maka dapat disimpulkan bahwa rubrik penilaian menulis puisi layak untuk digunakan dan tidak perlu dilakukan revisi.
4. Revisi Produk Rubrik Penilaian Menulis Puisi dari Ahli Materi
Dalam tahap pengembangan rubrik penilaian menulis puisi, terdapat beberapa revisi dan saran yang diberikan ahli materi maupun keempat guru
Bahasa Indonesia sebagai validator. Berikut di bawah ini adalah penjelasan dari revisi yang diberikan oleh ahli materi.
Pada validasi tahap ke-1 yang dilakukan pada hari Selasa 16 September 2014, ahli materi memberikan beberapa saran untuk perbaikan rubrik penilaian
menulis puisi. Beberapa saran yang diberikan yaitu, pertama terkait dengan pembobotan skor pada aspek struktur fisik menurut beliau karena struktur batin
hadir mengikuti struktur fisik terlebih dahulu. Sehingga perlu diberikan pembobotan skor dengan tujuan menitikberatkan pada struktur fisik dalam puisi.
Ahli materi memberikan saran untuk memberikan pembobotan dalam penilaian. Ada dua jenis struktur dalam sebuah puisi, yaitu struktur fisik dan
struktur batin. Ahli materi memberikan masukan untuk memberikan pembobotan karena setiap aspek yang dinilai tidak sama. Menurut ahli materi, aspek yang
paling penting dalam penilaian puisi antara lain diksi, penggunaan bahasa figuratif majas, pengimajian, dan rima. Dari keempat aspek tersebut perlu dilakukan
pembobotan. Masukan kedua yaitu untuk menghilangkan aspek penggunaan kata
konkret dalam aspek penilaian. Menurut ahli materi, tidak semua jenis puisi dapat
dinilai dengan menggunakan aspek kata konkret. Jenis puisi yang dapat dinilai dengan kata konkret misalnya jenis puisi naratif. Sementara untuk jenis puisi
imajinatif sangat sulit untuk dinilai dengan menggunakan kata konkret. Maka dari itu, penggunaan kata konkret tidak perlu dimasukkan dalam salah satu aspek
penilaian dalam menulis puisi. Ketiga, ahli materi memberikan masukan untuk merevisi indikator dalam
aspek tema dan amanat. Sebelum direvisi, indikator sangat baik dalam penggunaan tema yaitu “tema yang diangkat dalam puisi mengandung tema
kebaruan yakni antara tahun 2000- an”, indikator baik dalam penggunaan tema
yaitu “tema yang diangkat dalam puisi mendekati kebaruan yakni antara tahun 1990-
an”. Ahli materi menjelaskan bahwa tema yang diangkat antara tahun 1990- an belum tentu mempunyai tema lebih buruk dibandingkan dengan puisi yang
dibuat dengan tema yang diangkat antara tahun 2000-an. Berdasarkan alasan tersebut ahli materi menegaskan bahwa indikator tersebut tidak dapat digunakan
sebagai tolok ukur aspek tema, sehingga ahli materi meminta revisi indikator tersebut diganti dengan variabel-varibel yang lain.
Masukan keempat, ahli materi memberikan masukan untuk menyertakan contoh-contoh dalam rubrik penilaian menulis puisi. Sebagai contoh, penilaian
yang dilakukan dengan aspek pengimajian maka perlu untuk mencantumkan contoh penggunaan aspek pengimajian dalam menulis puisi. Salah satu
pengimajian yang sering digunakan adalah imaji auditif imaji suara. Contoh penggunaan imaji auditif suara dalam puisi yaitu “seruling di pasir ipis, merdu”
dalam puisi
Priangan di Jelita.
5. Uji Coba Rubrik Penilaian