Pengelolaan Limbah PENDAHULUAN 1.1. Latar
12 pengurangan, pemanfaatan, dan pengolahan limbah. Pengurangan limbah
dilakukan melalui peningkatan atau optimasi efisiensi alat pengolahan, optimasi sarana dan prasarana pengolahan seperti sistem perpipaan, meniadakan
kebocoran, dan terbuangnya limbah. Pemanfaatan ditujukan pada bahan baku air yang telah digunakan dalam proses yang sama. Pemanfaatan perlu dilakukan
dengan pertimbangan yang cermat agar tidak menimbulkan gangguan pada proses produksi atau pencemaran lingkungan. Pengolahan limbah adalah upaya terakhir
dalam sistem pengelolaan limbah setelah sebelumnya dilakukan optimasi proses produksi dan pengurangan serta pemanfaatan limbah. Pengolahan limbah
dimaksudkan untuk menurunkan tingkat cemaran yang terdapat dalam limbah sehingga aman untuk dibuang ke lingkungan. Limbah yang dikeluarkan dari setiap
kegiatan akan memiliki karakteristik yang berlainan. Hal ini karena bahan baku, teknologi proses, dan peralatan yang digunakan juga berbeda. Namun akan tetap
ada kemiripan karakteristik diantara limbah yang dihasilkan dari proses untuk menghasilkan produk yang sama. Karakteristik utama limbah didasarkan pada
jumlah atau volume limbah dan kandungan bahan pencemarnya yang terdiri dari unsur fisik, biologi, kimia, dan radioaktif. Karakteristik ini akan menjadi dasar
untuk menentukan proses dan alat yang digunakan untuk mengolah air limbah
4
. 2.6. Biaya
Eksternal
Biaya eksternal meningkat ketika seseorang atau suatu grup tidak menanggung seluruh biaya akibat segala tindakannya, dengan demikian sebagian
biaya tersebut ditanggung oleh pihak lain atau masyarakat luas Zohrabian dan Philipson, 2010. Jenis biaya ini disebut biaya eksternal karena meskipun
4
http:agribisnis.deptan.go.iddownloadlayanan_informasipengolahan_hasil_pertaniandraft_ped oman_desain_teknik_ipal_agroindustri.pdf
Diakses tanggal 25 Desember 2010
13 produsen atau konsumen tidak bertanggung jawab atas tindakannya secara
finansial, namun biaya tersebut nyata bagi anggota masyarakat lainnya Sabour, 2006.
Di dalam pasar bebas, apabila tidak melibatkan eksternalitas, hanya ada satu istilah yaitu biaya produksi dan hanya ada satu istilah keuntungan yaitu
keuntungan yang diperoleh oleh konsumen. Eksternalitas melibatkan pihak ketiga yang bukan produsen atau konsumen yaitu masyarakat yang terkena dampak.
Masyarakat yang terkena dampak berupa biaya yang diakibatkan oleh kegiatan yang dilakukan baik oleh produsen maupun konsumen. Biaya yang ditanggung
oleh pihak ketiga inilah yang disebut dengan biaya eksternal
5
. Biaya-biaya ini dapat berupa biaya kesehatan, biaya pengolahan air, biaya dari penurunan
produktivitas pertanian bahkan biaya penurunan produktivitas kerja. Misalnya saja apabila masyarakat yang tinggal di sekitar sungai tempat produsen membuang
limbah cair hasil proses produksi mereka maka masyarakat yang biasa mengonsumsi air sungai untuk kebutuhan sehari-hari mereka akan terkena
dampak negatif yaitu penurunan kualitas air sungai. Dengan demikian air sungai yang ada menjadi tidak layak pakai karena kualitas air sungai tersebut sudah tidak
sesuai dengan baku mutu air untuk kegiatan konsumsi sehari-hari sehingga masyarakat yang biasa mengonsumsi air tersebut terkena penyakit karena air yang
mereka konsumsi mengandung zat pencemar dan bakteri yang membahayakan
5
http:www.google.co.idurl?sa=tsource=webcd=1ved=0CBIQFjAAurl=http3A2F2 Frepository.gunadarma.ac.id3A80002FKommit2004_ekonomi_010_1481.pdfrct=jq=intern
alisasi+biaya+eksternal- juarna+dan+harmoni+ei=2twUTKuPB823rAeX07GyCAusg=AFQjCNE5r3ztmzDj4dCftY-w-
4SiaNIASKA. Diakses tanggal 1 Mei 2010
14 kesehatan. Menurut Abelson 1979, terdapat kesulitan di dalam mengestimasi
nilai dari biaya eksternal karena tidak adanya pasar yang nyata untuk dampak
yang buruk dari suatu rumah tangga. 2.7.
Internalisasi Biaya Eksternal
Eksternalitas erat kaitannya dengan efisiensi alokasi sumberdaya. Sumberdaya bisa saja dialokasikan melalui berbagai pengaturan kelembagaan
seperti kediktaktoran dictatorship, perencanaan terpusat central planning, atau melalui mekanisme pasar bebas free market. Teori ekonomi standar mengatakan
bahwa meskipun pengaturan kelembagaan selain free market bisa saja mengalokasikan sumberdaya secara efisien, namun hanya mekanisme pasar yang
menghasilkan alokasi yang efisien dan optimal pareto optimal. Dengan kata lain, apabila pasar tidak eksis maka alokasi sumberdaya tidak akan terjadi secara
efisien dan optimal Fauzi, 2004. Sumberdaya alam dalam beberapa hal tidak ditransaksikan dalam
mekanisme pasar atau mekanisme pasar tidak berjalan sempurna. Dalam hal ini contohnya barang lingkungan seperti kualitas air sungai yang merupakan barang
yang tidak memiliki harga pasar sehingga sulit untuk melakukan penilaian. Oleh karena tidak adanya nilai dari kualitas sungai maka masyarakat merasa bebas
untuk memanfaatkan tanpa terikat kewajiban untuk melestarikan sungai Fauzi, 2004. Pemanfaatan air sungai yang dilakukan secara berlebihan dapat
menyebabkan dampak negatif bagi pengguna lainnya, sehingga pengguna lain harus mengeluarkan biaya eksternal karena telah memanfaatkan air sungai yang
tercemar.
15 Menurut Fauzi 2004, di dalam pasar bebas tidak mengenal adanya
eksternalitas. Segala bentuk transaksi dalam hal ini permintaan dan penawaran berjalan sempurna. Artinya pasar dapat memenuhi permintaan yang ada. Akan
tetapi tidak demikian halnya dengan barang lingkungan seperti kualitas air, permintaan akan air yang bersih sesuai baku mutu tidak dapat disediakan oleh
pasar karena ketiadaan pasar bagi kualitas air sungai yang bersih, dalam hal ini pasar tidak berjalan atau dapat dikatakan telah terjadi kegagalan pasar market
failure. Market failure yang disebabkan oleh kegagalan pasar dapat dikurangi dengan beberapa kebijakan diantaranya:
1. Pengaturan property right dengan cara pemerintah memberikan hak
tersebut kepada suatu pihak yang menggunakan barang publik 2.
Internalisasi biaya eksternal 3.
Distribusi right 4.
Optimalisasi produksi dan konsumsi 5.
Aturan insentif dan kompensasi 6.
Penilaian lingkungan 7.
Penyusunan neraca sumberdaya alam 8.
Penetapan otoritas sumberdaya alam Dari kebijakan yang telah diuraikan di atas salah satu yang dapat
dilakukan untuk mengatasi eksternalitas yang menyebabkan penurunan kualitas air sungai yaitu dengan melakukan internalisasi biaya eksternal. Internalisasi
biaya eksternal merupakan upaya untuk menginternalkan dampak yang ditimbulkan dengan cara menyatukan proses pengambilan keputusan dalam satu
unit usaha Fauzi, 2004.
16 Ketika terjadi eksternalitas negatif, biaya privat, yaitu biaya yang dihitung
oleh pabrik untuk membayar semua faktor produksi yang digunakan menjadi terlalu kecil karena tidak memperhitungkan kerugian masyarakat, akibatnya
barang yang dihasilkan oleh pabrik tersebut cenderung menjadi terlalu banyak, mereka tidak memperhitungkan bagaimana dampak pembuangan limbah produksi
ke sungai yang dirasakan masyarakat lainnya yang menggunakan air sungai tersebut Mangkoesoebroto, 1993. Dalam hal ini perusahaan masih belum
menanggung biaya eksternal seperti biaya kesehatan yang ditanggung oleh masyarakat akibat mengonsumsi air sungai yang tercemar tersebut.
a c b
p
d q q -k
e f
Sumber: Folmer 2000
Gambar 1. Pasar Bebas Sebelum Internalisasi Biaya Eksternal
Berdasarkan gambar di atas pada saat pasar bebas ketika belum dimasukkan biaya eksternal ke dalam struktur biaya produksi dalam hal ini MC
q, maka biaya eksternal yang ditanggung oleh masyarakat adalah daerah d-e-q- f, sedangkan surplus konsumen adalah daerah a-b-c dimana surplus yang terjadi
belum menggambarkan surplus sosial.
17 Apabila suatu perusahaan sudah menginternalisasikan biaya eksternal ke
dalam struktur maka kurva biaya produksi dapat dilihat seperti pada Gambar 2. k
a c d b
e
p -k f qs q q
g h i
Sumber: Folmer 2000
Gambar 2. Pasar Bebas Setelah Internalisasi Biaya Eksternal
Apabila perusahaan sudah menginternalisasikan biaya eksternal, maka kurva MC q akan bergeser ke atas menjadi MC q + k sebesar k, dimana k
adalah biaya eksternal yang kemudian ditanggung oleh perusahaan. Internalisasi ini menyebabkan produksi tereduksi dari q menjadi qs, dan mengurangi surplus
dari a-d-e menjadi a-b-c, daerah a-b-c ini yang kemudian disebut dengan surplus sosial karena telah memasukkan komponen biaya sosial ke dalam struktur biaya
produksi. Pada kasus limbah cair yang dihasilkan dari proses produksi tahu,
internalisasi biaya eksternal dapat dilakukan melalui pengolahan limbah cair menjadi biogas sehingga biaya eksternal yang semula ditanggung oleh masyarakat
menjadi tanggungan para pengrajin tahu.
18