Para Pihak dalam Struktur Kepengurusan FKUB menurut PBM

40 hukum adalah, masih ada satu pihak lagi yang tidak dapat ditinggalkan memegang tugas kontraktual dalam PBM di atas, yaitu pihak yang disebut dengan FKUB 11 . Menurut PBM, FKUB dibentuk di provinsi dan KabupatenKota dan dilakukan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh pemerintah daerah. Sifat hubungan antara pihak-pihak tersebut adalah konsultatif. Pihak yang disebut dengan FKUB provinsi, melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat; menampung aspirasi OK dan aspirasi masyarakat; menyalurkan aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat dalam bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan gubernur; dan melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan di bidang keagamaan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat. Sedangkan FKUB KabupatenKota 12 bertugas: melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat; menampung aspirasi OK dan aspirasi masyarakat; menyalurkan aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat dalam bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan BupatiWalikota; melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan di bidang keagamaan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat; dan memberikan rekomendasi tertulis atas permohonan pendirian rumah ibadat.

3.1.3. Para Pihak dalam Struktur Kepengurusan FKUB menurut PBM

Dalam temuan Penulis, dalam struktur FKUB itu dapat dilihat siapa saja pihak-pihak atau unsur-unsur yang merupakan keanggotaan lembaga atau subyek hukum tersebut, yaitu pemuka-pemuka agama setempat. Jumlah anggota FKUB 11 Lihat, rumusan mengenai pihak itu di dalam Pasal 8 sampai dengan Pasal 12 PBM. 12 Lihat Pasal 9 Ayat 2 PBM. 41 Provinsi paling banyak 21 orang. Sedangkan jumlah anggota FKUB, KabupatenKota paling banyak 17 orang. Komposisi keanggotaan FKUB Provinsi dan KabupatenKota ditetapkan berdasarkan perbandingan jumlah pemeluk agama setempat dengan keterwakilan minimal satu orang dari setiap agama yang ada di Propinsi dan KabupatenKota. Adapun, struktur kepengurusan FKUB, dimulai dengan kepemimpinan lembaga yaitu, yang dilakukan oleh satu orang ketua, dua orang wakil ketua, satu orang sekretaris, satu orang wakil sekretaris, yang dipilih secara musyawarah oleh anggota. Dalam memberdayakan FKUB, dibentuk Dewan Penasihat FKUB di Provinsi dan KabupatenKota. Dewan Penasihat FKUB itu bertugas: membantu Kepala Daerah dalam merumuskan kebijakan pemeliharaan kerukunan umat beragama; dan memfasilitasi hubungan kerja FKUB dengan pemerintah daerah dan hubungan antar sesama instansi pemerintah di daerah dalam pemeliharaan kerukunan umat beragama. Keanggotaan Dewan Penasehat FKUB Provinsi sebagaimana ditetapkan oleh Gubernur dengan susunan keanggotaan yang terdiri dari Ketua: Wakil Gubernur; sedangkan Wakil Ketuanya adalah Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi; Sekretaris: Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi; Anggota: pimpinan instansi terkait. Sedangkan Dewan Penasehat FKUB KabupatenKota ditetapkan oleh BupatiWalikota dengan susunan keanggotaan yang terdiri dari Ketua yaitu Wakil BupatiWakil Walikota; Wakil Ketua adalah Kepala Kantor Departemen Agama KabupatenKota, sedangkan Sekretaris adalah Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik KabupatenKota dan Anggota merupakan pimpinan instansi terkait. Gubernur, lebih lanjut mengatur melalui Peraturan Gubernur mengenai FKUB dan Dewan Penasihat FKUB Provinsi Dan KabupatenKota. 42

3.1.4. Pengaturan tentang Pendirian Rumah Ibadat