Tujuan dan Manfaat Hipotesis Fitoplankton

4 2 Bagaimana gambaran karakter fitoplankton terutama tentang produktivitas primernya disamping kelimpahan, biomassa, dominansi maupun komposisi jenis. 3 Adakah hubungan nyata antara respon karakter fitoplankton tersebut dengan karakteristik perairan. 4 Jika terdapat hubungan nyata, faktor mana yang lebih dominan mempengaruhi dinamika respon fitoplankton tersebut. Secara singkat, yang menjadi rumusan masalah pokok adalah, bagaimana hubungan antara produktivitas primer fitoplankton dengan cahaya dan unsur hara dalam skala spasial di perairan ini pada musim Timur.

3. Tujuan dan Manfaat

Secara umum tujuan penelitian yang dilakukan di perairan Bekasi pada musim Timur ini, adalah mengkaji hubungan antara respon fitoplankton dengan penyebaran unsur hara dan cahaya. Secara lebih terperinci penelitian ini bertujuan untuk mempelajari : 1. Distribusi konsentrasi unsur hara dan intensitas cahaya secara spasial. 2. Nilai produktivitas primer dan biomassa fitoplankton. 3. Faktor lingkungan cahaya atau unsur hara yang secara nyata mempengaruhi produktivitas primer fitoplankton. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang respon fitoplankton sehubungan dengan konsentrasi unsur hara dan intesitas cahaya di perairan ini selama musim Timur. Informasi selama musim Timur ini bersama- sama dengan musim lainnya dapat dipakai sebagai salah satu dasar untuk menentukan produktivitas perairan Muara Jaya Teluk Jakarta serta untuk kepentingan pengelolaan perairan ini selanjutnya.

4. Hipotesis

Semakin jauh dari pantai atau muara sungai, besarnya produktivitas primer fitoplankton serta unsur hara semakin kecil, sebaliknya intensitas cahaya meningkat. II TINJAUAN PUSTAKA

1. Fitoplankton

Plankton merupakan organisme yang berukuran sangat renik yang hidup melayang-layang dalam air dan memiliki kemampuan gerak yang sangat lemah sehingga perpindahannya sangat dipengaruhi oleh pergerakan massa air. Plankton yang berukuran mikroskopis meliputi tumbuhan dan hewan. Golongan dari tumbuhan disebut fitoplankton dan dari hewan disebut zooplankton Odum 1971; Sverdrup et al. 1972; Nybakken 1992; Parsons et al. 1984. Pengelompokan plankton biasanya didasarkan pada ukuran net dan non-net plankton, habitat haliplankton dan limnoplankton dan daur hidup holoplankton dan meroplankton. Berdasarkan ukurannya, Levinton 1982 dan Nybakken 1992 mengelompokkan plankton atas ultraplankton 2 μm, nanoplankton 2-20 μm, mikroplankton 20-200 μm, makroplankton 0,2- 2 mm, dan megaplankton 2 mm. Kilham dan Hecky 1988 menyatakan bahwa fitoplankton lautan didominasi oleh sejumlah jenis Chrysophyta yaitu diatom, cocolithophore, dan silicoflagelata, serta Pyrrhophyta dinoflagellata. Selanjutnya dinyatakan pula bahwa, beberapa kelompok lain dari fitoplankton ada yang kadang-kadang melimpah, tetapi mereka diwakili oleh jenis yang sangat sedikit. Ini meliputi Cyanophyta cyanobacteria; sebagai contoh jenis-jenis dengan ukuran sel yang sangat kecil dari Synechococcus atau berkas-berkas besar dari filamen Oscillatoria [Trichodesmium]. Anggota lain dari fitoplankton lautan adalah Halosphaera divisi Chlorophyta, class Prasinophyceae yang memiliki sel-sel hijau berbentuk bola. Berdasarkan Levinton 1982, komponen-komponen fitoplankton terutama terdiri dari Diatom kelas Bacillariophyceae, Dinoflagellata, Cocolithophore dan alga coklat-emas lainnya kelas Haptophyceae, Blue green alga kelas Cyanophyceae disebut juga Cyanobacteria, Green alga kelas Chlorophyceae, dan Flagellata Cryptomonas kelas Cryptophyceae. Masing-masing komponen tersebut memiliki ukuran tubuh serta bentuk-bentuk sel yang berbeda dan 6 menyumbangkan komposisi yang bervariasi pula terhadap struktur komunitas fitoplankton, serta kehadirannya dapat mencirikan kondisi lingkungan tertentu. Sebaran fitoplankton di laut dipengaruhi oleh banyak faktor baik fisika, kimia, maupun biologi. Penelitian dan tulisan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi sebaran fitoplankton di laut telah banyak dilakukan oleh para ahli. Parsons et al. 1984 menjelaskan bahwa distribusi biogeografis plankton sangat ditentukan oleh faktor lingkungan, seperti cahaya, suhu, salinitas, nutrien, dan faktor-faktor lainnya. Faktor tersebut sangat menentukan keberadaan dan kesuksesan jenis plankton di suatu lingkungan perairan. Cebrian dan Valiela 1999 menunjukkan pada ekosistem pantai tertutup dan terbuka di daerah temperate bagian utara, terdapat dua pola puncak biomassa fitoplankton, yaitu pada akhir musim dingin dan gugur di perairan ekosistem pantai tertutup, sedangkan pada perairan ekosistem pantai terbuka umumnya mencapai puncak dalam musim semi dan akhir musim panas. Interaksi antara kedalaman terbatas atau pencampuran pasang surut dengan variasi musiman cahaya di ekosistem pantai tertutup cenderung bertanggunjawab terhadap perbedaan tersebut. Selain itu ditunjang pula oleh tingginya konsentrasi nutrien di kolom air. Penelitian yang dilakukan oleh Chang dan Gall 1998 di daerah Subtropical Convergence STC pada tiga lokasi mendapatkan bahwa, komposisi jenis dan standing stokbiomassa fitoplankton berbeda secara regional dan musiman musim semi dan musim dingin. Pada kedua musim tersebut, diatom berukuran besar mendominasi pada lokasi frontal dari STC baik musim dingin maupun semi, dan terutama pada musim semi menyebabkan pengurangan dissolved reactive silicate DRSi dan NO 3 - . Hal yang sama ditemukan pula pada lokasi kedua, yaitu di pertengahan daerah subtropik antara pantai Timur dan Barat. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan jenis berukuran besar di kedua lokasi tersebut dibatasi oleh kedua unsur tersebut. Pada lokasi di sub antartik atau daerah dengan nutrien tinggi rendah klorofil Hight Nutrients Chlorophyll Low jenis berukuran kecil lebih mendominasi, ini memberikan indikasi bahwa biomassa dan kelompok fitoplankton kelihatannya dibatasi oleh konsentrasi Fe iron. 7 Laju pertumbuhan fitoplankton di perairan estuari maupun perairan pantai menunjukan respon yang berbeda-beda terhadap kondisi bio-fisika-kimia. Kondisi biogeokimia dimaksud antara lain berupa; flushing Ferreira et al. 2005, toleransi salinitas Ferreira et al. 2005; Caraco et al. 1987, cahaya, unsur hara, Ferreira et al. 2005; Smith 1984; Hecky Kilham 1988; Howarth 1988; Culvin- Aralar et al. 2004 maupun pemangsaan Ferreira et al. 2005; Levinton 1982. Dengan begitu penyebaran fitoplankton di peraiaran estuari dan pantai, akan mengikuti distribusi dari kondisi bio-fisika-kimia tersebut. Zat hara anorganik utama yang diperlukan fitoplankton untuk tumbuh dan berkembang biak ialah nitrogen dan fosfor. Disamping itu, silikat juga merupakan salah satu hara yang diperlukan dan mempunyai pengaruh terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan organisme laut Nybakken 1988. Kelimpahan komunitas fitoplankton di laut sangat berhubungan dengan kandungan nutrien seperti fosfat, nitrat, silikat, dan hara lainnya. Kandungan nutrien dapat mempengaruhi kelimpahan fitoplankton dan sebaliknya fitoplankton yang padat dapat menurunkan kandungan nutrien dalam air. Perubahan komposisi fitoplankton selanjutnya dapat mempengaruhi komposisi zooplankton dan komunitas plankton secara keseluruhan dalam suatu ekosistem Prescott 1963. Komunitas fitoplankton akan mengalami suatu suksesi dominasi jenis secara terus menerus. Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi dominasi dan suksesi jenis meliputi cahaya, konsentrasi dan rasio unsur hara, dan bentuk- bentuk kimia unsur hara Goldman Carpenter 1974. Peningkatan unsur hara yang terus menerus dapat mempengaruhi pertumbuhan dan struktur komunitas fitoplankton, bahkan pada estuari yang kaya nutrien. Karena jenis fitoplankton memperlihatkan perbedaan kebutuhan untuk berbagai nutrien, perubahan pada struktur komunitas terjadi karena perubahan fluks dan konsentrasi relatif unsur hara Sanders at al. 1987. Kebutuhan fitoplankton akan unsur hara dapat dibedakan atas unsur hara makro, mikro yaitu sejumlah unsur kelumit berupa trace elemen, dan nutrien organik. Unsur hara makro meliputi karbon, nitrogen, fosfor, oksigen, silikon, magnesium, potasium, dan kalsium. Unsur mikro atau trace elemen meliputi Fe, Cu, dan vanadium, sedangkan nutrien organik berupa vitamin Valiela 1982. 8

2. Produktivitas Primer