1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia SDM merupakan faktor penting dalam perkembangan suatu bangsa dan negara, baik dalam sektor ekonomi, social,
budaya, teknologi dan yang lainya. Dalam perkembangan suatu negara tentunya yang diharapkan adalah kesejahteraan, ketentraman, kedamaian, kehidupan
yang layak bagi masyarakatnya, perekonomian yang baik, masyarakat yang cerdas dan terdidik dan yang lainya hingga dapat disebut suatu negara itu maju.
Kemajuan suatu negara salahsatunya dapat dinilai dari kemajuan pendidikannya. Semakin tinggi tingkat pendidikan pada suatu negara maka akan
semakin maju pula ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pada negara tersebut, sehingga akan berdampak langsung pada kemajuan negara
tersebut. Dalam Undang-Undang dasar 1945, Indonesia memiliki salahsatu tujuan bangsa yang sangat mulia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Maka
dari itu untuk menyelenggarakan dan mengontrol jalanya pendidikan dapat berlangsung dibutuhkan wadah yang dapat menaungi. Sekolah Menengah
Kejuruan SMK merupakan salah satunya. SMK bertujuan mempersiapkan peserta didik yang kreatif, inovatif dan
mandiri untuk siap memasuki dunia kerja dan sekaligus memberikan bekal untuk melanjutkan pendidikan kejuruan ke jenjang yang lebih tinggi. SMK sebagai
lembaga kependidikan formal, memiliki bidang keahlian yang berbeda-beda menyesuaikan dengan lapangan kerja yang ada. Siswa SMK dididik dan dilatih
2
untuk terampil dan profesional dalam bidang keahliannya masing-masing mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga siap
memasuki dunia kerja. SMK merupakan sekolah yang menghasilkan lulusan dari tahun ke tahun
semakin dibutuhkan oleh dunia kerja. Menurut Razali Ritonga yang dikutip dari Republika 2013, mengungkapkan bahwa:
“Badan Pusat Statistik BPS mencatat, jumlah pengangguran pada Agustus 2013 mencapai 7,4 juta orang dengan tingkat pengangguran terbuka TPT
sebesar 6,25 persen. TPT Agustus 2013 mengalami kenaikan dibanding Februari 2013 yang hanya 5,92 persen. Jika ditilik dari pendidikanya, TPT untuk
pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan SMK menempati posisi tertinggi yakni sebesar 11,19 persen. Jumlah itu meningkat dibandingkan yang tercatat pada
Agustus 2012 yang hanya 9,87 persen”. Di SMK terdapat beberapa bidang kejuruan yang ditawarkan, diantaranya
adalah program keahlian Teknik Gambar Bangunan TGB. Ada beberapa mata pelajaran produktif yang wajib ditempuh pada program keahlian Teknik Gambar
Bangunan, salah satunya adalah mata pelajaran Ilmu Ukur Tanah. Ilmu Ukur Tanah merupakan bidang keahlian yang sangat mendasar dalam lingkup
pekerjaan keteknik sipilan, sebagai mana diketahui bahwa semua pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan keteknik sipilan akan selalu berhubungan
dengan pekerjaan ukur tanah. Untuk meningkatkan kompetensi belajar para peserta didik tidaklah mudah,
banyak permasalahan dan kekurangan-kekurangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah kurang optimalnya peran guru dalam mengajar pemilihan
strategi yang kurang tepat, penyampaian ataupun penggunaan media yang kurang menarik sehingga ketertarikan siswa terhadap materi pelajaran menjadi
berkurang. Selain itu ada hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam proses
3
pembelajaran yaitu metode pendekatan. Karena metode pendekatan akan menentukan strategi dalam kegiatan pembelajaran.
Menurut W. Gulo 2007: 5, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sejalan dengan perkembangan globalisasi yang semakin cepat
maka pembelajaran yang bersumber pada satu sumber belajar pendekatan konvensional adalah guru dan sumber informasi tunggal adalah sekolah tidak
sesuai lagi dengan perkembangan yang dihadapi sekarang. Maka untuk memecahkan masalah dalam proses pembelajaran agar tercapai tujuan
pembelajaran yang efektif dan efisien diperlukan pendekatan baru dengan strategi pembelajaran yang modern.
Berdasarkan observasi yang dilakukan selama kegiatan PPL 20132014 di SMK Negeri 2 Depok didapatkan informasi bahwa siswa yang mendapat mata
pelajaran Ilmu Ukur Tanah masih kurang paham dan lambat dalam penyerapan materi yang diberikan. Padahal ilmu ukur tanah diberikan pada semester awal
yang merupakan ilmu baru bagi siswa kelas X TGB yang baru memasuki jenjang SMK. Sehingga untuk keberhasilan pencapaian kompetensi banyak faktor yang
mempengaruhi, salah satunya metode pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar.
Pencapaian tujuan pembelajaran merupakan tujuan akhir dari semua kegiatan pembelajaran, salah satunya adalah pencapaian kompetensi belajar
yang memerlukan pertimbangan dalam perencanaan pembelajaran. Kemampuan guru merupakan salah satu faktor utama yang dapat mempengaruhi keberhasilan
pencapaian kompetensi. Pengamatan awal yang dilakukan di kelas X TGB guru masih menggunakan metode konvensional dalam menyampaikan materi hal ini
4
menunjukan bahwa betapa pembelajaran di sekolah masih belum dapat secara maksimal meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Khusunya
kemampuan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah soal dalam pembelajaran. Sementara kemampuan dalam memecahkan masalah merupakan
salah satu faktor yang berpengaruh dalam proses penyerapan materi. Selain itu dalam proses pembelajaran didalam kelas masih ditemukan siswa
yang berkelompok sesuai keinginan masing-masing, sehingga penyampaian materi ke siswa menjadi kurang efisien. Masih ada guru yang dalam
pembelajaran masih berorientasi pada terselesaikannya materi, sehingga terkadang siswa masih belum benar-benar paham materi yang sudah
disampaikan oleh guru. Media pembelajaran yang digunakan di dalam kelas masih kurang menarik perhatian siswa. Guru cenderung menyampaiakan materi
dengan menggunakan papan tulis dan menggambarkan pelajaran secara verbal sehingga membuat siswa kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran.
Menurut Pepkin Mansur Muslich, 2008: 224 model pembelajaran Creative
Problem Solving CPS adalah suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan ketrampilan pemecahan masalah untuk memilih
dan mengembangkan tanggapanya. CPS merupakan variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah melalui teknik sistematik dalam mengorganisasikan
gagasan kreatif untuk menyelesaikan suatu pemasalahan. Sintaksnya adalah : mulai dari fakta aktual sesuai dengan materi bahan ajar melalui tanya jawab
lisan, identifikasikan permasalahan dan fokus-pilih, mengolah pikiran sehingga muncul gagasan orisinil untuk menentukan solusi, presentasi dan diskusi.
5
Model pembelajaran CPS menuntut siswa untuk lebih aktif dan lebih kreatif sehingga permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi dapat dipecahkan
dan dicari solusinya. Selama ini model pembelajaran Creative Problem Solving
masih belum dikenal dan jarang digunakan oleh guru di kelas X TGB di SMK Negeri 2 Depok. Secara umum cara mengajar cenderung satu arah dari guru.
Guru mengisi kegiatan pembelajaran dengan ceramah, memberikan tugas dan mengerjakan soal latihan. Sehingga kemampuan berpikir dan kreativitas siswa
kurang diasah dan dikembangkan. Dalam pembelajaran yang menggunakan metode konvensional ceramah
siswa cenderung hanya mendengarkan sehingga keaktifan siswa dalam pembelajaran masih kurang optimal. Ini terjadi karena pembelajaran hanya
terpusat pada guru saja. Dengan kata lain, Pengetahuan tidak bisa hanya ditransmisikan. Dalam proses pembelajaran, para profesional harus termotivasi
untuk belajar dan memiliki peran aktif dalam menentukan arah dan kemajuan belajar. Masalah yang bermakna melibatkan orang dalam belajar. Hal lain adalah
dalam sebuah pemecahan masalah masih terpaku dengan hal yang disampaikan oleh guru.
Untuk mengatasi masalah tersebut perlu diterapkan strategi pembelajaran yang tepat, sehingga kendala dalam peningkatan kompetensi siswa dalam
pembelajaran Ilmu Ukur Tanah dapat teratasi. Salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran CPS.
6
B. Identifikasi Masalah