingga penampangnya berbentuk setengah lingkaran. Hal ini bertujuan agar batang menjadi lebih ramping dan tidak mengganggu aliran udara ketika karburator dioperasikan. Di tengah – tengah bagian yang digerinda ini selanjutnya dilubangi dengan bor ukuran 2.5 mm dan dibuat ulir dengan tap ukuran M3 dengan pitch 1.25. Tahap berikutnya ialah pembuatan tuas choke dan throttle. Tuas dibuat menggunakan akrilik dengan ketebalan 5 mm. Akrilik ini dibentuk menggunakan gerinda, bor dan dilem agar berbentuk seperti tuas choke dan throttle pada karburator bensin. Setelah semua bagian dibuat, maka choke dan throttle dapat dirakit menjadi satu kesatuan. Tuas dan batang direkatkan menggunakan lem epoxy sedangkan piringan dikencangkan menggunakan baud. Tahap kelima ialah pembuatan lubang untuk choke dan throttle serta pembuatan penahan choke dan sekrup tanpa beban. Lubang ini sengaja dibuat setelah komponen – komponen lain selesai agar lubang yang dihasilkan benar – benar lurus dan sejajar. Pembuatan lubang dimulai dengan merakit venturi dan selongsongnya. Venturi dirakit dengan o-ring dan selongsong dengan bantuan pelumas. Setelah terpasang kuat, selongsong dilubangi menggunakan bor duduk hingga menembus venturi pada posisi dan sampai pada kedalaman yang sesuai dengan gambar kerja. Setelah satu lubang dibuat, pasangkan choke atau throttle pada lubang tersebut sesuai tempatnya dan kencangkan. Lalu buat lubang lainnya dengan kondisi choke atau throttle masih terpasang kencang, sehingga posisi lubang tadi tidak berubah saat lubang kedua dibuat. Setelah lubang dibuat, choke dan throttle dipasang dan selanjutnya dipasang pembatas choke dan sekrup tanpa beban menggunakan lem. Pembatas choke dan throttle dibuat dari akrilik dan pada pada pembatas throttle diberi baud yang berfungsi sebagai sekrup tanpa beban. 33 Tahap keenam dan terakhir ialah proses perakitan. Semua komponen yang telah dibuat dibersihkan dari sisa – sisa kotoran dan diberi pelumas. Lalu tiap bagian dirakit hingga menjadi karburator yang utuh.

C. METODE PENGUJIAN

Karburator diuji untuk mengetahui pengaruhnya pada kinerja motor. Parameter yang diukur pada pengujian ini meliputi putaran motor, daya, dan torsi yang dihasilkan. Karburator diuji pada berbagai perlakuan sesuai jumlah lubang biogas yang terbuka. Jumlah lubang biogas yang terbuka akan mempengaruhi rasio luas penampang antara lubang udara masuk dan lubang biogas. Rasio luas penampang ini dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Perlakuan saat pengujian dan rasio luas penampang Nomor Perlakuan jumlah lubang Rasio Luas penampang 1 2 1 : 5.556 2 4 1 : 2.778 3 6 1 : 1.852 4 8 1 : 1.389 Secara teoritis rasio ideal antara biogas dan udara dapat dihitung menggunakan reaksi pembakaran yang terjadi dalam silinder sebagai berikut: � 4 + 2 2 → 2 + 2 � 2 12 Koefisien pada reaksi di atas memperlihatkan rasio yang dibutuhkan antara metana dan oksigen yang dibutuhkan, yaitu sebesar 1:2. Walaupun nilai ini dinyatakan dalam satuan mol, namun dengan mengasumsikan gas –gas yang terlibat ialah gas ideal maka sesuai hukum Avogadro maka nilai rasio ini juga berlaku untuk volume. Hal ini terjadi karena biogas dan udara dicampur pada tekanan yang sama di dalam venturi. Dengan asumsi kandungan metana pada biogas sebesar 60 dan kandungan oksigen ada udara sebesar 20.9, didapatkan rasio yang ideal antara biogas dan udara sebesar 1:5.7. Pengujian dilakukan menggunakan dinamometer merk Dyno-Mite dengan perangkat lunak Dyno-Max yang telah diinstal pada seperangkat komputer pribadi. Dinamometer yang digunakan berjenis water brake, artinya dinamometer memanfaatkan air sebagai sumber gesekan dengan poros motor. Untuk itu pengujian dilakukan di dalam laboratorium dekat dengan sumber air. Langkah dalam melakukan pengujian dimulai dengan mempersiapkan segala perlengkapan, termasuk motor bensin, karburator biogas, toolbox beserta isinya, dinamometer, komputer pribadi beserta perangkat lunak perekam data, dan sumber air. Dinamometer dipasang pada poros motor dan dikencangkan. Semua selang-selang penyalur air dihubungkan pada sumber air dan dinamometer serta tempat pembuangan air. Selanjutnya dinamometer dan komputer dihubungkan menggunakan data recorder dan kabel yang tersedia. Setelah semua perangkat keras terhubung, komputer dinyalakan dan perangkat lunak Dyno-Max dijalankan. Dalam pengujian ini setidaknya ada tiga orang untuk dilibatkan. Satu orang bertugas memberi beban dinamometer, satu orang bertugas menyalakan motor dan berjaga di dekat motor selama pengujian, sementara satu orang sisanya bertugas mengatur katup biogas dan mengoperasikan komputer. Sebelum dilakukan pengujian, motor dipanaskan terlebih dahulu dengan cara dinyalakan dan dibiarkan pada rpm rendah selama beberapa menit. Hal ini perlu dilakukan agar semua sistem di 34 dalam motor telah berjalan normal, terutama sistem pelumasan. Dengan demikian data yang didapatkan dapat lebih valid. Pengujian dimulai dengan menjalankan motor hingga pada putaran maksimum yang bisa dicapai. Putaran maksimum ini diperoleh dengan cara mengatur throttle dan katup biogas. Setelah motor stabil pada putaran maksimumnya, data mulai direkam dan beban diberikan perlahan dengan cara memutar katup load pada dinamometer dengan sangat halus dan perlahan. Proses pemberian beban harus dilakukan dengan sangat hati-hati, karena lonjakan beban yang terlalu besar akan membuat putaran motor turun drastis sehingga data yang dihasilkan tidak merata di setiap rpm. Selama pemberian beban layar komputer harus terus diperhatikan untuk melihat torsi dan rpm yang dihasilkan. Ketika putaran motor telah menurun dan torsi turun maka pengujian telah selesai dilakukan Beban dapat dilepaskan dan ketika motor telah stabil di putaran tinggi, motor dapat dimatikan. Setiap perlakuan dilakukan pengujian sebanyak tiga kali untuk memastikan data yang dihasilkan benar-benar valid. Gambar dinamometer dan perangkat komputer pribadi ditunjukkan pada Gambar 12 sedangkan skema setup pengujian ditunjukkan pada Gambar 13. Gambar 12. Komputer pribadi dengan perangkat lunak Dyno-MAX kiri dan dinamometer yang telah terpasang pada motor bensin kanan. 35 = Biogas = Air = Listrik = Data Gambar 13. Skema setup pengujian karburator biogas

D. SIMULASI ALIRAN MENGGUNAKAN COMPUTATIONAL FLUID