Tinjauan Pustaka TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN
10
langsung hasil pariwisata melalui keterlibatan tersebut. Hal yang menarik dalam penelitian ini bahwa masyarakat lokal tetap mendapatkan keuntungan ekonomi
secara langsung dari pariwisata di daerahnya dengan mengontrol dengan ketat terhadap kepemilikan jasa-jasa pariwisata. Hal ini merupakan kunci utama untuk
mendapatkan kesejahteraannya. Pemanfaatan Taman Nasional untuk tujuan pariwisata secara finansial dan ideologis dapat didukung sepanjang tidak merusak
lingkungan. Pemanfaatan pariwisata itu penting untuk mendukung eksistensi Taman Nasional dan juga eksistensi masyarakat lokal yang tinggal di kawasan
tersebut. Menurut Cochrane dalam Sutiarso, 2004:13 yang meneliti wisata alam
Bromo-Tengger mengatakan bahwa kegiatan pariwisata alam tidak mungkin secara sendirian dapat mendukung konservasi pada area yang ditargetkan.
Dukungan pemerintah dalam bentuk peraturan-peraturan dan insentif masih esensial dilakukan. Unsur nilai-nilai tradisional yang hidup di masyarakat,
perencanaan yang terintegrasi, dan dorongan pemegang kebijakan dalam wujud peraturan-peraturan
dan insentif
sangat penting
dilakukan sehingga
pengembangan dan pengelolaan suatu wilayah dapat menekan bahkan menghilangkan konflik-konflik kepentingan sosial, ekonomi, lingkungan dan
budaya yang mungkin terjadi. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Danendra 2005 dengan
judul “Evaluasi Perkembangan Kawasan Pariwisata Lovina di Kabupaten Buleleng”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi perkembangan
kawasan pariwisata Lovina di Kabupaten Buleleng untuk menuju pariwisata
11
berkelajutan. Permasalahan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab turunnya jumlah kunjungan wisatawan ke Lovina, untuk mengetahui dampak
yang ditimbulkan dari kunjungan wisatawan dan untuk mengevaluasi perkembangan kawasan pariwisata Lovina dari aspek fisik, ekonomi, sosial dan
budaya. Data yang terkumpul diperoleh dari kelompok diskusi, observasi, dan wawancara serta data hasil penelitian yang dianalisis dengan menggunakan
analisis deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa aspek fisik, ekonomi, sosial dan budaya mengalami telah kemunduran. Dampak dari
penurunan tersebut berdampak terhadap penurunan ekonomi masyarakat lokal. Secara garis besar, penelitian ini banyak memiliki kesamaan dengan penelitian
yang akan dilakukan oleh penulis, baik itu dari segi konsep dan metode yang digunakan. Penelitian ini juga memberikan banyak inspirasi untuk melakukan
evaluasi pengembangan ekowisata menuju keberlanjutan. Namun hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah jenis objek yang
diteliti dan teori yang digunakan, dimana Danendra melakukan mengambil daya tarik wisata pantai sebagai objek penelitian, sedangkan objek dalam penelitian ini
adalah ekowisata. Penelitian Sulistyawati 2011 tentang “Pengembangan Ekowisata di
Banjar Nyuh Kuning Kelurahan Mas Ubud Gianyar Bali dilihat dari Prinsip dan Kriteria Ekowisata Bali” bertujuan untuk mengevaluasi pengembangan ekowisata
di Banjar Nyuh Kuning serta alternatif pengembangan produk ekowisata yang ideal dikembangkan di Banjar Nyuh Kuning. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa sebagian besar prinsip dan kriteria ekowisata sudah sesuai
12
dengan hasil Lokakarya dan Pelatihan Ekowisata Nasional di Bali tahun 2006 sudah terpenuhi seperti prinsip menyediakan pemahaman yang dapat memberikan
peluang kepada wisatawan untuk menikmati alam dan meningkatkan kecintaan terhadap alam, prinsip memberdayakan dan mengoptimalkan partisipasi serta
sekaligus memberikan kontribusi secara kontinyu terhadap masyarakat lokal, prinsip peka dan menghormati nilai-nilai sosial budaya dan tradisi keagamaan
masyarakat lokal, prinsip mentaati perundang-undangan yang berlaku, prinsip pengembangan harus didasarkan atas musyawarah dan dengan persetujuan
masyarakat lokal, prinsip secara konsisten memberikan kepuasan kepada konsumen, serta prinsip sistem pengelolaan yang serasi dan seimbang sesuai
dengan konsep Tri Hita Karana. Namun, Sulistyawati menambahkan bahwa alternatif pola pengembangan ekowisata yang ideal dapat dilakukan yaitu dengan
memenuhi dua kriteria tambahan yang belum terpenuhi yaitu prinsip memiliki kepedulian, komitmen dan tanggung jawab terhadap konservasi dan warisan
budaya dan prinsip dipasarkan dan dipromosikan dengan jujur dan akurat sehingga sesuai dengan harapan pemasaran yang bertanggung jawab.
Tujuan dari penelitian Sulistyawati 2011 memiliki kesamaan dalam penelitian ini yaitu mengkaji kesesuaian dari prinsip-prinsip ekowisata di suatu
kawasan wisata. Namun yang membedakannya adalah kawasan wisata yang dijadikan sebagai objek penelitian. Sulityawati mengambil objek di Banjar Nyuh
Kuning Kelurahan Mas Ubud Gianyar Bali. Sedangkan dalam penelitian ini mengkaji kesesuaian prinsip-prinsip ekowisata dalam pengembangan ekowisata di
Kawasan Taman Wisata Alam Bukit Tangkiling Palangka Raya.
13
Penelitian yang dilakukan oleh Geovani 2014 berjudul “Pengembangan
Potensi Ekowisata di Taman Wisata Alam Bukit Tangkiling Kecamatan Bukit Batu Provinsi Kalimantan Tengah” bertujuan untuk mengetahui potensi ekowisata
yang dimiliki oleh Kawasan Taman Wisata Alam Bukit Tangkiling, persepsi wisatawan terhadap aspek produk wisata di kawasan tersebut, dan bagaimana
pengembangan potensi ekowisata di Kawasan Taman Wisata Alam Bukit Tangkiling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa potensi atraksi ekowisata
yang dimiliki Taman Wisata Alam Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah termasuk dalam kategori “menarik”. Aktifitas sosial budaya masyarakat, kesenian
tradisional, menjelajah hutan, pura agama Hindu-Kaharingan, penangkaran buaya, dan lainnya sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai daya tarik
wisata yang berkonsep ekowisata. Kesamaan dalam penelitian ini adalah meneliti Kawasan Taman Wisata Alam Bukit Tangkiling. Namun yang membedakannya
adalah fokus penelitian yang menjadi tujuan khusus dari penelitian. Geovani 2014 berfokus pada pengembangan potensi ekowisata di TWA Bukit
Tangkiling, sementara penelitian ini mengkaji kesesuaian prinsip-prinsip ekowisata dalam pengembangan ekowisata di Kawasan Taman Wisata Alam
Bukit Tangkiling. Manfaat yang bisa diambil dari hasil penelitian-penelitian tersebut adalah
pariwisata terutama ekowisata perlu dikembangkan agar terjadi konservasi alam, budaya maupun meningkatkan perekonomian masyarakat. Ini semua bisa
terrealisasi dengan baik dan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah PAD.
14