25 mengklaim bahwa satu-satunya cara yang tepat adalah yang sama dan sesuai
dengan kemampuannya. Pendekatan kontruktivistik menekankan bahwa peranan utama dalam
kegiatan belajar adalah aktivitas siswa dalam mengkontruksi pengetahuannya sendiri. segala sesuatu seperti bahan, media, peralatan, lingkungan, dan
fasilitas lainnya disediakan untuk membantu pembentukan tersebut. Siswa diberi kebebasan untuk mengungkapkan pendapat dan pemikirannya tentang
sesuatu yang dihadapinya. Dengan cara demikian siswa akan terbiasa dan terlatih untuk berfikir sendiri, memecahkan masalah yang dihadapinya,
mandiri, kritis, kreatif, dan mampu mempertanggung jawabkan pemikirannya secara rasional.
c. Teori Kognitivisme
Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar siswa. Belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup
ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan aspek-aspek kejiwaan lainnya. Belajar merupakan aktivitas yang melibatkan proses berfikir yang
sangat kompleks. Asimilasi dan akomodasi merupakan upaya yang dikembangkan guna mencapai pengetahuan yang optimal. Menurut Piaget
yang dikutip Budiningsih 2005:36, ”Proses belajar akan terjadi jika mengikuti
tahap-tahap asimilasi,
akomodasi, dan
ekuilibrasi penyeimbangan”. Asimilasi dimaksudkan untuk mempelajari struktur
pengetahuan yang sudah ada, sedangkan akomodasi dimaksudkan guna menuntut struktur pengetahuan yang sudah ada untuk dimodifikasi dan
26 dikembangkan serta untuk menampung dan menyesuaikan hadirnya
pengalaman baru. Proses ekuilibrasi adalah penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi dan akomadasi.
Teori belajar yang ada selama ini masih banyak yang menekankan pada belajar asosiatif atau belajar menghafal. Belajar yang demikian kurang
bermakna bagi siswa. Belajar seharusnya merupakan asimilasi yang bermakna bagi siswa. Materi yang dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan
dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Ausubel seperti yang dikutip Budiningsih 2005:51 mengatakan bahwa, ”proses belajar terjadi jika
seseorang mampu mengasimilasikan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan pengetahuan baru”.
Bruner seperti yang dikutip oleh Budiningsih 2005:41 berpendapat bahwa,
”Proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori,
aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya”.
Ketiga tokoh aliran kognitif di atas secara umum memiliki pandangan yang sama yaitu mementingkan keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar.
d. Teori Behaviorisme