Pemodelan Sistem Dan Protokol Parameter Simulasi

16 S D 1 N 8 7 6 5 4 3 2 Gambar 3.1. Model sistem Kami asumsikan dalam protokol ini masing-masing node menyiarkan informasi tentang daya yang diterima dan beban trafik dari node lain secara bergantian sehingga masing-masing node mengetahui daya terima setiap node berupa tabel daya yang diterima. Protokol komunikasi dimulai dari source mengirimkan paket secara broadcast. Terdapat dua macam lintasan yaitu lintasan langsung dan lintasan kooperatif dengan hanya dibatasi satu relay. Himpunan semua lintasan tersebut merupakan populasi P solusi. Dalam mencari solusi tidak didominasi dilakukan dengan cara Continuously Updated. Terakhir, memilih dua solusi tidak didominasi dengan Euclidean distance terkecil. Untuk lebih jelasnya protokol ini dapat dilihat pada Gambar 3.2. 17 S Transmit Mulai Selesai Langsung : S - D Kooperatif : S - R - D Metode Pareto : Continuously Updated Euclidean Distance Terkecil P = { Langsung, Kooperatif } Gambar 3.2. Diagram alir protokol diversitas kooperatif

3.2. Parameter Simulasi

Untuk mewujudkan model sistem dalam pemilihan relay dan pasangan lintasan serta protokol diversitas kooperatif maka dilakukan simulasi. Parameter- parameter yang digunakan untuk melakukan simulasi diambil berdasarkan penerapan WLAN pada jaringan ad hoc nirkabel yang ditunjukkan pada Tabel 4.1. Tabel 3.1. Parameter Simulasi Parameter : Value Path loss exponent , ∝ � : 4 Standard deviation of shadowing, � : 8 dB Power Transmit, � : 1 W 18 Transmit antenna gain, � � : 2 dB Receive antenna gain, � � : 2 dB Frequency, � : 2.5 GHz Noise, � : - 101 dBm Spectral Efficiency, � : 4 MbpsHz 19

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini memaparkan hasil yang dicapai berupa protokol pemilihan lintasan diversitas kooperatif pada jaringan ad hoc nirkabel dengan kriteria permasalahan jamak lintas lapisan dengan metode Pareto.

4.1. Kriteria Permasalahan Jamak

Pemilihan relay yang akan digunakan didasarkan pada kombinasi dua kriteria, yaitu SNR dan varians beban trafik untuk setiap kemungkinan relay node. Formulasi dari kedua kriteria tersebut beserta protokol diversitas kooperatif dengan metode Pareto akan dijabarkan sebagai berikut. Terdapat 5 kemungkinan hasil pemilihan path yaitu S-D only, S-R-D only, S-D and S-R-D, S-R1-D and S- R2-D, dan no connection. Kemungkinan hasil pemilihan path dapat dilihat pada Gambar 4.1. S D S D R S D R S D R1 R2 a S-D only b S-R-D only c S-D and S-R-D d S-R1-D and S-R2-D Gambar 4.1. Kemungkinan hasil pemilihan path 20

4.1.1. SNR

Keberhasilan komunikasi dengan konfigurasi S-D dan S-R-D dengan relay AF ditentukan besarnya nilai kapasitas kanal terhadap spektral efisiensi �. Nilai kapasitas kanal dari metode AF dapat dihitung dengan persamaan berikut : � �� = 1 2 log1 + � = 1 2 log �1 + � �,� + � � � , � � = 1 2 log �1 + � �,� + � �,�� � ��,� � �,�� +� ��,� +1 � 4.1 Dari persamaan 4.1 maka kapasitas kanal akan mencapai nilai optimal apabila nilai � � � , � optimal juga. Sehingga untuk mencapai nilai � � � , � optimal maka dibutuhkan relay yang memberikan nilai optimal. Relay terbaik diberikan oleh nilai � ��� optimal. Secara matematis dapat ditulis menjadi Zhao dkk, 2006 : � ��� = arg max � � �,�� � ��,� � �,�� +� ��,� +1 � 4.2 di mana subscript ��� berarti nilai optimal.

4.1.2. Load Variance

Load variance, yaitu varians beban trafik semua node, berbanding terbalik dengan load balance atau fairness Wong dkk, 1982. Pada jaringan ad hoc nirkabel, load balance menjadi sangat penting karena beberapa node mungkin memiliki kesempatan yang lebih besar untuk menjadi relay. Pada pasangan lintasan dimana node � digunakan sebagai relay maka beban node � tersebut menjadi : � � = � �� + � �� 4.3 dengan � �� dan � �� berturut-turut adalah beban trafik dirinya sendiri dan beban trafik yang menuju ke node � tesebut. Setelah beban setiap node diketahui maka load variance pasangan lintasan dapat ditinjau berdasarkan varians dari beban tiap node yang dihitung untuk