II. TINJAUAN PUSTAKA
A. SAGU Metroxylon sagu
1. Botani dan Budidaya Sagu
Sagu adalah tanaman sumber karbohidrat berbiji tunggal yang batangnya menghasilkan sagu. Sagu memiliki daun sirip, menyerupai daun kelapa yang tumbuh pada tangkai daun kelapa. Daun sagu
muda berangsur-angsur berubah menjadi coklat kemerah-merahan apabila sudah tua dan matang. Bunga sagu berbentuk rangkaian yang keluar pada ujung batang. Bunga ini tumbuh didahului dengan tanda
mengecilnya daun bendera. Tanaman sagu berbunga pada umur 8-15 tahun, tergantung pada kondisi tanah, tinggi tempat tumbuh dan varietas. Batang pohon sagu dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini.
Gambar 1. Batang pohon sagu Pohon sagu Metroxylon sp. berkembang biak melalui tunas akar sehingga tumbuh berkelompok
atau dengan bijinya. Di Maluku dan Papua, pohon sagu tumbuh secara alami tanpa adanya budidaya. Taksonomi tanaman sagu menurut Haryanto dan Pangloli 1992 adalah sebagai berikut :
Divisi :
Spermathophyta Ordo
: Spadiciflorae
Kelas :
Angiospermae Subkelas :
Monocotyledonae Famili
: Palmae
Genus :
Metroxylon Di kawasan Indo Pasifik terdapat lima marga Palma yang patinya telah dimanfaatkan, yaitu
Metroxylon, Arenga, Corypha, Euqeissona, dan Caryota. Genus yang banyak dikenal adalah Metroxylon
4 dan Arenga, karena kandungan patinya cukup tinggi. Sagu dari genus Metroxylon, secara garis besar
digolongkan menjadi dua, yaitu : yang berbungaberbuah dua kali Pleonanthic dan berbungaberbuah sekali Hapaxantic yang mempunyai nilai ekonomis penting, karena kandungan karbohidratnya lebih
tinggi. Golongan ini terdiri dari 5 varietas penting, yaitu : a Metroxylon sagus, Rottbol atau sagu Molat.
b Metroxylon rumphii, Martius atau sagu Tuni. c Metroxylon rumphii, Martius varietas Sylvestre Martius atau sagu Ihur.
d Metroxylon rumphii, Martius varietas Longispinum Martius atau sagu Makanaru. e Metroxylon rumphii, Martius varietas Microcanthum Martius atau sagu Rotan.
Dari kelima varietas tersebut, yang memiliki arti ekonomis penting adalah Ihur, Tuni, dan Molat Anonim 2004.
Tumbuhan sagu banyak terdapat di daerah rawa air tawar, rawa bergambut, rawa air payau dengan kadar garam rendah, di sepanjang aliran sungai, dan di sekitar sumber air Soeroso 2008.
Persyaratan ekologis untuk pertumbuhan tanaman sagu adalah pada ketinggian 0-700 m di atas permukaan laut, jumlah curah hujan antara 2000-4000 mm per tahun yang tersebar merata sepanjang tahun Restiwati
1996.
2. Potensi dan Produksi Sagu