15 Efisiensi panas motor selanjutnya dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 7
Pramuhadi, 2010: =
7 dimana:
TE = Efisiensi panas
P = Daya motor kW
= Daya yang ada pada bahan bakar kW. Daya yang ada pada bahan bakar dapat diartikan sebagai laju energi yang masuk ke motor
dari aliran bahan bakar yang dikonsumsi oleh motor. Daya ini dapat dihitung dengan Persamaan 8 Goering dan Hansen, 2004:
= � ×
8 Dimana:
HV = Nilai kalor bahan bakar
fc = konsumsi bahan bakar kgs
Nilai efisiensi panas bisa mengacu pada Indicated thermal efficiency atau Brake Thermal Efficiency. Perbedaan keduanya terletak pada perbedaan daya yang dijadikan acuan, Indicated
Power atau Brake Power.
C. KARBURASI
1. Definisi Karburasi
Proses pembentukan campuran udara-bahan bakar yang mampu bakar dengan cara mencampurkan bahan bakar dan udara pada takaran yang sesuai sebelum masuk ke dalam
silinder motor dinamakan karburasi dan alat yang melakukan tugas ini dinamakan karburator. Proses karburasi dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut:
1 Kecepatan motor
2 Karakteristik bahan bakar
3 Temperatur udara masuk
4 Desain karburator.
Motor bakar modern kebanyakan beroperasi pada kecepatan tinggi, dan menyebabkan waktu yang tersedia untuk proses pembentukan campuran udara-bahan bakar sangat sedikit. Misalnya,
sebuah motor bakar yang beroperasi pada kecepatan 3000 rpm akan hanya memiliki waktu sekitar 10 ms untuk proses pembentukan campuran. Apabila kecepatannya ditingkatkan menjadi
6000 rpm, maka waktu yang tersedia tinggal 5 ms. Oleh karena itu, untuk diperoleh hasil karburasi yang baik maka kecepatan udara pada titik dimana bahan bakar dicampurkan harus
16 ditingkatkan. Hal ini diperoleh dengan membuat venturi pada jalur aliran udara. Bahan bakar
dicampurkan tepat pada bagian tersempit dari venturi.
2. Campuran Udara – Bahan bakar
Sebuah motor biasanya beroperasi pada kecepatan dan beban yang berbeda-beda. Untuk keperluan ini, campuran yang baik antara bahan bakar dan udara harus disuplai ke dalam
silinder. Bahan bakar dan udara dicampur untuk membentuk tiga jenis campuran, yaitu: 1
Campuran stoikiometrik 2
Campuran kaya 3
Campuran miskin Campuran yang tepat secara stoikiometrik yaitu campuran yang memiliki tepat jumlah udara
untuk membakar bahan bakar yang ada. Misalnya, untuk membakar satu kilogram oktana diperlukan 15.12 kg udara. Sehingga, campuran yang tepat secara stoikiomterik adalah 15.12:1.
Nilai ini akan sedikit bervariasi pada berbagai jenis bahan bakar hidrokarbon. Campuran yang kaya yaitu campuran yang mengandung lebih sedikit udara dibanding
campuran stoikiometrik, misalnya 10:1 atau 12:1, sedangkan campuran yang miskin yaitu campuran yang memiliki lebih banyak udara dibanding campuran stoikiometrik, misalnya 17:1
atau 20:1. Walaupun demikian, ada batasan tertentu dari nilai ini yang memungkinkan untuk terjadinya
pembakaran di dalam ruang bakar. Di luar nilai itu, campuran akan terlalu kaya atau terlalu miskin untuk dibakar di dalam silinder.
3. Prinsip Kerja Karburasi