Anggota Rantai Pasok Pengukuran dan Peningkatan Kinerja Rantai Pasok Agroindustri Gula Tebu (Studi Kasus di PT A).

produksi hanya pada waktu yang ditetapkan sesuai dengan ketersediaan bahan baku di perkebunan bukan berdasarkan permintaan konsumen. Pemenuhan pesanan konsumen dilakukan melalui ketersediaan gula yang ada di gudang. Induk perusahaan PT A memiliki peranan penting dalam menentukan konsumen produknya dengan terlebih dahulu berkoordinasi dengan PT A sesuai dengan ketersediaan produk di gudang. Siklus pengadaan meliputi semua kegiatan budidaya tebu di perkebunan dan menjamin ketersediaannya sesuai dengan target yang telah ditetapkan pada masing-masing perkebunan. Siklus pengadaanbudidaya langsung dimulai setelah masa panen agar ketersediaannya terjamin pada masa giling tahun berikutnya. Siklus pengadaan ini adalah tanggung jawab Bagian Tanaman PT A dengan berkoordinasi dengan Bagian Pabrikasi. Gambar 8 Siklus proses rantai pasok PT A

B. Tinjauan DorongTarik

Perbedaan proses dorong dan tarik terletak pada keputusan eksekusi proses tersebut dilakukan dan melihat apakah bersifat reaktif atau spekulatif terhadap pesanan yang masuk Abror et al. 2011. Proses dorong berlangsung pada kondisi yang tidak pasti karena permintaan konsumen belum diketahui, sedangkan proses tarik berlangsung ketika pesanan konsumen telah diketahui secara pasti. Proses dorongtarik dapat terjadi pada proses bisnis rantai pasok PT A yang dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9 Proses dorongtarik pada rantai pasok PT A Siklus pengolahan Siklus pengadaanbudidaya Perusahaan pengolahan PT A Pemasok perkebunan Konsumen Siklus pesanan konsumen ------------------------------------------------------------------ - Kedatangan pesanan konsumen Siklus pengolahan Proses Dorong Proses Tarik Siklus pesanan konsumen Proses Tarik Siklus pengadaanbudidaya ------------------------------------------------------------------ - Kedatangan pesanan konsumen Proses tarik terjadi pada siklus pengadaanbudidaya dan siklus pesanan konsumen artinya kedua siklus tersebut dieksekusi setelah ada pesanan dari konsumen. Proses dorong terjadi pada siklus pengolahan yang berarti produksi dilakukan sebagai antisipasi dari pesanan konsumen yang akan datang. Siklus pengadaanbudidaya dilaksanakan langsung setelah masa panen sesuai dengan target yang disepakati. Proses ini dikategorikan siklus tarik karena budidaya dilaksanakan untuk menjamin ketersediaan bahan baku pabrik sesuai dengan kapasitas yang telah ditetapkan. Siklus pesanan konsumen dieksekusi apabila telah datang Surat Delivery Order yang dibawa oleh konsumen. Siklus pengolahan PT A dilakukan sebagai pada setiap tahun sesuai dengan masa giling yang telah disepakati, artinya proses ini dilaksanakan sebagai antisipasi dari perminataan konsumen yang akan masuk. Operasi produksi tergantung pada ketersediaan bahan baku yang dipenuhi dari siklus pengadaan bukan berdasarkan seberapa banyak pesanan konsumen yang masuk. Sumber Daya Rantai Pasok A. Sumber Daya Fisik Sumber daya fisik agroindustri gula tebu Indonesia dapat ditinjau dari dua aspek yaitu ketersediaan lahan perkebunan dan kondisi pabrik pengolahan. Lahan perkebunan adalah sumberdaya fisik utama agroindusti gula selain sumber daya fisik gula mentah yang digunakan pabrik pada masa-masa idle. Berdasarkan data DGI luas lahan perkebunan tebu pada kurun waktu 2006-2011 secara umum berfluktuasi dengan kecenderungan menurun. Beberapa hal menjadi penyebab menurunnya luas lahan perkebunan tebu, diantaranya adalah penghapusan sistem Tebu Rakyat Intensifikasi dan banyaknya petani tebu yang mengubah komoditasnya ke non-tebu Pujiatsih et al. 2014. Kondisi luas areal perkebunan dalam kurun waktu 2006-2011 dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Luas lahan perkebunan tebu nasional tahun 2006-2011 Tahun Luas Lahan Ha 2006 396 441 2007 428 401 2008 436 504 2009 422 935 2010 418 259 2011 437 731 Sumber: Pujiatsih 2014 Penguatan sumberdaya fisik aspek perkebunan telah didukung dengan kebijakan pemerintah diataranya adalah dukungan sarana produksi pupuk, bibit pengairan Dept. Perindustrian 2009, pemantapan areal lahan, seleksi izin lokasi, pengukuran, ganti rugi, sertifikasi HGU, rehabilitasi tanaman, penyediaan agroinput, penyediaan sarana dan prasarana, peningkatan produktivitas lahan dan antisipasi perubahan iklim yang tertuang di dalam peraturan Menteri Perindustrian 2010. Permasalahan perkebunan tebu yang ditemukan di lapangan menunjukkan belum adanya inovasi teknologi budidaya tebu, dan masih banyaknya lahan perkebunan tebu keprasan yang frekuensinya lebih dari tiga kali Rusono et al. 2013. Permsalahan ini seharusnya