Dea Diella, 2014 Hubungan Kemampuan Metakognisi dengan Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa
Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
pengetahuan prosedural dan pengetahuan kondisional, dan komponen pengaturan kognisi yang meliputi perencanaan, strategi pengaturan
informasi, monitoring komprehensi, dan evaluasi Schraw dalam Lai,2011. Kemampuan metakognisi dijaring dengan soal uraian yang
mengacu pada komponen metakognisi Schraw dan Denison juga berjenjang C1 sampai C6.
2. Keterampilan berpikir kritis yang dianalisis yang dijaring dalam penelitian
meliputi a memberikan penjelasan sederhana, b membangun keterampilan dasar, c membuat inferensi, dan d mengatur strategi dan
taktik. Keterampilan berpikir kritis dijaring dengan soal tes keterampilan berpikir kritis berupa Pilihan Ganda PG beralasan dan uraian yang
diberikan pada akhir pembelajaran konsep sistem ekskresi. 3.
Sikap ilmiah dalam penelitian ini meliputi rasa ingin tahu, skeptis, jujur, objektif, kritis, dan terbuka. Sikap ilmiah dijaring menggunakan skala
sikap ilmiah yang terdiri atas pernyataan positif dan negatif dengan skala tertinggi empat dan skala terendah satu.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes dan non tes. Jumlah instrumen yang digunakan sebanyak tiga jenis. Berikut merupakan
rincian instrumen yang digunakan dalam penelitian: 1.
Soal Uraian Metakognisi Konsep Sistem Ekskresi Manusia. Soal uraian metakognisi disusun berdasarkan delapan sub komponen
kemampuan metakognisi. Sub komponen tersebut meliputi pengetahuan
Dea Diella, 2014 Hubungan Kemampuan Metakognisi dengan Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa
Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
deklaratif, pengetahuan prosedural, pengetahuan kondisional, perencanaan, strategi
pengaturan informasi,
memantau pemahaman,
strategi memperbaiki kesalahan, dan evaluasi. Setiap sub komponen diwakili oleh
satu soal uraian. Penyusunan soal uraian kemampuan metakognisi diawali dengan penyusunan kisi-kisi dan dilanjutkan dengan pembuatan kunci
jawaban serta pedoman penskoran. Setiap jawaban diskor dengan panduan rubrik penilaian. Skor untuk setiap pertanyaan adalah tiga, dua, satu dan
nol bergantung pada kriteria yang telah ditetapkan pada rubrik penilaian. Pada tahap rekap nilai kemampuan metakognisi, siswa yang memperoleh
skor tiga dapat dikategorikan “baik”, skor dua dikategorikan “cukup”, skor satu dikategorikan “kurang” , dan skor nol berarti siswa tidak mampu
mencapai komponen yang diwakili oleh soal tersebut.
2. Instrumen tes keterampilan berpikir kritis sistem ekskresi manusia
Soal berpikir kritis konsep sistem ekskresi disusun berdasarkan empat indikator berpikir kritis Ennis. Keempat indikator itu meliputi: a
memberikan penjelasan sederhana, b membangun keterampilan dasar, c membuat inferensi, dan d mengatur strategi dan taktik. Indikator
– indikator tersebut dijabarkan menjadi tujuh sub indikator.
Penyusunan soal tes berpikir kritis diawali dengan pembuatan kisi- kisis soal. Tabel 3.1 menunjukkan kisi-kisi soal tes keterampilan berpikir
kritis. Kisi-kisi soal tersebut disusun berdasarkan jumlah sub indikator dan konten konsep sistem ekskresi manusia yang meliputi organ ginjal,
paru-paru, hati dan kulit. Setiap sub indikator diwakili minimal oleh dua
Dea Diella, 2014 Hubungan Kemampuan Metakognisi dengan Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa
Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
nomor soal baik berupa pilihan ganda maupun uraian atau keduanya. Proses berikutnya adalah pembuatan soal, kunci jawaban, dan pedoman
penskoran. Jumlah soal yang digunakan untuk menjaring keterampilan berpikir kritis adalah 15 butir soal. Soal terdiri atas lima butir soal pilihan
ganda beralasan dan 10 butir soal uraian. Tabel 3.1 Kisi-Kisi Tes Keterampilan Berpikir Kritis
Konsep Sistem Ekskresi Manusia Indikator
Sub Indikator No
Soal Jumlah
1. Elementary
clarification memberikan
penjelasan sederhana
Memfokuskan pertanyaan
mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan
1, 6 2
Menganalisis argumensudut
pandang menganalisis alasan yang dikemukakan
2, 7 2
Bertanya dan menjawab suatu pertanyaan klarifikasi tantangan
3, 8 2
2. Basic
support membangun
keterampilan dasar Menilai kredibilitas suatu sumber
kemampuan memberikan alasan 9, 10
2 Mengobservasi dan menilai hasil
observasi 4, 11
2 3.
Membuat inferensi Membuat
induksi dan
mempertimbangkan hasil induksi 5, 12,
13 3
4. Strategy and tactics
mengatur strategi
dan taktik Menentukan tindakan merumuskan
solusi alternatif 14,
15 2
JUMLAH 15
3. Skala Sikap Likert
Angket skala sikap disusun untuk menjaring data enam jenis sikap ilmiah siswa yang terdiri atas rasa ingin tahu, skeptis, jujur, objektif,
kritis, dan terbuka. Keenam sikap tersebut dijabarkan menjadi 12 indikator satu sikap diwakili oleh dua indikator. Setiap indikator
diwakili oleh satu pernyataan positif dan satu pernyataan negatif. Sehingga total penyataan pada angket skala sikap ilmiah adalah 24
Dea Diella, 2014 Hubungan Kemampuan Metakognisi dengan Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa
Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
pernyataan. Kisi-kisi skala sikap dapat dilihat di pada Tabel 3.2. Tanggapan untuk setiap pernyataan pada skala sikap yaitu berupa sangat
setuju SS, setuju S, tidak setuju TS, dan sangat tidak setuju STS. Tabel 3.2 Kisi-kisi Skala Sikap Ilmiah
Indikator Sikap Nomor Pernyataan
Rasa ingin tahu 1, 2, 3, 4
Skeptis 5, 6, 7, 8
Jujur 9,10,11,12
Objektif 13,14,15,16
Kritis 17,18,19,20
Terbuka 21,22,23,24
E. Pengembangan Instrumen Penelitian