Kerangka Pemikiran KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka

31

3.2. Kerangka Pemikiran

Operasional Tahu dalam proses produksinya akan menghasilkan produk berupa tahu itu sendiri, produk sampingan atau limbah yang berupa limbah padat dan limbah cair tahu. Tahu yang dihasilkan kemudian dijual kepada konsumen, produk sampingan berupa limbah cair tahu secara langsung akan dibuang ke sungai atau ke badan- badan air lainnya, dan ampas tahu yang merupakan limbah padat akan diolah kembali menjadi keripik ampas tahu, pakan ternak, atau bahan baku bagi industri lainnya. Sebagian besar dari para pengrajin tahu membuang produk sampingan mereka ke sungai atau badan air lainnya tanpa melakukan pengolahan terlebih dahulu terhadap limbah yang dihasilkan. Limbah cair yang dibuang langsung ke sungai memiliki dampak yang buruk bagi para pengguna air tempat limbah cair itu dibuang. Kandungan yang terdapat di dalam limbah cair dapat menimbulkan penyakit bagi para pengguna air serta bau yang dihasilkan sangat mengganggu masyarakat yang tinggal di sekitar sungai. Limbah industri tahu dapat menimbulkan pencemaran yang cukup berat karena mengandung polutan organik yang cukup tinggi. Dari beberapa hasil penelitian, bahan-bahan organik yang terkandung dalam air buangan tersebut memiliki konsentrasi COD berkisar antara 4 000-12 000 ppm dan BOD antara 2 000 – 10 000 ppm, serta mempunyai keasaman yang rendah yakni pH 4-5 2 . Beberapa faktor yang mendasari para pengrajin tahu membuang limbah ke sungai tanpa pengolahan telebih dahulu diantaranya adalah karena kurangnya 2 http:www.scribd.commobiledocumentssearch?query=9Limbah+Tahu+Untuk+Biogascommi t=Search. Diakses tanggal 3 Desember 2010 32 kesadaran mengenai pentingnya melestarikan kualitas air serta pengetahuan mengenai dampak yang ditimbulkan apabila mereka membuang limbah ke sungai, serta mahalnya biaya pembangunan pengolahan limbah yang membuat mereka sangat berat untuk membangun pengolahan limbah karena akan berimplikasi pada kenaikan biaya produksi yang akan menurunkan tingkat penerimaan dan keuntungan mereka. Aktivitas dari proses produksi tahu memberikan eksternalitas bagi masyarakat yang kemudian dapat menimbulkan biaya eksternal bagi masyarakat yang terkena dampaknya seperti biaya kesehatan dan biaya penurunan produktivitas pertanian. Salah satu upaya untuk mengurangi eksternalitas adalah dengan melakukan internalisasi biaya eksternal. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan cara membangun pengolahan limbah cair menjadi biogas. Proses pembangunan pengolahan limbah menjadi biogas tentunya membutuhkan biaya yang cukup besar. Biaya pembangunan ini yang ditanggung oleh para pengrajin tahu. Sebelumnya biaya eksternal tidak dimasukkan ke dalam struktur biaya produksi dan ditanggung oleh masyarakat yang menerima dampak dari pembuangan limbah ke sungai tanpa melalui pengolahan, namun setelah dilakukannya internalisasi, biaya eksternal yang semula ditanggung oleh masyarakat kini ditanggung oleh pengrajin tahu. Pemerintah dalam menanggapi dampak yang berbahaya dari limbah yang dibuang langsung ke sungai menetapkan beberapa kebijakan mengenai pembangunan sistem pengolahan limbah. Salah satu pengolahan limbah yang dapat diadopsi oleh para pengrajin tahu yaitu pengolahan limbah cair menjadi biogas. Pembangunan pengolahan limbah menjadi biogas atau IPAL yang 33 menggunakan limbah cair tahu sebagai bahan baku dapat mengurangi dampak pencemaran lingkungan, selain itu pembuatan IPAL juga dapat menciptakan energi alternatif yaitu pengganti bahan bakar seperti kayu bakar dan minyak tanah. Analisis data dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan profil industri tahu di Desa Kalisari, sedangkan analisis kuantitatif untuk mengestimasi biaya eksternal dengan menggunakan metode change in productivity approach, replacement cost, dan biaya kesehatan, metode biaya produksi untuk mengestimasi biaya produksi setiap pengrajin tahu berdasarkan skala produksi tertentu, metode biaya produksi dan harga pasar untuk mengestimasi nilai manfaat ekonomi internalisasi biaya eksternal, metode willingness to pay untuk mengestimasi tingkat kesediaan petani untuk membayar biaya pengolahan limbah.

IV. METODE PENELITIAN 4.1.