42
3.1.4. Pengaturan tentang Pendirian Rumah Ibadat
Berikut, gambaran
public policy
Indonesia mengenai Pendirian Rumah Ibadat, suatu aspek yang menjadi konsen dari penelitian dan penulisan karya tulis
kesarjanaan ini
13
. Menurut perumus PBM, yang juga hal ini sudah barang tentu harus dilihat sebagai keinginan
political will
dari pembuat
policy
tersebut, dalam hal ini pihak Pemerintah Republik Indonesia adalah bahwa pendirian rumah
ibadat didasarkan pada keperluan nyata dan sungguh-sungguh, berdasarkan komposisi jumlah penduduk bagi pelayanan umat beragama yang bersangkutan di
wilayah kelurahandesa. Pendirian rumah ibadat yang demikian itu dilakukan dengan tetap menjaga kerukunan umat beragama, tidak mengganggu
ketenteraman dan ketertiban umum, serta mematuhi peraturan perundang- undangan. Pembuat PBM juga menyatakan bahwa dalam hal keperluan nyata bagi
pelayanan umat beragama di wilayah kelurahandesa tidak terpenuhi, pertimbangan komposisi jumlah penduduk digunakan batas wilayah Kecamatan
atau Kabupaten Kota atau Provinsi. Pendirian rumah ibadat harus memenuhi persyaratan administratif dan
persyaratan teknis bangunan gedung, dan memenuhi persyaratan khusus yang meliputi: daftar nama dan Kartu Tanda Penduduk pengguna rumah ibadat paling
sedikit sembilan puluh orang yang disahkan oleh pejabat setempat sesuai dengan tingkat batas wilayah; dukungan masyarakat setempat paling sedikit enam puluh
orang yang disahkan oleh lurahkepala desa; rekomendasi tertulis Kepala Kantor Departemen Agama KabupatenKota; dan rekomendasi tertulis FKUB
13
Pengaturan mengenai hal ini dapat dilihat dalam Bab IV Pasal 13 sampai Pasal 17 PBM.
43
KabupatenKota. Dalam hal persyaratan di atas
14
terpenuhi sedangkan persyaratan huruf b belum terpenuhi, pemerintah daerah berkewajiban memfasilitasi
tersedianya lokasi pembangunan rumah ibadat. Rekomendasi FKUB
15
merupakan hasil musyawarah dan mufakat dalam rapat FKUB, dituangkan dalam bentuk
tertulis. Permohonan pendirian rumah ibadat diajukan oleh panitia pembangunan
rumah ibadat kepada BupatiWalikota untuk memperoleh IMB-RI dari BupatiWalikota dan keputusan diberikan paling lambat 90 hari sejak permohonan
diajukan. Pemerintah daerah memfasilitasi penyediaan lokasi baru bagi bangunan gedung rumah ibadat yang telah memiliki IMB yang dipindahkan karena
perubahan rencana tata ruang wilayah.
3.1.5. Aspek Perijinan Pemanfaatan Bangunan Gedung Menurut PBM