15 1,
00; nilai β ini merupakan perbandingan koefisien permeabilitas film kemasan antara gas CO
2
dengan O
2
. Pemilihan jenis film kemasan brokoli dilakukan setelah konsentrasi gas optimum diketahui. Nilai permeabilitas bahan kemasan
yang diperlukan selanjutnya berdasarkan konsentrasi O
2
dan CO
2
optimum yang diperoleh dari hasil penelitian Rokhani 1995 kemudian diplotkan pada kurva
permeabilitas beberapa film kemasan terhadap gas O
2
dan CO
2
sehingga diperoleh jenis kemasan yang sesuai dengan komposisi atmosfir optimum.
F. Pendinginan Produk Hortikultura
Umumnya buah-buahan dan sayuran perlu disimpan pada suhu rendah untuk memperpanjang masa simpannya. Kader 1993 menyatakan bahwa dengan
penyimpanan pada suhu yang optimum dapat memperpanjang umur simpan sampai tiga kali lebih lama. Suhu pendinginan perlu dikendalikan pada tingkat
yang tepat untuk komoditi tertentu agar dapat menghambat proses pernapasan dan perkembangan mikroorganisme. Penyimpanan pada suhu yang lebih rendah dapat
2 4
6 8
10 12
14 16
18 20 21
2 4
6 8
10 12
14 16
18 20 21
2 4
6 8
10 12
14 16
18 20
21
2 4
6 8
10 12
14 16
18 20
21
Rambutan Stroberi
Alpukat
Belimbing Buncis
Pisang Lampung LDPE
β =5.0
Gas Oksigen
G as
K ar
bon di oks
ida
Jambu Mentimun
Kacang merah Terong
Salak Jagung manis
A B
C
Udara β=0.8
Gambar 3. Grafik hubungan konsentrasi gas O
2
dan CO
2
yang direkomendasikan untuk pengemasan buah-buahansayuran
secara MAP sumber: Rokhani, 2008
16 menyebabkan kerusakan yang disebut chilling injury. Kebanyakan buah dan
sayuran tropika mengalami kerusakan oleh suhu 10
o
Pendinginan melibatkan pindah panas dari produk ke medium pendingin seperti sumber refrigerasi. Proses pindah panas meliputi konduksi, konveksi,
radiasi dan evaporasi. Jika suplai listrik tersedia, sistem refrigerasi mekanis adalah sumber yang paling baik untuk pendinginan. Berbagai pendingin dengan
hembusan udara atau forced-air cooler yang dapat dipindahkan telah dirancang untuk digunakan oleh petani dan penangan pascapanen skala kecil Kitinoja dan
Kader, 2002. Akan tetapi, berbagai ragam metode sederhana dapat untuk mendinginkan produk pada mana listrik tidak tersedia atau listrik terlalu mahal.
Beberapa contoh sistem alternatif Thompson, 2003 meliputi ventilasi udara malam, pendinginan radiasi, pendinginan evaporatif evaporative cooling,
penggunaan es atau bawah tanah penyimpanan bawah tanah untuk akar-akaran, field clamps, goa atau penyimpanan di dataran tinggi. Es dapat diproduksi
menggunakan sistem pendingin sinar matahari sederhana, dimana kolektor sinar matahari digunakan untuk menghasilkan tenaga listrik untuk membuat es, yang
kemudian digunakan untuk mendinginkan produk Kitinoja dan Kader, 2002. Es dapat digunakan apakah secara langsung sebagai kemasan dengan es, untuk
mendinginkan air yang digunakan pada hydrocooler, atau sebagai kumpulan es untuk sistem hembusan udara dingin yang kecil atau sistem pendinginan ruang.
C dan yang lebih rendah Pantastico, 1997.
Untuk produk yang dipasarkan segar, metode apapun untuk meningkatkan kelembaban nisbi dari lingkungan penyimpanan atau mengurangi defisit tekanan
uap air antara komoditi dengan lingkungannya akan memperlambat laju kehilangan air. Metode terbaik untuk meningkatkan kelembaban adalah dengan
menurunkan suhu. Metode lainnya adalah dengan menambahkan kelembaban ke udara sekitar komoditi sebagai partikel-partikel kecil air atau kabut,
penyemprotan, atau dengan membasahi lantai tempat penyimpanan. Cara lainnya adalah dengan menggunakan barrier uap air seperti pelilinan, lapisan plastik
polietilen dalam box, box atau ragam bahan pengemas daur ulang dan murah yang dilapisi atau coating seperti lilin atau plastik film. Penambahan bahan pengemas
akan meningkatkan kesulitan kaitannya dengan pendinginan yang efisien, oleh
17 karenanya lapisan dalam berventilasi sekitar 5 dari total area permukaan
direkomendasi. Ventilasi pelapis dalam harus searah dengan ventilasi kemasan untuk memfasilitasi pendinginan produk di dalamnya. Bahan pelapis berventilasi
akan mengurangi defisit tekanan uap air tanpa mengganggu secara serius pergerapan oksigen, karbon dioksida dan etilen Kitinoja dan Kader, 2002.
Sistem pendinginan buah-buahan dan sayuran yang telah dikenal berupa air cooling, hydrocooling, vacum cooling, room cooling atau package icing,
evaporative cooling dan forced-air cooling Hardenburg et al. 1990; Kader, 1993. Room cooling biayanya relatif murah namun metode pendinginan ini
sangat lambat bila listrik untuk refrigerasi mekanis tersedia. Metode pendinginan ini sesuai untuk komoditi yang tidak mudah rusak seperti kentang, bawang, apel,
ubi jalar dan buah jeruk, karena untuk produk yang sangat mudah rusak akan banyak yang rusak sebelum didinginkan terlebih dahulu. Room cooling
dibutuhkan jika menangani produk yang sensitif terhadap suhu chilling dimana pemanenan dilakukan saat pagi-pagi sekali kemudian dibawa ke suhu
penyimpanan 10-13 ºC. Pada kebanyakan ruang pendingin skala kecil produk dimasukkan ke dalam ruangan terlalu ketat yang mana pendinginan sama sekali
tidak terjadi, dan disamping biaya yang tinggi untuk menjalankan sistem refrigerasi, suhu produk sendiri tidak pernah turun sesuai dengan suhu yang
direkomendasikan. Vacum cooling merupakan pendinginan dengan hampa udara dengan azas penguapan Pantastico, 1997.
Metode pre-cooling lainnya adalah forced-air cooling dimana udara ditarik atau ditekan melalui kemasan-kemasan, sangat mempercepat laju
pendinginan untuk berbagai produk. Banyak tipe forced-air coolers dapat dirancang untuk menggerakkan udara dingin lembab di atas komoditi.
Hydrocooling menyediakan pendinginan yang cepat, seragam untuk beberapa komoditi. Komoditi dan juga bahan kemasannya harus tahan basah, klorin
digunakan untuk sanitasi air pendingin dan kerusakan hantaman air Mitchell 1992. Versi yang paling sederhana dari suatu hydro-cooler adalah tangki yang
berisi air dingin dalam mana produk ditenggelamkan. Tipe yang diperlihatkan di bawah ini adalah pancuran-pancuran untuk satu batch produk dengan air es
18 dimana produk bergerak sepanjang konveyor. Hydro-cooler tipe batch dapat
dikontruksi untuk menangani seluruh muatan palet produk Thompson, 2003. Hasil penelitian Dewi 2008 bahwa penggunaan hydrocooling pada pak
choi memberikan pengaruh yang nyata sampai sangat nyata terhadap laju respirasi; dan tidak nyata pada kandungan klorofil a dan b, kandungan total
mikroba, susut bobot, kekerasan dan indeks warna L, a dan b. Air cooling merupakan struktur penyimpanan yang dapat didinginkan
menggunakan udara malam jika perbedaan antara suhu siang dan malam tinggi Thompson, 2003. Fasilitas penyimpanan harus diinsulasi dengan baik dan
ventilasi hendaknya ditempatkan pada ketinggian di atas lantai. Ventilasi dapat dibuka pada malam hari dan kipas-kipas dapat digunakan untuk untuk menarik
udara dingin melalui ruang penyimpanan. Struktur ini akan baik untuk menahan suhu dingin selama panas siang hari jika terinsulasi dengan baik dan ventilasi-
ventilasi ditutup saat menjelang pagi. Penggunaan es sebagai pendingin dapat dilakukan dengan beberapa
metode, yaitu: 1 Package icing dengan menggunakan es sebagai sumber suatu wadah besar bunker untuk pendinginan yang digunakan dengan melalukan udara
melalui tumpukan es kemudian melalui komoditi atau sebagai es penutup produk ditempatkan kontak langsung dengan komoditi; 2 liquid icing, pemberian es
dalam bentuk cair seperti untuk hydrocooling; dan 3 top icing, berupa penempatan es pada bagian permukaan kemasan kontainer. Brosnan dan Wen
Sun, 2001. Menurut Thompson 2003 keuntungan utama penggunaan es sebagai
media pendingin adalah produk yang disimpan tidak mengalami kering, dapat digunakan sebagai penghilang panas lapang field heat, juga sebagai media
pendingin dalam distribusi produk transportasi jarak pendek. Selain dari manfaat tersebut, yang utama adalah biayanya relatif lebih murah karena energi yang
digunakan lebih efisien dibandingkan dengan mesin pendingin refrigerator. Hardenburg et al. 1986 menyatakan bahwa penggunaan es sebagai pendingin,
efektif untuk produk-produk seperti kubis, lobak, brokoli, wortel dan bawang daun.
19
G. Transportasi Hortikultura