Pembangunan pariwisata berkelanjutan Konsep

25 dapat dicapai dengan pengawasan dan pemeliharaan terhadap sumber-sumber daya yang ada sekarang, agar dapat dinikmati untuk masa yang akan datang. Pembangunan kepariwisataan akan dapat bertahan lama apabila menghubungkan wisatawan sebagai penyokong dana terhadap fasilitas pariwisata dengan pemeliharaan lingkungan. Menurut The World Commisions for Environmental and Development WCED dalam Damanik dan Weber 2006, konsep dari pariwisata berkelanjutan merupakan bagian dari pembangunan berkelanjutan yang memperhatikan antara kebutuhan sekarang dengan mempertimbangkan kebutuhan hidup generasi di masa yang akan datang. Artinya, dalam pembangunan hendaknya jangan menghabiskan atau menguras sumber daya pariwisata untuk jangka pendek, namun juga harus memperhatikan keberlanjutan pembangunan pariwisata jangka panjang di masa mendatang. Tourism Stream, Action Strategy yang diambil dari Globe ’90 Conference Vancouver, Canada Swarbroke dalam Wirawan, 1998:10 menyatakan bahwa kepariwisataan berkelanjutan merupakan bentuk dari pengembangan ekonomi yang dirancang untuk meningkatkan kualitas hidup dari masyarakat lokal, memberikan image yang positif bagi wisatawan, pemeliharaan kualitas lingkungan hidup yang tergantung dari masyarakat lokal dan wisatawan itu sendiri. Dalam pengembangan kepariwisataan, daya dukung carrying capacity menjadi kunci dari sustainable tourism. Konsep ini mengacu pada penggunaan secara maksimal dari suatu daya tarik wisata tanpa mengakibatkan kerusakan 26 sumber-sumber yang ada, mengurangi kepuasan turis atau menambah masalah sosial dan ekonomi bagi masyarakat. Kingdoms Department of the Environment dalam Magdalena 2002:22 juga memaparkan prinsip-prinsip dari pariwisata berkelanjutan, antara lain: 1 Lingkungan hidup mempunyai nilai yang tersirat sebagai asset dari pariwisata dan keberadaannya harus dipertimbangkan untuk jangka panjang. 2 Kepariwisataan harus dapat dikenalkan sebagai aktifitas yang positif dan dapat memberikan keuntungan yang potensial kepada masyarakat di tempat-tempat lain sekitarnya. 3 Hubungan antara pariwisata dan lingkungan harus dikelola, sehingga lingkungan hidup dapat bertahan untuk jangka panjang dan kegiatan pariwisata tidak boleh membawa dampak yang tidak diharapkan. 4 Kegiatan kepariwisataan dan pengembangan-pengembangannya harus mempertimbangkan derajat kealamian dan karakter dari tempat dimana mereka berlokasi. 5 Keserasian antara kebutuhan wisatawan, tempat dan penduduk sekitar harus dicari dan dipertemukan. Dari beberapa konsep yang dipaparkan mengenai konsep pariwisata berkelanjutan, maka dapat diketahui klasifikasi pengembangan yang sustainable atau yang non sustainable dalam Tabel 2.1. 27 Tabel 2.1 Pengembangan yang Sustainable dan Non Sustainable Sustainable Non Sustainable Konsep Umum: 1. Perkembangan lambat 2. Perkembangan terkontrol 3. Skalanya tepat 4. Untuk jangka panjang 5. Kualitas 6. Dikontrol dari dekat Konsep Umum: 1. Perkembangan cepat 2. Perkembangan tidak terkontrol 3. Skalanya yang tidak sesuai 4. Untuk jangka pendek 5. Kuantitas 6. Dikontrol dari jauh Strategi Pengembangan: 1. Perencanaan baru pengembangan 2. Rencana memberikan pola 3. Memperhatikan pemandangan secara keseluruhan 4. Tekanan dan keuntungan yang disebarkan 5. Pengembang developer lokal 6. Arsitektur asli Strategi Pengembangan: 1. Pengembangan baru perencanaan 2. Proyek memberikan pola 3. Memusatkan pola pada obyek tertentu 4. Menambah kapasitor 5. Developer dari luar 6. Tenaga kerja dari luar 7. Arsitektur tidak asli non vernacular Perilaku TurisWisatawan: 1. Bernilai tinggi 2. Maturity 3. Ada beberapa pengetahuan mengenai bahasa lokal 4. Bijaksana dan peka 5. Tenangtidak ramai 6. Perkunjungan yang berulang- ulang Perilaku TurisWisatawan: 1. Bernilai rendah 2. Tidak ada persiapan mental 3. Tidak ada pengetahuan akan bahasa lokal 4. Intensive dan tidak peka 5. Menyolok 6. Tidak ingin kembali Sumber: Swarbrooke 1998 dalam Wirawan, 2009:34 28

2.3 Landasan Teori

2.3.1 Teori siklus hidup destinasi pariwisata

Pengembangan adalah suatu proses atau cara untuk menjadikan sesuatu menjadi maju, baik, sempurna dan berguna Poerwadarminta, 2002:474. Dalam penelitian ini, pengembangan diartikan sebagai suatu proses atau perbuatan pengembangan dari yang sudah ada menjadi lebih baik dan dari yang sudah baik menjadi lebih baik, demikian seterusnya. Tahapan pengembangan merupakan suatu tahapan siklus evolusi yang terjadi dalam pengembangan pariwisata, sejak suatu daerah tujuan wisata baru ditemukan discovery, kemudian berkembang hingga pada akhirnya terjadi penurunan decline. Menurut Buttler dalam Pitana, 2005:103 ada 7 fase pengembangan pariwisata Destination Area Life Cycle yang membawa implikasi serta dampak yang berbeda, secara teoritis diantaranya: 1 Fase ExplorasiPenemuan Exploration Fase ini berkaitan dengan discovery yaitu daerah pariwisata yang baru mulai ditemukan, dikunjungi secara terbatas dan sporadis, khususnya bagi wisatawan petualang. Dalam fase ini terjadi kontak yang tinggi antara wisatawan dan masyarakat lokal karena wisatawan menggunakan fasilitas lokal yang tersedia. Dampak sosial ekonomi pada tahap ini masih sangat kecil karena jumlah yang terbatas dan frekuensi yang jarang. 29 2 Fase Keterlibatan Involvement Seiring meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan, maka sebagian masyarakat lokal mulai menyediakan berbagai fasilitas yang memang khusus diperuntukan bagi wisatawan. Kontak antara wisatawan dan masyarakat lokal masih sangat tinggi. Masyarakat mulai mengubah pola- pola sosial yang ada untuk merespon perubahan ekonomi yang terjadi. Disinilah mulainya suatu daerah menjadi suatu destinasi wisata yang ditandai dengan mulai adanya promosi. 3 Fase Pengembangan dan Pembangunan Development Dalam fase ini terlihat mulai munculnya pasar wisata secara sistematis dan investasi dari luar mulai masuk. Selain itu, daerah semakin terbuka secara fisik, dan promosi semakin intensif, fasilitas lokal sudah tersisih atau digantikan oleh fasilitas yang benar-benar berstandar internasional, dan atraksi buatan sudah mulai dikembangkan dan mulai menambahkan atraksi yang asli atau alami. Berbagai barang dan jasa diimpor termasuk tenaga kerja asing untuk mendukung perkembangan pariwisata yang pesat. 4 Fase Konsolidasi Consolidation Dalam struktur ekonomi daerah, pariwisata sudah mulai dominan dan dominasi ekonomi ini dipegang oleh jaringan internasional atau major chains and franchises. Jumlah kunjungan wisatawan masih naik, namun hanya pada tingkat yang lebih rendah. Pemasaran semakin gencar dan