1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Jepang merupakan salah satu negara maju yang telah diakui banyak negara dimulai dari pendidikan, teknologi, dan sastrawan-sastrawan yang mana karya-
karyanya telah dibaca dan diterjemahkan kedalam berbagai banyak bahasa. Selain itu, jepang juga kaya akan tradisi yang kental dan kebudayaannya yang sangat
unik. Oleh karena itu, negara jepang terlihat memiliki karakteristik dan daya tarik tersendiri.Dinegara Jepang mempunyai dua jenis kesusastraan yaitu kesusastraan
lisan yang disebut dengan koosho bungaku dan kesusastraan tulisan yang disebut dengan kisai bungaku.
Sastra adalah karya tulis yang jika dibandingkan dengan karya tulis yang lain, memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorsinilan, keartistikan, serta
keindahan dalam isi dan ungkapannya, Purwandari, 2012:121. Tujuannya yaitu bermaksud membantu manusia mempelajari makna yang tersirat dalam sastra,
memberi makna eksitensinya, dan mempermudah mempelajari suatu kebenarannya. Aspek bahasa merupakan hal yang dapat dibedakan dari segi
keartistikannya dengan yang lain. Sastra adalah karya tulisan yang halus bellle letters adalah karya yang
mencatatkan bentuk bahasa, harian dalam berbagai cara dengan bahasa yang dipadatkan, didalamkan, dipanjangtipiskan, dan diterbalikan, dijadikan ganjil.
Universitas Sumatera Utara
2
http:asemmanis.wordpress.com20091003pengertian-sastra-secara-umum- dan-menurut-para-ahli
Pada dasarnya karya sastra memiliki karya yang besifat fiksi dan non fiksi.Karya sastra yang bersifat non fiksi itu berupa cerpen, essai, cerita rakyat,
dan novel.Sedangkan karya sastra non fiksi berupa lagu, drama, dan puisi.Saat ini karya sastra yang paling banyak diminati salah satunya adalah novel.Novel
banyak diminati karena bahasanya yang mudah dimengerti, isinya menarik yang lebih menceritakan tentang kehidupan nyata dan imajinatifkhayalan.
Novel merupakan salah satu contoh dari karya sastra fiksi yang memiliki dua unsur yang mempengaruhi dalam membuat karya sastra tersebut, yaitu unsur
intristik dan unsur ekstrinsik.Menurut Padi 2013:4 yang dimaksud dengan unsur intristik adalah unsur yang membangun suatu karya sastra dari dalam sastra itu
sendiri. Unsur-unsurnya misalnya tema, latar, plot, sudut pandang penceritaan, penokohanperwatakan, bahasa atau gaya bahasa, dan lain lain. Salah satu unsur
pembangun fiksi di novel adalah tokoh. Tokoh adalah pelaku yang mengambil peranan penting dalam karya
sastra.Dalam mendeskripsikan tokoh, pengarang mempunyai kebebasan menampilkan tokoh-tokoh cerita sesuai dengan keinginannya, permasalahan yang
telah dihadapi, bagaimana perwatakannya, kondisi psikologis dan lain sebagainya. Kemudian yang dimaksud dengan unsur ekstrinsik adalah unsur yang
berada diluar sastra. Diantaranya tradisi sastra, kapan karya sastra itu dibuat, latar belakang kehidupan pengarang, latar belakang sosial pengarang, latar
belakang penciptaan, sejarah, biografi pengarang.Dengan demikian, untuk
Universitas Sumatera Utara
3
melakukan pendekatan terhadap unsur ekstrinstik diperlukan bantuan-bantuan ilmu lain seperti : agama, sosial, filsafat, ekonomi, sosiologi, dan psikologi.
Dalam analisis ini, penulis menggunakan psikologi sastra sebagai salah satu unsur ekstrinsik yang digunakan untuk menganalisis isi novel.Berbicara
tentang psikologi berarti berbicara tentang kehidupan manusia, Secara harafiah psikologi berarti ilmu yang mempelajari tentang kejiwaan.
Psikologi dalam karya sastra tersebut merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi jalan cerita dari karya tersebut.Psikologis tokoh merupakan
kebebasan pengarang menampilkan bagaimana psikologis tokoh sehingga menjadi sejalur dan serasi.Bila ingin melihat dan mengenal manusia lebih dalam dan lebih
jauh diperlukan psikologis. Pengertian Psikologi http:belajarpsikologi.compengertian-psikologi, mengatakan psikosastra atau
psikologi sastra adalah suatu telaah mengenai sastra berdasarkan fungsi dan nilainya dalam kaitannya dengan perkembangan bahasa, perkembangan
berpikirbernalar, perkembangan kepribadian, dan perkembangan sosial, berdasarkan ciri-ciri dan implikasinya dalam pengajaran sastra.
Menurut Muhibbinsyah 2001:7, Psikologis adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup manusia baik selaku individu
maupun sekelompok, dalam hubungannya dengan lingkungnnya. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi : perbuatan,
berbicara, duduk, berjalan, dan lain sebagainya, sedangkan Tingkah laku tertutup meliputi : berpikir, berkeyakinan, berperasaan, dan lain sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
4
Psikologi dan sastra memiliki hubungan fungsional karena sama-sama untuk mempelajari keadaan kejiwaan orang lain, bedanya dalam psikologi gejala
tersebut riil, sedangkan dalam sastra bersifat imajinatif. Psikologi sastra adalah kajian yang memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan. Pengarang akan
menggunakan cipta, rasa, dan kreaktifitas dalam berkarya. Begitu pula pembaca, ketika menilai suatu karya juga tak akan lepas dari kejiwaan masing-masing.
Tergantung pengalaman pribadi dan pengalaman hidup di sekeliling pengarang, yang akan dituangkan secara imajinasi kedalam sebuah sastra. Karya yang
dipandang sebagai fenomena psikologis, akan menampilkan aspek-aspek kejiwaan melalui tokoh Endraswara, 2013:96.
Sigmud Freud dalam Alwisol 2009:13, mengemukakan gagasannya bahwa tingkat kesadaran yang berisi merupakan semua hal yang kita cermati pada
saat tertentu.Maksudnya, sebagian kecil saja dari kehidupan mental fikiran, persepsi, perasaan, dan ingatan yang masuk ke kesadaran. Dalam kajian psikologi
sastra, akan dijelaskan psikoanalisa kepribadian yang dilihat dari tiga unsur kejiwaaan, berupa id, ego dan super ego. Dari ketiga kepribadian ini saling
berhubungan dan membentuk keseluruhan serta tingkah laku manusia yang tak lain merupakan suatu keterkaitan dari ketigannya.
Sebagai contoh seperti penulis dapatkan pada tokoh Hashio Mizouchi dalam novel terjemahan Bahasa Indonesia karya Ryu Murakami terdiri dari 550
halaman yang berjudul “Coin Lokers Babies”.Coin Lokers Babies merupakan salah satu novel yang banyak dibaca dijepang novel ini mengungkapkan tokoh
cerita yang kurang memiliki kasih sayang dari seorang ibu. cerita fiksi ini diperlihatkan dimana tokoh yang bernama Hashio Mizouchi dan temannya
Universitas Sumatera Utara
5
Kikuyuki Kuwayama, sebagai dua anak laki-laki yang semasa bayi dibuang ke loker sewaan di stasiun oleh ibu mereka masing-masing, menghabiskan waktu
masa kecil mereka di panti asuhan, sebelum akhirnya diangkat anak oleh sebuah keluarga.
Di dalam analisis ini penulisakan membahas psikologis tokoh, Hashio Mizouchi. Dalam novel ini diceritakan tokoh Hashi dan Kiku, menghidap
penyakit sindrom autisme sehingga mereka susah diterima dikalangan sosialnya dan hanya selalu bermain serta menghabiskan waktu berdua dengan dunia mereka
tanpa melibatkan orang disekitarnya. Dikarenakan pada waktu kecil tidak mendapatkan sikap Amae, maka dari itu timbulnya keinginan dari dalam hati
Hashi untuk memenuhi kebutuhan psikologisnya yang selama ini tidak ia dapatkan dari ibunya. Namun ketika beranjak remaja, Hashi meninggalkan
kampung halaman dipulau dan pergi kekota besar.Sejak saat itu, ada terbesit keinginan Hashi untuk memulai pencarian terhadap wanita yang telah
mengabaikannya semasa kecilnya dulu sekaligus menyusun rencana untuk menghabisinya.
Maka dari itu banyak timbul dinamika kepribadian Hashi yang menyimpang, dimulai dari menyakiti dirinya sendiri, berhalusinasi, merubah
penampilannya menjadi wanita dan adanya keinginan Id dari tokoh Hashi untuk selalu membunuh wanita yang sedang hamil untuk dapat memenuhi kebutuhan
psikologisnya, tetapi Hashi harus mengakui bila ia berada dengan wanita yang lebih tua dari dirinya Hashi merasa nyaman dan merasa terlindungi.
Universitas Sumatera Utara
6
Kondisi psikologis tokoh Hashi inilah membuat ketertarikan penulis untuk meneliti dan menganalisis dengan maksud dapat memberikan informasi dan akhir
cerita kepada pembaca tentang psikologis Hashi yang digambarkan oleh Ryu Murakami dalam karya sastranya. Setelah penulis baca dan pahami ternyata novel
ini juga mengandung budaya Amae sikap ketergantungan yang manis antara ibu dengan bayinya dan berpengaruh terhadap kejiwaan psikologis pada tokoh Hashi,
yang tidak didapatkan oleh Hashi ketika ia masih bayi sampai beranjak dewasa.
Dengan demikian penulis memilih judul “Analisis Psikologis Tokoh Hashio Mizouchi dalam Novel “Coin Locker Babies” Karya Ryu Murakami”.
1.2 Perumusan Masalah