Manfaat Penelitian Impact of Corruption to Regional Economic Growth in Indonesia (Study Case: Regional Budget Corruption Assumption Mechanism in Banten Province Government at 2011).
24 penyedia sumber daya ekonomi , proteksi dan monopoli, sehingga dapat menarik
“upeti” yang lebih besar lagi dari para kalangan pengusaha swasta
37
. Semua hal itu pada akhirnya menciptakan kesenjangan yang lebar antara pusat dan daerah,
yang akhirnya menciptakan ketidakstabilan kekuasaan Orde Baru. Damanhuri
38
mencatat potret korupsi yang terjadi pada masa Orde Baru, yaitu dimulai oleh korupsi pertamina yang berskala mega pada tahun 1975,
dengan kerugian negara sebesar 12,5 miliar dollar AS. Namun tidak adanya tindakan hukum kepada pelaku-pelaku yang terlibat, menunjukan kelumpuhan
penegakan hukum untuk kasus korupsi pada saat itu. Kemudian terdapat aliran utang luar negeri rata-rata sebesar 5 miliar dollar AS per tahun, sehingga pada saat
Pak Soeharto lengser, stok utang pemerintah sudah mencapai 70 miliar dollar AS. Pada masa itu terdapat banyak investasi langsung perusahaan asing, dan
eksploitasi terhadap sumber daya alam terutama migas dan hutan. Masa OrBa adalah masa pertumbuhan dan perkembangbiakan segala jenis dan bentuk korupsi,
sehingga adanya potensi pertumbuhan ekonomi yang harusnya dapat tumbuh 12 persen per tahun hanya tumbuh di sekitar 7 persen per tahun.
Keruntuhan Orde Baru ditandai dengan reformasi yang dilakukan sejak 1998, Namun ternyata adanya era baru yang memiliki tujuan positif untuk
kemajuan ekonomi maupun politik, justru membuka celah korupsi yang semakin menyebar ke daerah dan berbagai lembaga pemerintah, yudikatif maupun
legislatif pusat dan daerah. Rachbini
39
memaparkan demokrasi pada masa desentralisasi berada masa transisi yang belum matang. Wujud kelahirannya yang
tiba-tiba tidak memberikan kesempatan belajar yang cukup. Akhirnya , pelaku demokrasi kaget dan tidak memiliki keseimbangan untuk mendorong demokrasi
yang adil, transparan dan tertuju untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bentuk demokrasi yang tidak sempurna muncul kembali, seperti bentuk
kolusi pada masa Orde Baru, bahkan lebih parah yaitu kolusi yang melibatkan tidak hanya pemerintah dan pengusaha swasta, tetapi antar parlemen
DPRDPRD dengan pemerintah maupun pemerintah daerah, dengan
37
Harman BK, Negeri Mafia Republik Koruptor:Menggugat Peran DPR Reformasi, Yogyakarta:Lamalera,2012, hal 102.
38
Damanhuri DS, op.cit, hal 128.
39
Rachbini DJ, Teori Bandit,Jakarta: RMBooks,2008, Hal 35.