Dea Diella, 2014 Hubungan Kemampuan Metakognisi dengan Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa
Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
pernyataan. Kisi-kisi skala sikap dapat dilihat di pada Tabel 3.2. Tanggapan untuk setiap pernyataan pada skala sikap yaitu berupa sangat
setuju SS, setuju S, tidak setuju TS, dan sangat tidak setuju STS. Tabel 3.2 Kisi-kisi Skala Sikap Ilmiah
Indikator Sikap Nomor Pernyataan
Rasa ingin tahu 1, 2, 3, 4
Skeptis 5, 6, 7, 8
Jujur 9,10,11,12
Objektif 13,14,15,16
Kritis 17,18,19,20
Terbuka 21,22,23,24
E. Pengembangan Instrumen Penelitian
1. Kemampuan Metakognisi dan Keterampilan Berpikir Kritis
Untuk analisis uji coba instrumen tes penguasaan konsep dan tes keterampilan berpikir kritis dilakukan analisis sebagai berikut :
a. Tingkat kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit, soal yang terlalu mudah akan menyebabkan peserta didik tidak
termotivasi untuk berfikir tingkat tinggi, sedangkan soal yang terlalu sulit akan menyebabkan siswa berputus asa Arikunto, 2008: 207. Tingkat
kesukaran merupakan analisis pokok uji untuk menentukan proporsi item soal yang berada pada tingkat mudah, sedang atau sukar. Tingkat
kesukaran dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan : P
: Indeks kesukaran B : Banyak siswa yang menjawab benar
JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes Arikunto, 2008: 208
JS B
P
Dea Diella, 2014 Hubungan Kemampuan Metakognisi dengan Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa
Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Nilai tingkat kesukaran kemudian diinterpretasikan melalui klasifikasi indeks kesukaran seperti terdapat dalam Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal
Nilai Kategori Soal
0,00 sampai 0,30 Sukar
0,31 sampai 0,70 Sedang
0,71 sampai 1,00 Mudah
Arikunto, 2008: 210
b. Daya pembeda
Tahapan awal dalam pengukuran daya pembeda, dengan cara menentukan kelompok atas upper group dan kelompok bawah lower
group, dengan mengacu pada nilai yang diperoleh berdasarkan tes. Rumus yang digunakan untuk mencari daya pembeda sebagai berikut:
Keterangan : DP
:daya pembeda JA
:banyaknya peserta kelompok atas JB
:banyaknya peserta kelompok bawah BA
:banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB
:banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar PA
:proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB
:proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Arikunto, 2008: 213-214
Nilai tingkat daya pembeda kemudian diinterpretasi melalui klasifikasi daya pembeda seperti pada Tabel 3.4
Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda Soal
Nilai Kriteria
0,00 Sangat jelek
0,00-0,20 Jelek
0,21-0,40 Cukup
0,41-0,70 Baik
0,71-1,00 Baik sekali
Arikunto, 2008: 218
Dea Diella, 2014 Hubungan Kemampuan Metakognisi dengan Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa
Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
c. Validitas