36
4.4 Pelaksanaan Lanyanan Bimbingan Kelompok Dengan Metode
Role Play
Guna Meningkatkan Komunikas Antar Pribadi
Role play
adalah suatu teknik dalam bimbingan kelompok, maka penulis menggunakan layanan bimbingan kelompok dengan metode
role play
dalam penelitian ini. Kegiatan ini terdiri dari 7 pertemuan diantaranya, 1x pertemuan
untuk menjelaskan materi komunikasi antar pribadi dan
role play
, 5x pertemuan adalah pelaksanaan
role play
, dan 1x untuk pemantapan. Mula-mula penulis dan didampingi guru BK di sekolah tersebut memanggil ke 5 subjek eksperimen ini,
serta diberikan pengarahan dan penjelasan aturan main dalam penelitian ini. Subjek penelitian menyambut baik dan mereka bersedia diajak kerjasama
untuk menjadi subjek penelitian ini. Peningkatan komunikasi antar pribadi siswa yang diselenggarakan di sekolah yaitu dengan menggunakan salah satu strategi
layanan BK yaitu dengan metode
role play
yang diselenggarakan di sekolah sebanyak tujuh kali pertemuan.
Berikut proses yang akan dilakukan guna peningkatan komunikasi antrpribadi siswa melalui metode
role play :
1. Pertemuan Pertama 14 Agustus 2014 09.30-10.15
Kegiatan dari pertemuan pertama ini adalah menjelaskan materi komunikasi antar pribadi dan
role play.
Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan pada saat jam sekolah berlangsung dengan memanfaatkan jam
pelajaran BK dan jam pelajaran kosong dan diluar sekolah pada waktu
37
setelah berakhirnya proses belajar mengajar di sekolah. Pertama-tama penulis meminta ijin kepada pihak sekolah dan siswa untuk menjadi
subjek penelitian dan memohon keseriusan untuk bekerja sama dalam penelitian ini. Pertemuan pertama ini dilakukan di ruang kelas. Setelah
mendapatkan ijin dari guru BK dan siswa itu sendiri, mula-mula penulis memberikan foto copy yang berisikan materi-materi tentang komunikasi
antar pribadi dan
role play
yang sudah disiapkan untuk dijelaskan dan dibahas bersama-sama. Materi pertama yang dijelaskan adalah komunikasi
antar pribadi, setelah itu berlanjut dengan materi
role play.
Saat penulis menjelaskan dan membahas bersama-sama, siswa tampak memperhatikan
dan mendengarkan dengan baik apalagi materi
role play
termasuk baru pertama kali mereka akan lakukan selama sekolah. Pada pertemuan ini
siswa memberikan respon yang positif. Siswa menyambut baik dalam pertemuan pertama ini, dan ketika penulis menjelaskan materi seputar
komunikasi dan
role play,
siswa sering bertanya pada bagian yang mereka belum pahami.
Pada pertemuan yang telah ditentukan akan dilaksanakan praktek
role play
guna meningkatkan komunikasi antar pribadi. Pada pertemuan selanjutnya siswa sudah melakukan praktek
role play.
Kegiatan
role play
merupakan suatu dramatisasi dari persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam pergaulan dengan orang lain, termasuk konflik yang sering dialami
dalam pergaulan sosial. Untuk itu digunakan
role play,
yaitu beberapa orang mengisi peranan tertentu dan memainkan suatu adegan tentang
38
pergaulan sosial yang mengandung persoalan yang harus diselesaikan. Para pembawa peran membawakan adegan ini sesuai dengan peranan
role
yang ditentukan bagi masing-masing pemeran, adegan itu diperankan dan dimainkan dihadapan sejumlah penonton yang
menyaksikan adegan itu dan meliatkan diri serta mendiskusikan jalan cerita setelah sandiwara selesai dimainkan.
2. Pertemuan Kedua 15 Agustus 2014 10.15-11.00
Pada pertemuan ini mula-mula penulis menyiapkan suatu skenario dari beberapa skenario yang telah dipersiapkan dengan tema
membayangkan perasaan orang lain, yang sesuai dengan indikator empati pada komunikasi antar pribadi. Pada pertemuan ini pemeran siswa diminta
untuk membayangkan suatu kejadian yang terjadi di sekitarnya, sehingga siswa dapat menyimpulkan perasaan-perasaan apa saja yang mungkin
dapat dialami orang-orang disekitarnya. Indikator ini ditekankan pada imajinasi, penalaran, dan mengambil perspektif lingkungan sekitar.
Skenario dalam pertemuan ini menceritakan tentang seorang guru baru yang baru pertama kali mengajar dikelas, tetapi si guru baru tersebut
tidak mendapatkan respon yang baik dari para siswa dan ada sekelompok siswa yang selalu membuat onar saat guru tersebut menerangkan, dan
hasilnya si guru tersebut geram, tetapi guru itu tidak berani marah-marah terhadap siswa dikarenakan si guru itu adalah guru baru. Pada skenario ini
siswa diminta untuk masuk kedalam situasi tersebut dam membayangkan apa saja yang dirasakan pada tokoh-tokoh tersebut, disamping
39
mempraktekkan skenario tersebut. Dalam pembagian peran tokoh, siswa diberi waktu sekitar 5 menit untuk memahami dan mengamati apa yang
akan diperankan. Pemeranan dilakukan secara rotasi atau bergantian dengan maksud semua subjek penelitian bisa merasakkan hal yang sama.
a. Pemeranan :