Perumusan masalah Produktivitas Primer Fitoplankton Dan Kaitannya Dengan Unsur Hara Dan Cahaya Di Perairan Muara Jaya Teluk Jakarta

2 Perairan Muara Jaya Teluk Jakarta menerima beban limbah yang masuk melalui sungai, di antaranya melalui sungai Citarum dan Bekasi. Beban limbah tersebut berasal dari limbah permukiman, pertanian, perkotaan, dan industri yang berada di catchment area. Limbah tersebut kemudian berdampak terhadap pengayaan nutrien di perairan ini. Damar 2003 mencatat bahwa beban fosfat, DIN Dissolved Inorganik Nitrogen dan silikat yang masuk perairan Teluk Jakarta melalui sungai berturut-turut adalah 6.741 ton th -1 , 21.260 ton th -1 dan 52.417 ton th -1 yang kemudian secara nyata meningkatkan konsentrasi nutrien di perairan ini . Kondisi bio-fisika-kimia perairan ini dipengaruhi pula oleh kondisi musim, terutama musim hujan dan musim kemarau. Karenanya, setiap musim akan dicirikan oleh sifat-sifat bio-fisika-kimia perairan yang berbeda-beda dan berdampak pada keberadaan, penyebaran, dan aktivitas fitoplankton baik horizontal maupun vertikal. Meskipun penelitian serupa telah banyak dilakukan untuk perairan Teluk Jakarta, namun informasi tentang perairan di sekitar muara-muara sungai pada pantai Bekasi, wilayah perairan Teluk Jakarta sebalah Timur ini masih sedikit. Penelitian dengan tema yang sejenis baru dilakukan oleh Kaswadji et al. 1993 namun hanya terbatas pada musim peralihan Barat - Timur. Penelitian lain oleh Zudiana 1997 dan Abdunnur 1997 yang keduanya dilakukan pada perairan muara Jaya pantai Bekasi, lebih banyak mengungkapkan parameter fisik-kimia, namun tidak dalam konteks respon fitoplankton. Dengan demikian penelitian untuk mengkaji kaitan antara faktor lingkungan dengan respon fitoplankton pada musim Timur masih perlu dilakukan, baik dalam kerangka mengungkapkan informasi ekologinya maupun sebagai kegiatan monitoring, sehubungan dengan adanya proses eutrofikasi di perairan ini.

2. Perumusan masalah

Kondisi biologi, fisika, dan kimia merupakan karakteristik yang dinamis dari suatu ekosistem perairan. Terdapat perbedaan dalam pola penyebaran spasial parameter-parameter tersebut. Variabilitas spasial ini berhubungan dengan adanya pola perubahan musim. Perairan Muara Jaya Teluk Jakarta menerima air tawar melalui sungai yang ada yang debit airnya dipengaruhi kondisi musim. 3 Pada musim Barat atau musim hujan, curah hujan tinggi, sehingga limpasan air tawar yang masuk ke perairan pantai juga besar. Pada musim Timur atau musim kemarau curah hujan rendah, sehingga aliran air tawar yang masuk juga kecil. Besar kecilnya debit sungai mempengaruhi beban limbah organik yang masuk ke perairan pantai. Akibat perubahan musim tersebut, pola penyebaran serta ketersediaan intensitas cahaya dan unsur hara sebagai dua faktor utama yang sangat mempengaruhi fitoplankton juga berubah, baik secara spasial maupun temporal. Di perairan Teluk Jakarta, Damar 2003, Syam 2002, dan Nontji 1984 menunjukkan bahwa, dengan meningkatnya salinitas atau semakin jauh dari garis pantai, nutrien, biomassa, dan produksi fitopankton menunjukkan penurunan, sedangkan intensitas cahaya meningkat. Dikatakan pula bahwa, konsentrasi nutrien, biomassa, dan produktivitas fitoplankton lebih tinggi selama musim hujan dibanding musim kemarau. Di perairan Bekasi, Kaswadji et al. 1993 menunjukkan bahwa konsentrasi nutrien tertinggi terdapat di lokasi pertemuan antara air tawar dan laut, yang berjarak sekitar 500 m dari pantai pada musim peralihan Barat – Timur. Selanjutnya, kelimpahan, dan produktivitas primer fitoplankton lebih tinggi di lokasi sungai daripada lokasi yang jauh dari pantai, tetapi tidak untuk kandungan klorofil-a. Zudiana 1997 dan Abdunnur 1997 mencatat bahwa di sedimen muara Jaya Bekasi, kandungan bahan organik C-organik serta konsentrasi unsur hara N dan P, menunjukkan nilai yang lebih tinggi baik di sedimen maupun perairannya daripada yang ditemui di perairan yang jauh dari muara sungai. Lebih lanjut dikatakan bahwa, faktor yang menyebabkan tingginya nilai tersebut adalah masukan limbah dari daratan yang terbawa melalui aliran sungai. Sehubungan dengan pengaruh musim Timur terhadap cahaya dan nutrien yang mengatur dinamika fitoplankton di perairan Muara Jaya Teluk Jakarta, maka muncul berbagai pertanyaan berikut: 1 Apakah terdapat perbedaan variabilitas spasial yang nyata dalam penyebaran faktor fisika dan kimia terutama cahaya matahari dan unsur hara di perairan ini. 4 2 Bagaimana gambaran karakter fitoplankton terutama tentang produktivitas primernya disamping kelimpahan, biomassa, dominansi maupun komposisi jenis. 3 Adakah hubungan nyata antara respon karakter fitoplankton tersebut dengan karakteristik perairan. 4 Jika terdapat hubungan nyata, faktor mana yang lebih dominan mempengaruhi dinamika respon fitoplankton tersebut. Secara singkat, yang menjadi rumusan masalah pokok adalah, bagaimana hubungan antara produktivitas primer fitoplankton dengan cahaya dan unsur hara dalam skala spasial di perairan ini pada musim Timur.

3. Tujuan dan Manfaat