Gambaran Umum Korupsi di Daerah Termasuk yang bersumber dari APBD di Indonesia.
94 Sumb
Gam
tahun baru
Tabe
Ta 2
2 2
2 2
2 2
2 2
2 2
Sumb
pemb tidak
Ji w
a
ber: Sensus mbar 15. Ju
20 Tingginy
n, namun da yang masuk
el 5. Perkem tahun 2
ahun 2000
2001 2002
2003 2004
2005 2006
2007 2008
2009 2010
ber: BPS Pr Jumlah p
bangunan, n k disertai d
500,000 1,000,000
1,500,000 2,000,000
2,500,000 3,000,000
3,500,000 4,000,000
4,500,000
Ji w
a
s Penduduk umlah Pend
010. ya pertumbu
aya tarik in k ke wilaya
mbangan RL 2000-2010
Angka Mel Huruf
9 9
9 9
9 9
9 9
95 9
rovinsi Ban penduduk y
namun kua dengan kual
1961 197
2010. duduk Kabu
uhan pendu ndustri peng
ah-wilayah t LS Sebagai K
ek Rat
Sek
92.1 92.5
93.8 94.2
94 95.6
95.6 95.6
95.6 5.95
96.2
nten,2010. yang besar
antitas pend litas sumb
71 1980
19
Tahun
upatenKota
uduk terjadi golahan pun
tersebut. Komponen
ta-rata Lam kolahtahun
8 8
merupakan duduk tidak
ber daya m
990 2000
2
n
a di Provin
i secara ala n telah mend
IPM Provin
a Indek
6.8 7.1
7.9 8.1
7.9 8
8.1 8.1
8.1 .15
.32
n potensi b klah berarti
anusia yang
2010 k
k k
K
k k
nsi Banten
ami dari tah datangkan m
nsi Banten
ks Pembangu Manusia
agi daerah i apa-apa a
g baik. Ind
kab. Pandeglan kab. Lebak
kab.Tangerang Tanggerang
Kabkota Seran
kota Tangeran kota Cilegon
1961-
hun ke migran
unan
63.8 65.3
66.6 67.2
67.9 68.8
69.1 69.3
69.7 70.06
70.48
untuk apabila
dikator
ng
g Selatan
ng g
95 pendidikan di provinsi Banten dapat diukur dengan angka Rata-Rata Lama
Sekolah RLS dan Angka Melek Huruf AMH yang merupakan dua dari empat komponen dalam mengukur Indeks Pembangunan Manusia IPM.
Pada Tabel 5 menunjukan RLS dan AMH terus mengalami peningkatan sejak tahun 2000 sampai dengan tahun 2010, namun secara
nasional IPM di provinsi Banten masih sangat jauh dari rata-rata nasional Tabel 6.
Tabel 6 menunjukan bahwa Banten memiliki peringkat yang rendah apabila dibandingkan secara nasional maupun dengan provinsi lainnya di
pulau Jawa. Pada tahun 2004 dan 2009 IPM Banten termasuk dalam peringkat yang rendah di pulau Jawa atau peringkat ke-20 pada tahun 2004
dan peringkat ke-23 pada tahun 2009 di Indonesia. Tabel 6. Peringkat IPM Provinsi Banten di Pulau Jawa
Provinsi 2004 Peringkat
2009 Peringkat
DKI Jakarta 75.80
1 77.30
1
Jawa Barat 69.10
14 71.60
15
Jawa Tengah 68.90
17 72.10
14
Yogyakarta 72.90
3 75.20
4
Jawa Timur
66.80 23
71.00 18
Banten 67.90
20 70.00
23 Sumber : BPS dan UNDP, 2010.
Ukuran Populasi yang besar namun tidak disertai adanya kualitas penduduk hanya akan memberikan beban bagi proses pembangunan.
Kuantitas penduduk yang tinggi, namun tidak disertai dengan kualitas penduduk yang memadai, mengakibatkan penduduk asli daerah tersebut
hanya menjadi “kuli” di tanah sendiri, terlebih karena investasi yang masuk demi meningkatkan PAD bertumpu pada Penanaman Modal Asing PMA
bukan investasi yang bertumpu pada kearifan lokal. Selain terdapat kesenjangan distribusi pendapatan di Provinsi Banten
dan peringkat IPM yang rendah, ternyata pencapaian pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada faktanya tidak mampu menyerap tenaga kerja di provinsi
Banten. Pada gambar 16, misalnya angka persentase pengangguran di Banten
96 tahun
selur tren p
Sumb Gam
TPT Kerja
yang kema
Bant diban
dari 2009
“Pem bersa
Bant beras
berbe
129
An 200
200 200
201 201
n 2007-201 ruh Indones
penurunan a
ber: BPS Pr mbar 16. Tin
Menarik T Banten b
a Pertanggu g menyamp
ampuan me ten sebesar
ndingkan ta data BPS y
9 adalah 14. Menurut
mbohongan ama BPS P
ten, beliau sal dari m
eda dari ver
nzar D, Op.cit 07
08 09
10 11
T
1 masih tin sia, walaup
angka peng
rovinsi Ban ngkat Pengan
knya pada ta erbeda deng
ungjawaban paikan “ke
empertahan 6.50 perse
ahun 2007 yang menun
97 persen a t Anzar P
Publik”. K rovinsi Ban
mengetahu metodologi p
rsi BPS, car
t , hal 62.
Tingkat P
ggi, bahkan pun mengal
gangguran n
nten, 2012. ngguran Te
ahun 2009, gan data da
n LKPJ ta eberhasilan
nkan persen en pada tah
sebesar 6. njukan bahw
atau 652.46 Pemerintah
Ketika beliau nten dalam
ui asal pers perhitungan
ra menghitu
8.3 8.1
7.14 6.56
Pengang
Banten
n tertinggi d ami penuru
nasional.
erbuka di Pr angka Tin
alam Dokum ahun 2009
lainnya ntase penga
hun 2008 da 71 persen
” wa persentas
62 orang. Provinsi
u menjadi n Panita khu
sentase pen n versi Bap
ung pengan
9.11 39
4
gguran T
Nasional
dibandingka unan hal te
rovinsi Bant gkat Penga
men Nota Pe Provinsi B
pada age angguran
an 2009, ya
129
. Angka se pengang
Banten t narasumber
usus Pansus ngangguran
ppeda deng ngguran terb
1 15.
14.9 13.68
13.06
Terbuka
an provinsi l ersebut men
ten. angguran Te
engantar La Banten hal
nda ini a terbuka Pr
ang menuru ini jauh be
guran pada
telah mela ahli dalam
s LKPJ Pr terbuka te
gan rumus buka secara
15.75 .18
97
lain di ngikuti
erbuka aporan
12-13, adalah
rovinsi un jika
erbeda tahun
akukan m acara
rovinsi ersebut
yang lazim
97 adalah “jumlah pengangguran dibagi jumlah angkatan kerja dikalikan 100
persen” atau 652 462 dibagi 4 357 420 dikalikan 100 persen adalah 14.97 persen. Dalam versi Bappeda yang diklaim sebagai keberhasilan pemerintah
Provinsi Banten, rumusnya menjadi “jumlah pengangguran dibagi jumlah populasi dikalikan 100 persen” atau 652 462 dibagi 9 782 800 dikali 100
persen dan hasilnya 6.66 persen bukan 6.5 persen bahkan dengan rumus tak lazim pun, pembulatan angkanya juga ditulis tidak tertib. Beliau
menyampaikan, pada akhirnya BPS dan BI Provinsi Banten membenarkan bahwa metode perhitungan Bappeda memang tidak lazim sehingga bisa
menimbulkan kesalahan persepsi
130
. Selain itu manipulasi angka juga terjadi pada angka penyakit, fakta ini
didapat dari pemberitaan di media elektronik dengan nara sumber Reisa Kartikasari, Putri Indonesia lingkungan hidup 2010 yang berprofesi sebagai
dokter. Reisa memaparkan terdapat banyak pasien-pasien yang ditolak untuk masuk rumah sakit di daerah Curug-Tanggerang, padahal pasien-pasien
tersebut sudah dalam keadaan gawat dan pada akhirnya tidak tertolong. Penolakan tersebut dilatarbelakangi adanya kepentingan politik, karena akan
dilangsungkan pilkada di daerah tersebut
131
. Beberapa fakta di atas membuktikan Pemerintah Provinsi Banten
belum memiliki komitmen untuk melakukan pembangunan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat, namun berorentasi pada membentuk
prestasi pembangunan yang manipulatif agar dianggap berhasil. Kedua hal yang terungkap diatas itulah yang disebut Kwik Kian Gie sebagai
pencerminan Corrupted mind, yang sifatnya mengelabui masyarakat. Corrupted mind
adalah dimana korupsi sudah merasuk kedalam mental, moral, tata nilai dan nalar berfikir sehingga menjadi tidak normal dalam
berprilaku. Dari sisi politik, perjalanan politik Provinsi Banten tidak bisa
dilepaskan dari adanya isu-isu kekuasaan informal yang didominasi oleh suatu kelompok elit tertentu, yaitu elit kelompok Jawara yang sangat
130
Ibid, hal 62-65, dan Hasil wawancara akademisi Banten, 8 November 2012.
131
Acara Talk Show Hitam Putih, Trans 7, 2 januari 2013.
98 memiliki pengaruh di wilayah Banten. Seorang pemimpin jawara tersebut
sejak tahun 1960-an sudah melakukan pengawalan bisnis beras dan jagung antarpulau Jawa-Sumatera, bukan hanya mengawal, sang pemimpin jawara
tersebut menjadi penyedia logistik bagi Kodam IV Siliwangi, dimana Kodam IV Siliwangi juga berkepentingan atas kestabilan politik wilayah Banten
sehingga membutuhkan orang lokal sebagai perpanjangan tangan. Sebagai kompensasi, sang Jawara tersebut sering mendapatkan
banyak keistimewaan dari Kodam IV Siliwangi dan pemerintah Jawa Barat, sebagian besar proyek pemerintah terutama di bidang konstruksi banyak di
berikan kepada sang Jawara tersebut. Pada tahun 1967 sang Jawara mendirikan perusahaan bidang konstruksi jalan dan bangunan fisik lainnya
yang menjadi salah satu perusahaan terbesar di Banten, tidak hanya itu Sang Jawara menguasai sejumlah organisasi bisnis
132
. Dengan beralihnya struktur politik yang baru dari era OrBa ke
reformasi, sang Jawara mampu mertransformasikan diri dan menjadi lebih berkuasa di banding era OrBa. Awalnya sang Jawara adalah client
businessment
133
yang bergantung pada koneksi pejabat sipil dan militer, tapi tidak merancang siapa yang berkuasa atas politik di Jawa Barat. Dengan
kekuatan finansialnya sang Jawara aktif dalam membantu gerakan pemekaran dan diakui sebagai salah satu tokoh pembentuk provinsi Banten.
Akhirnya secara aktif dia dapat menentukan siapa yang menjadi penguasa di Banten, kini anggota keluarga besarnya berhasil menguasai
berbagai bidang politik, ekonomi, sosial, budaya di provinsi Banten. Memang sang Jawara tidak menduduki jabatan publik secara formal, namun
dia adalah penguasa sesungguhnya di Banten, dan menyebut dirinya “Gubernur jenderal”.
Sepak terjang sang Jawara bukan tanpa perlawanan, banyak perlawanan politik dari kelompok elite lokal dan elite politik islam, namun
132
Baca lebih lengkap di http:www.p2d.orgindex.phpkon52-31-1pril-2011273
, 1 November 2012.
133
Pengusaha yang pada umumnya merupakan kalangan yang mempunyai hubungan dekat dengan sipil dan militer, karena yang menentukan bagi keberhasilan bisnis mereka adalah
patronase politik, lihat Muhaimin Y, Bisnis dan Politik: Kebijakan Ekonomi Indonesia 1950- 1980
, Jakarta :LP3ES, 1991. Hal 188-194.
99 pada akhirnya sebagian dari mereka berbalik bersekutu dengan dinasti sang
Jawara. Seiring dengan berjalannya waktu dan banyaknya kasus meliputi isu korupsi, penggunaan ancaman kekerasan, politik uang, dan kecurangan dalam
pilkada yang menimpa dinasti sang jawara, maka bermunculan lawan-lawan baru dari sekelompok anak muda yang membentuk banyak organisasi yang
memperjuangkan isu anti-korupsi, anti-nepotisme, anti-politik dinasti, dan mendukung politik kesejahteraan
134
. Provinsi Banten telah melakukan empat periode pergantian Gubernur
selama dua belas tahun berdiri sebagai provinsi otonom. Pada tanggal 18 November 2000 dilakukan peresmian Provinsi Banten dan pelantikan pejabat
Gubernur pertama, yaitu Hakammudin Djamal untuk menjalankan pemerintahan sampai terpilihnya Gubernur definitif.
Periode selanjutnya Gubernur yang terpilih adalah Djoko Musnandar dan wakil Gubernur Ratu Atut Chosiyah. Djoko Musnandar dari Partai
Persatuan Pembangunan PPP adalah satu-satunya calon yang mau berpasangan dengan putri seorang tokoh Jawara tersebut, setelah tokoh
Jawara menawarkan pada semua partai politik bahwa siapapun dapat menjadi Gubernur asalkan mau berpasangan dengan putrinya sebagai wakil Gubernur.
Dengan kekuatan uang, lobby dan tentu saja kekerasan elit Jawara mampu memenangkan kandidat yang mereka usung, tidak sulit juga bagi mereka
untuk menjinakan 71 anggota DPRD
135
. Kemudian Djoko Musnandar tersandung kasus korupsi, yaitu korupsi
dana perumahan anggota DPRD Banten dari APBD tahun 2003, dan terbukti memperkaya orang lain dengan kerugian negara sebesar 14 milyar rupiah,
kemudian di nonaktifkan pada tahun 2005, sejak itu wakilnya ditunjuk sebagai Pelaksana tugas Plt Gubernur Banten, dan akhirnya pada Pilkada
tahun 2006 dan 2011, Ratu Atut Chosiyah terpilih menjadi Gubernur Banten. Ada hal yang menarik dalam kasus Djoko Musnandar, wakilnya tidak pernah
diperiksa atau dimintai keterangan, pedahal dalam Berita Acara Pidana BAP
134
http:www.p2d.orgindex.phpkon52-31-1pril-2011273 , Loc.cit.
135
Laporan Penelitian Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Banten 2006 : Regenerasi sebuah Hagemoni Banten Institute
. Tidak dipublikasikan. Hal 13-14.
100 dan keterangan para anggota dewan disebutkan bahwa wakil Gubernur ikut
serta dalam rapat-rapat kompensasi dana perumahan
136
. Tabel 7. Jumlah Anggota DPRD Berdasarkan Partai Politik PemenangPemilu
Legislatif Tahun 2004 dan 2009. Tahun 2004
Tahun 2009 No Nama
Partai Jumlah
Nama Partai Jumlah
1 Partai Golongan Karya Golkar
16 Demokrat 18 2 Partai Keadilan Sejahtera
PKS 11 Partai Golkar
13 3 Partai
Demokrasi indonesia
Perjuangan PDIP 10 PKS 11
4 Partai Persatuan
Pembangunan PPP 8
Partai PDIP 10
5 Partai Demokrat
8 Partai Hati Nurani Rakyat
6 6 Partai Kebangkitan Bangsa
PKB 5 Partai Gerinda
5 7 Partai Bintang Reformasi
PBR 5 PPP 5
8 Partai Amanat Nasional PAN
4 PKB 5
9 Partai Bulan Bintang PBB 3 PBB 3
10 Partai Damai Sejahtera PDS 2
PAN 2 11 Partai Nahdatul Umat
Indonesia PNUI 1
PKPB 2 12 Partai Serikat Indonesia
PSI 1 PBR
1 13 Partai Karya Peduli Bangsa
PKPB 1 PDS
1 14 -
PKNU 1 15 -
PPNUI 1 16 -
PPD 1
Jumlah 75
85 Sumber: BPS Provinsi Banten 2004, KPU Provinsi Banten 2009.
Pilkada langsung, adalah pelaksanaan Undang-Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang dioperasionalkan melalui Peraturan
Pemerintah No.6 tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan
136
Ibid, hal 14
101 dan Pemberhentian Kepala Daerah, dan Wakil Kepala Daerah. Merupakan
upaya agar pemimpin daerah dipilih langsung oleh masyarakat, tidak lagi oleh DPRD. Pilkada Gubernur langsung di Provinsi Banten telah dilakukan
dua kali yaitu tahun 2006 dan 2011. Sebelum berhadapan dengan pemilih, para calon kepala daerah harus mendapatkan “tiket” dari partai politik. Tabel
7 menunjukan jumlah anggota DPRD Berdasarkan Partai politik yang menang pada pemilu legislatif tahun 2004 dan 2009.
Pada kedua pilkada Gubernur, Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih adalah Ratu atut Chosiyah-Masduki tahun 2006 dan Ratu Atut Chosiyah-
Rano Karno tahun 2011. Mereka berhasil mengalahkan para incumbent lainnya, Tabel 8 memperlihatkan daftar incumbent dalam Pilkada Gubernur
tahun 2006 dan 2011. Pada pilkada 2006, awalnya ada lima pasangan kandidat, namun ada
satu pasangan calon Gubernur dan wakil Gubernur yang tidak diloloskan oleh KPUD, yaitu Muchtar Mandala-Suryana yang didukung banyak koalisi partai
kecil, KPUD tidak meloloskan berdasarkan persetujuan DPP serta pengajuan keabsahan yang harus ditanda tangani oleh pihak eksekutif sebagai penentu
kebijakan strategis. Puncak kekecewaan pendukung Muchtar Madala-Suryana adalah keluarnya fatwa Golput oleh 42 kyai, dipimpin KH. Muhtadi Dimyati
yang menyatakan kandidat tidak ada yang layak menjadi Gubernurwakil Gubernur, yang layak hanya Muchtar Mandala-Suryana
137
. Perlu digaris bawahi, sesungguhnya pada pelaksanaan pilkada
Gubernur langsung pada tahun 2006 ini banyak ditemukan kejanggalan dalam prosesnya, seperti banyaknya persoalan ditubuh KPUD, proses kampanye
yang menyalahi peraturan, masalah pendataan pemilih, dan pasca pemilihan adanya pelaporan oleh ketiga pasangan kandidat ke Mahkamah Agung MA
melalui Pengadilan Tinggi PT Banten, yang menyatakan bahwa hasil penetapan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Banten menyalahi Peraturan
Pemerintah Nomer 6 tahun 2000 yaitu kepala daerahwakil kepala daerah yang mencalonkan diri sebagai calon kepala daerah harus mengundurkan diri
137
Ibid, hal 26.
102 dari jabatannya, namun kenyataannya ada calon yang tidak mengundurkan
diri
138
. Tabel 8. Daftar Incumbent dalam Pilkada Gubernur Langsung Banten.
Pilkada 2006 Nama Incumbent
Partai Pendukung 1
Tryana Sjamun-Benjamin Davnie PAN, PPP
2 Ratu atut Chosiyah-Masduki
GOLKAR, PDIP, PBB, PBR,PDS, PKPB, Partai Patriot
3 Irsjad Djuwaeli- Mas Ahmad Daniri
Demokrat, PKB 4 Zulkieflimansyah-Marisa haque
PKS , PSI Pilkada 2011
Nama Incumbent partai pendukung
1 Ratu atut Chosiyah-Rano Karno
GOLKAR, PDIP, Hanura, Gerindra, PKB, PAN, PBB,
PPNUI, Partai Matahari Bangsa, Partai demokrasi
pembaharuan, Partai Persatuan Rakyat Nasional, Partai
Kesatuan Nahdatul Ulama, PDS, PKPB, PPD, Partai
Merdeka, PNI Marhaen, Partai Republika, Partai Patriot, Partai
penegak demokrasi, dll
2 Wahidin Halim-Irna Narulita Dimyati
Demokrat
3 Jazuli Juwaeni-Makmun Muzzaki PKS , PPP
Sumber: Laporan Penelitian Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Banten 2006, Laporan Hasil Monitoring Pilkada 2011
ICW, 2012diolah.
138
Ibid , hal 27- 67.
103