10
1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori
a. Tinjauan Pustaka
Salah satu unsur intristik yang sangat penting dalam sebuah karya sastra yaitu tokoh, terlebih tokoh utama.Tokoh utama adalah tokoh yang sangat penting
dalam mengambil peranan dalam karya sastra. Tokoh dalam karya sastra mempunyai peranan yang paling menonjol untuk mengisi jalannya sebuah cerita
dalam novel. Bila tokoh tidak ada maka novel tersebut tidak menarik isinya dan tidak tahu arah jalannya bagaimana.Unsur tokoh mengandung dua makna.Pertama,
perwatakan sebagai dramatik pesona yang menunjuk pada pribadi yang mengambil bagian didalamnya.Kedua, menunjukan kualitas khas perwatakan pada
pribadi tertentu, Samad, 1997:58.Tokoh cerita menduduki posisi sebagai pembawa dan penyampai pesan, moral, amanat, dan sesuatu yang ingin
disampaikan kepada pembaca. Menurut Nurgiyantoro 1995:165 tokoh adalah orang yang ditampilkan
dalam karya naratif, atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan
apa yang dilakukan dalam tindakannya.Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa antara tokoh dan karakternya berhubungan erat dengan para pembaca.
Oleh karena itu, penulis akan menggunakan teori dalam psikoanalisa yang telah dikemukakan oleh Sigmud Freud dalam Alwisol2009:5 dengan teori
struktur kepribadian, yang mengatakan bahwa struktur kepribadian manusia terdiri dari 3 aspek yaitu : id, ego, dan super ego. dan dinamika kepribadian terdiri
dari insting hidup dan insting mati serta kecemasan.Suatu karya sastra dianggap
Universitas Sumatera Utara
11
baik apabila karya sastra tersebut dapat menggambarkan kekacauan di dalam batin manusia.Karena pada dasarnya kehidupan manusia ituperjuangan dalam
menghadapi kekacauan batinnya sendiri.
Di dalam novel Coin Locker Babies karya Ryu Murakami ini dapat dilihat bahwa tokoh utama Hashi suka sekali melakukan tindakan abnormal terutama
selalu membunuh wanita yang sedang hamil, hanya mengambil jantung untuk mendengarkan suara detak jantungnya saja. sebenarnya dari awal tidak berniat
untuk menjadi seorang pembunuh, tetapi Hashi beranggapan ada seekor lalat yang menyerupai wajah manusia yang menyuruhnya untuk melakukan hal yang tidak
wajar. Selain beranggapan dari sekor lalat yang berwajah manusia mengendalikan pikirannya, hal lain yang timbul karena adanya obsesi Hashi ingin mempunyai ibu
sekaligus diberikan kasih sayang dari seorang ibu yang sayangnya tidak Hashi dapatkan ketika waktu kecil.
b. Kerangka Teori