commit to user
Tidak satu pun bahan kimia dapat dipakai tanpa alat pengaman atau tanpa arahan oleh orang yang berpengalaman atau berpendidikan
dalam bidang ini. Fumigasi harus dilakukan oleh orang yang profesional dalam bidang itu dan harus disertai sertifikat.
2.3. Laminasi
Bahan pustaka yang pada umumnya terbuat dari kertas perlu dirawat dengan baik. Dengan seiringnya waktu kertas mudah lapuk
dimakan usia, untuk menangani kelapukan dapat diatasi dengan laminasi atau mengenkapsulasi kertas tersebut supaya kertas terlindungi. Karmidi
Martoatmodjo 1999:111 memberi pengertian bahwa laminasi artinya melapisi bahan pustaka dengan kertas khusus, agar bahan pustaka menjadi
lebih awet. Proses keasaman yang terjadi pada kertas dapat dihentikan oleh pelapis yang terdiri dari film oplas, kertas cromton, atau kertas
pelapis lainnya. Biasanya kertas atau bahan pustaka yang dilaminasi adalah yang
sudah tua dan sudah bewarna kuning coklat. Daryono 2009 menyebutkan:
Untuk memperpanjang umur bahan pustaka perlu diadakan pelapisan atau laminasi, terutama bahan pustaka yang lapuk atau robek
sehingga menjadi tampak kuat atau utuh kembali. Ada 2 cara laminasi yaitu laminasi dengan mesin dan dengan cara manual.
commit to user
Cara lain selain laminasi adalah enkapsulasi. Enkapsulasi adalah salah satu cara melindungi kertas dari kerusakan fisik misalnya rapuh
karena umur. Yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan enkapsulasi adalah kertas harus bersih, kering dan bebas asam.
Karmidi Martoatmodjo 1999:113 mengemukakan bahwa perbedaan antara laminasi dan enkapsulasi ialah bahwa pada laminasi,
bahan pustaka menempel dengan pembungkusnya, sedangkan pada enkapsulasi bahan pustaka tidak menempel, sehingga kalau diperlukan,
bahan pustaka bisa diambil dengan utuh, dengan cara mengunting bagian tepi plastik pelindungnya.
2.4. Penjilidan
Bahan pustaka yang rusak seperti isi buku, lem atau jahitan yang lepas, sampul yang sudah rusak dapat diperbaiki dengan menjilid kembali.
Selain untuk tujuan perbaikan, penjilidan juga dilakukan untuk menghimpun terbitan berseri, brosur, pamflet, atau lembaran-lembaran
lepas. Karmidi Martoatmodjo1999:123 mengemukakan bahwa pada dasarnya penjilidan merupakan pekerjaan menghimpun atau
menggabungkan lembaran-lembaran lepas menjadi satu, yang dilindungi oleh ban atau sampul..
Untuk buku-buku yang telah mengalami kerusakan, perlu segera dilakukan penjilidan ulang, agar nilai informasi yang ada didalamnya tidak
hilang, sehingga buku yang telah diperbaiki dengan penjilidan ulang
commit to user
tersebut dapat dimanfaatkan kembali oleh pengguna perpustakaan. Daryono 2009 menyebutkan perlengkapan penjilidan ada dua hal yaitu:
Alat yang meliputi: pisau, palu, pelubang, gunting, tulang pelipat,
penggaris besi, kuas, gergaji, jarum, benang, pengeprespemampat, pemidang jahit, mesin potong dan sebagainya.
Sedangkan untuk perlengkapan lainya yaitu Bahan penjilid yang
meliputi kertas, kain linen, perekat, benang dan kawat jahit. Sebelum dijilid, buku perlu dipersiapkan secara baik. Kekeliruan atau
kekurangan dalam persiapan, dapat berakibat fatal dan mengecewakan. Juga merupakan pemborosan jika harus dijilid ulang. Daryono 2009
mengemukakan bahwa persiapan penjilidan meliputi dua hal yaitu: 1 penghimpunan kertas-kertas atau bahan pustaka, 2
penggabungan. Penghimpunan harus dikerjakan secara teliti, jangan salah mengurutkan nomor halaman. Kalau majalah, jangan salah mengurutkan
nomor penerbitannya. Panjang-pendek, serta lebar kertas harus disamakan. Rapihkan sisi sebelah kiri agar pemotongan dan perapihan dapat
dikerjakan untuk ketiga sisi yang lain. Petunjuk penjilidan harus disertakan, agar hasilnya sesuai dengan yang kita kehendaki. Dalam
melakukan penggabungan kita harus melihat jilidan macam apa yang dikendaki sesuai dengan slip petunjuk penjilidan.
Ada lima macam jenis jilidan yang dapat dipilih: 1 jilid kaye, 2 signature binding, 3 jilid lem punggung, 4 jilid spiral, 5 jilid lakban.
2.5. Alih Media