v
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Parameter Simulasi
17
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Komunikasi Nirkabel Ad Hoc
2 Gambar 2.1.
Komunikasi Kooperatif pada Tiga User 4
Gambar 2.2. Konfigurasi Sistem Komunikasi Kooperatif
6 Gambar 2.3.
Multipath Routing 8
Gambar 2.4. Tujuh Lapisan OSI
10 Gambar 2.5.
POF untuk 2 Fungsi Obyektif 14
Gambar 3.1. Model Sistem
16 Gambar 3.2.
Diagram Alir Protokol Diversitas Kooperatif 17
Gambar 4.1. Kemungkinan Hasil Pemilihan Path
19 Gambar 4.2.
Model Jaringan Ad Hoc Nirkabel 24
Gambar 4.3. POF Jaringan Ad Hoc Nirkabel
24 Gambar 4.4.
Pasangan Lintasan Terbaik 25
Gambar 4.5. CDF dari SNR
26 Gambar 4.6.
CDF dari Load Variance 26
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Transmisi nirkabel dengan kecepatan dan kualitas tinggi merupakan tantangan karena membutuhkan sifat yang real time. Disamping itu, transmisi
nirkabel dengan kecepatan dan kualitas tinggi membutuhkan bandwidth yang tinggi dan sensitif terhadap error. Transmisi nirkabel dengan kecepatan dan
kualitas tinggi biasa digunakan untuk komunikasi multimedia yaitu video digital. Sementara kanal nirkabel rentan terhadap kondisi lingkungan propagasi serta
dibatasi oleh bandwidth. Sehingga komunikasi point to point dengan antena tunggal beralih ke teknologi antena jamak pada sisi pemancar maupun penerima.
Teknologi ini disebut multi input multi output MIMO. Teknologi MIMO ini mempunyai keunggulan dalam hal meningkatkan kapasitas kanal dan kehandalan
komunikasi dibandingkan dengan teknologi antena tunggal Zhang dan Dai, 2004. Keunggulan dari teknologi MIMO tersebut sudah banyak diketahui secara
luas namun dalam penerapannya sangat sulit dilakukan. Dilihat dari sisi peralatan radionya yaitu dibatasi oleh ukuran, biaya, kemampuan daya dari baterai, dan
perangkat keras yang tidak mendukung Cui et al, 2004. Melihat kondisi tersebut maka dikembangkan teknologi komunikasi yaitu
peralatan radio antena tunggal node yang dapat mengimbangi keunggulan dari sistem MIMO. Teknologi komunikasi tersebut adalah menggunakan node lain
sebagai relay. Relay dalam komunikasi nirkabel terdapat dua yaitu relay pada lapisan fisik dan relay pada lapisan jaringan. Relay pertama yang dimaksud adalah
relay pada komunikasi kooperatif. Dalam komunikasi kooperatif seperti pada Sendonaris et al, 2003, Laneman et al, 2004, setiap node dalam skenario multi
node bekerja sama dan berkoordinasi yang mengakibatkan meningkatnya gain diversitas akibat membentuk virtual array seperti sistem MIMO sehingga
mendapatkan kinerja yang lebih baik. Kinerja itu berupa peningkatan kapasitas kanal sebesar 21,3 akibat dari dua node berkooperatif untuk mengirimkan
informasi ke node lain sebagai tujuan. Hal ini bisa dijelaskan bahwa sumber S selain mengirimkan informasi ke tujuan D juga ke relay R. Dan dari relay
2 informasi dilanjutkan ke tujuan. Ini memperlihatkan bahwa dua node
berkooperatif tersebut bertindak seperti antena jamak terdistribusi. Relay kedua berikutnya adalah relay pada lapisan jaringan yang berfungsi
sebagai router pada komunikasi nirkabel ad-hoc. Pada penelitian ini, komunikasi nirkabel ad-hoc ini menggunakan multipath routing yang berbeda dari skema
routing tradisional. Pada routing tradisional semua trafik dari sumber dikirim melalui lintasan tunggal. Apabila jumlah trafik yang dikirim melalui lintasan
tunggal yang memiliki kapasitas yang lebih kecil dari trafik yang dikirim maka akan terjadi congestion. Selain terjadi congestion maka waktu transmisi dari
source ke destination dibutuhkan lebih besar. Untuk mengurangi terjadinya congestion dan banyaknya waktu transmisi tersebut digunakan metode mutipath
routing. Metode multipath routing dapat dijelaskan seperti pada Gambar 1. Semua trafik dari node 1 sumber yang akan dikirim ke node 6 tujuan dibagi menjadi
dua lintasan. Lintasan yang dimaksud adalah kumpulan beberapa link dari sumber ke tujuan. Sedangkan link adalah hubungan dari node ke node yang lain. Lintasan
pertama yaitu lintasan 1-2-3-6 dan lintasan kedua adalah lintasan 1-4-5-6. Lintasan 1-2-3-6 dan 1-4-5-6 disebut dengan lintasan node disjoint. Multipath
routing ini akan mengakibatkan load balancing sehingga congestion pada node dapat dikurangi seperti yang dijelaskan pada penelitian Wu and Harms, 2001,
Iyer et al, 2002.
1
4 5
6 3
2
Gambar 1.1. Komunikasi nirkabel ad-hoc