Bufer pH Bufer Sitrat-Fosfat

59 Lampiran 3. Prosedur Pembuatan Pereaksi DNS dan Bufer pH 1. Pereaksi DNS Sebanyak 19.8 g NaOH, 306 g K Na Tartarat, 8.3 g Sodium Metabisulfit, 10.6 g DNS, dan 7.8 g Fenol telah dicairkan pada suhu 50 o C dicampur dengan 1416 ml akuades. Semua bahan dicampur hingga homogen . Setelah campuran homogen, sebanyak 3 ml ditritrasi dengan HCl 0.1 N dengan menggunakan indikator PP. Apabila ml HCl untuk titrasi lebih dari 6 ml maka untuk setiap penambahan ml HCl 0.1 N, ditambahkan dengan 2 gml NaOH.

2. Bufer pH Bufer Sitrat-Fosfat

a. Bufer sitrat-fosfat untuk pH 4.5 100 ml asam sitrat 0.1 M : 27.8 ml Na 2 HPO 4 : 22.2 ml ditambahkan akuades steril hingga volume larutan mencapai 100 ml b. Bufer sitrat-fosfat untuk pH 5 100 ml asam sitrat 0.1 N : 24.3 ml Na 2 HPO 4 : 25.7 ml ditambahkan akuades steril hingga volume larutan mencapai 100 ml c. Bufer sitrat-fosfat untuk pH 5.2 100 ml asam sitrat 0.1 N : 23.3 ml Na 2 HPO 4 : 26.7 ml ditambahkan akuades steril hingga volume larutan mencapai 100 ml d. Bufer sitrat-fosfat untuk pH 5.4 100 ml asam sitrat 0.1 N : 22.2 ml Na 2 HPO 4 : 27.8 ml ditambahkan akuades steril hingga volume larutan mencapai 100 ml e. Bufer sitrat-fosfat untuk pH 5.6 100 ml asam sitrat 0.1 N : 21.0 ml Na 2 HPO 4 : 29.0 ml ditambahkan akuades steril hingga volume larutan mencapai 100 ml f. Bufer sitrat-fosfat untuk pH 5.8 100 ml asam sitrat 0.1 N : 19.7 ml Na 2 HPO 4 : 30.3 ml ditambahkan akuades steril hingga volume larutan mencapai 100 ml g. Bufer sitrat-fosfat untuk pH 6.0 100 ml asam sitrat 0.1 N : 17.9 ml Na 2 HPO 4 : 32.1 ml ditambahkan akuades steril hingga volume larutan mencapai 100 ml 60 Lampiran 4. Prosedur Pengukuran Gula Pereduksi dengan Metode DNS Apriyanto et al. 1989 dan Kurva Standar Glukosa Untuk Gula Pereduksi 1. Prosedur Pengukuran Gula Pereduksi Pengukuran gula pereduksi dengan menggunakan metode DNS dilakukan dengan cara mencampurkan 1 ml filtrat dari sampel yang akan diuji dengan 1 ml larutan pereaksi DNS kemudian dipanaskan pada air mendidih selama 5 menit. Setelah itu, didinginkan lalu dibaca menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 550 nm. Pembacaan pada spektrofotometer memberikan nilai dalam satuan absorbansi sehingga untuk mengetahui konsentrasi gula pereduksi di dalam sampel tersebut, terlebih dahulu dibuat kurva standar glukosa. Untuk pembuatan kurva standar glukosa, digunakan glukosa standar 0, 100, 150, 200, dan 250 ppm. Masing-masing diambil 1 ml sesuai dengan prosedur pengukuran gula pereduksi di atas. Hasil pembacaan pada spektrofotometer dikumpulkan dan dicari persamaannya, dari persamaan inilah dapat diketahui konsentrasi gula pereduksi di dalam sampel.

2. Kurva Standar Glukosa untuk Gula Pereduksi