24
a. Teori Belajar Sibernetik
Menurut teori sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi. Seolah- olah teori ini mempunyai kesamaan dengan teori kognitif yaitu
mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar. Proses belajar memang penting dalam teori sibernetik, namun yang lebih penting lagi adalah sistem
informasi yang diproses yang akan dipelajari siswa. Informasi inilah yang akan menentukan proses. Asumsi lain dari teori sibernetik adalah bahwa tidak
ada satu proses belajarpun yang ideal untuk segala situasi, dan yang cocok untuk semua siswa. Sebab cara belajar sangat dipengaruhi oleh sistem
informasi. Sebuah informasi mungkin akan dipelajari oleh seorang siswa dengan satu macam proses belajar, dan informasi yang sama mungkin akan
dipelajari siswa lain melalui proses belajar yang berbeda.
b. Teori Belajar Konstruktivistik
Menurut pandangan kontruktivistik, belajar merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh si belajar.
Ia harus aktif melakukan kegiatan, aktif berfikir, menyusun konsep, dan memberi makna tentang hal-hal yang dipelajari. Dengan istilah lain, dapat
dikatakan bahwa kendali belajar sepenuhnya ada pada siswa. Peranan guru dalam belajar konstruktivistik adalah membantu agar
proses pengkontruksian pengetahuan oleh siswa berjalan lancer. Guru tidak mentranferkan pengetahuan yang telah dimilikinya, melainkan membantu
siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Guru tidak dapat
25 mengklaim bahwa satu-satunya cara yang tepat adalah yang sama dan sesuai
dengan kemampuannya. Pendekatan kontruktivistik menekankan bahwa peranan utama dalam
kegiatan belajar adalah aktivitas siswa dalam mengkontruksi pengetahuannya sendiri. segala sesuatu seperti bahan, media, peralatan, lingkungan, dan
fasilitas lainnya disediakan untuk membantu pembentukan tersebut. Siswa diberi kebebasan untuk mengungkapkan pendapat dan pemikirannya tentang
sesuatu yang dihadapinya. Dengan cara demikian siswa akan terbiasa dan terlatih untuk berfikir sendiri, memecahkan masalah yang dihadapinya,
mandiri, kritis, kreatif, dan mampu mempertanggung jawabkan pemikirannya secara rasional.
c. Teori Kognitivisme