23
3 Dana Alokasi Khusus DAK, merupakan dana yang dialokasikan kepada
daerah tertentu yang ditetapkan setiap tahun dalam APBN untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan dari daerah dan sesuai dengan
fungsi yang telah ditetapkan dalam APBN. Adapun kriteria umum ditetapkannya dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah
dalam APBD. Kriteria khususnya dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan dan karakteristik daerah.
2.1.4 Pengeluaran Pemerintah
Pengeluaran Pemerintah adalah bagian dari kebijakan fiskal Sukirno, 2000, yaitu suatu tindakan pemerintah untuk mengatur jalannya perekonomian
dengan cara menentukan besarnya penerimaan dan pengeluaran pemerintah setiap tahunnya, yang tercermin dalam dokumen Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara APBN untuk nasional dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD untuk daerah atau regional. Tujuan dari kebijakan fiskal ini adalah dalam
rangka menstabilkan harga, tingkat output, maupun kesempatan kerja dan memacu atau mendorong pertumbuhan ekonomi.
Menurut pendapat Keynes bahwa peranan atau campur tangan pemerintah masih sangat diperlukan yaitu apabila perekonomian sepenuhnya diatur oleh
kegiatan di pasar bebas, bukan saja perekonomian tidak selalu mencapai tingkat kesempatan kerja penuh tetapi juga kestabilan kegiatan ekonomi tidak dapat
diwujudkan. Akan tetapi fluktuasi kegiatan ekonomi yang lebar dari satu period ke periode lainya dan ini akan menimbulkan implikasi yang serius kepada
kesempatan kerja dan pengangguran dan tingkat harga Sukirno, 2000
24
Pengeluaran Pemerintah mencerminkan kebijakan pemerintah, apabila pemerintah telah menetapkan suatu kebijakan untuk membeli barang dan jasa,
pengeluaran pemerintah mencerminkan biaya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah untuk melaksanakan kebijakan tersebut Mangkoesoebroto, 1993
Teori mengenai pengeluaran pemerintah dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu teori makro dan teori mikro. Dalam penelitian ini mengedepankan teori dari
sisi makro. Teori makro mengenai perkembangan pengeluaran pemerintah dikemukakan oleh para ahli ekonomi dan dapat digolongkan ke dalam tiga
golongan, yaitu model pembangunan tentang perkembangan pengeluaran pemerintah, hukum Wagner mengenai perkembangan aktivitas pemerintah yaitu
teori Peacock dan Wiseman Mangkoesoebroto, 1993 Model pembangunan tentang perkembangan pengeluaran pemerintah
dikembangkan oleh Rostow dan Musgrave yang menghubungkan perkembangan pengeluaran pemerintah dengan tahap-tahap pembangunan ekonomi yang
dibedakan antara tahap awal, tahap menengah, tahap lanjut Mangkoesoebroto, 1993. Pada tahap awal perekembangan ekonomi, persentasi investasi pemerintah
terhadap total investasi besar sebab pada tahap ini pemerintah harus menyediakan prasarana, seperti misalnya pendidikan, kesehatan, prasarana transportasi, dan
sebagainya. Musgrave berpendapat bahwa dalam suatu proses pembangunan, investasi
swasta dalam persentase terhadap GDP semakin besar dan persentasi investasi pemerintah dalam persentasi terhadap GNP akan semakin kecil. Pada tingkat
ekonomi yang lebih lanjut, Rostow menyatakan bahwa pembangunan ekonomi,
25
aktivitas pemerintah beralih dari penyediaan prasarana pengeluaran untuk aktivitas sosial seperti halnya program kesejahteraan hari tua, program pelayanan
kesehatan masyarakat, dan sebagainya. Teori perkembangan peranan pemerintah yang dikemukakan oleh Musgrave dan Rostow adalah suatu pandangan yang
ditimbulkan dari pengamatan berdasarkan pembangunan ekonomi yang dialami oleh banyak negara, tetapi tidak didasarkan oleh suatu teori tertentu. Selain itu,
tidak jelas apakah tahap pertumbuhan ekonomi terjadi tahap demi tahap, ataukah beberapa tahap dapat terjadi secara simultan Mangkoesoebroto, 1993.
Wagner mengemukakan suatu teori mengenai perkembangan pengeluaran pemerintah yang semakin besar dalam persentasi terhadap GNP yang juga
didasarkan pula pada pengamatan di negara-negara Eropa, Amerika Serikat dan Jepang pada abad ke-19. Wagner mengemukakan pendapatnya dalam bentuk
suatu hukum, akan tetapi dalam pandangannya tersebut dijelaskan apa yang dimaksud dengan pertumbuhan pengeluaran pemerintah dan GNP, apakah dalam
pengertian pertumbuhan secara relatif ataukah secara absolut Mangkoesoebroto, 1993.
Peacock dan Wiseman dalam Mangkoesoebroto, 1993 adalah dua orang yang mengemukan teori mengenai perkembangan pengeluaran pemerintah yang
terbaik. Teori mereka didasarkan pada suatu pandangan bahwa pemerintah senantiasa berusaha untuk memperbesar pengeluaran sedangkan masyarakat tidak
suka membayar pajak yang besar untuk membiayai pengeluaran pemerintah yang semakin besar tersebut, sehingga teori Peacock dan Wiseman merupakan dasar
dari teori pemungutan suara. Peacock dan Wiseman mendasarkan teori mereka
26
pada suatu teori bahwa masyarakat mempunyai suatu tingkat toleransi pajak, yaitu suatu tingkat dimana masyarakat dapat memahami besarnya pungutan pajak yang
dibutuhkan oleh pemerintah untuk membiayai pengeluaran pemerintah. Masyarakat menyadari bahwa pemerintah membutuhkan dana untuk membiayai
aktivitas pemerintah sehingga mereka mempunyai suatu tingkat kesediaan masyarakat untuk membayar pajak. Tingkat kesediaan ini merupakan kendala
bagi pemerintah untuk menaikan pemungutan pajak secara semena-mena. Adam Smith dalam Asyard, 2010, menyatakan prinsip pokok dalam
pengeluaran pemerintah yang disebut dengan Canon or Government Expenditure, terdiri
1 Asas nasionalitas, dimana pengeluaran pemerintah harus memperhatikan
kepentingan rakyat banyak dan bersifat nasional. 2
Asas kerakyatan, yaitu pengeluaran pemerintah harus memperhatikan kepentingan rakyat banyak dan menjunjung tinggi kedaulatan rakyat.
3 Asas fungsionalita, yaitu pengeluaran pemerintah harus berdasarkan pada
fungsi yang telah ditentukan. 4
Asas rasionalita, yaitu pengeluaran pemerintah harus bersifat rasional dengan memperhatikan efisiensi dan efektifitas pengeluaran.
5 Asas perkembangan dimana pengeluaran pemerintah harus sesuai dengan
perkembangan negara dan dunia.
27
6 Asas keseimbangan dan keadilan, yaitu harus ada keseimbangan antara
pengeluaran pemerintah antara kegiatan fisik dengan non fisik agar tercipta keselarasan dan keserasian.
Peran alokatif pemerintah dalam pembangunan adalah sangat besar, dinyatakan bahwa dalam kehidupan ekonomi setiap orang memiliki preferensi
tertentu terhadap barang dan jasa yang ingin dikonsumsi dan hendak diproduksi Dumairy, 1999. Barang dan jasa dalam peruntukannya dapat dibedakan menjadi
barang pribadi dan barang sosial. Untuk barang pribadi dapat diperoleh melalui proses transaksi jual beli, tetapi untuk barang sosial atau barang publik seperti
jalan umum, jembatan, pertahanan dan keamanan tidak tertarik bagi kalangan swasta untuk memproduksinya karena tidak dapat diperjual belikan secara pribadi
dan memerlukan investasi yang sangat besar. Untuk barang sosial pemerintah harus turun tangan untuk dapat menyediakan dan memulainya yang dalam proses
pelaksanaan teknisnya sudah tentu akan melibatkan masyarakat pribadi dan swasta dari yang berpendidikan tinggi sampai pada yang berpendidikan terendah
misalnya sebagai tenaga kerja dalam pelaksanaan proyek padat karya tercapai sesuai rencana. Kebijakan yang dimaksudkan disini adalah berkaitan dengan
perencanaan pengeluaran pemerintah yang merupakan keonsekuensi utama dari pembangunan itu sendiri.
2.1.5 Belanja Langsung