Rencana Pembentukan Bagian Pelestarian Sejarah Singkat

commit to user f. Jika pada lantai ubin muncul tanah galian rayap, kita dapat menghamparkan plastik diatasnya agar rayap tidak muncul ke permukaan lantai. Lebih baik kalau lantai dioles dengan oli bekas. Rayap tidak berani naik, sebab oli bekas yang sudah mengandung kikisan baja mesin mobil bisa merusak gigi rayap. g. Tempatkan kapur barus atau akar loro setu dibelakang buku di rak. Benda-benda tersebut menghalau ikan perak, kecoa atau serangga perusak buku lainnya.

2.7. Rencana Pembentukan Bagian Pelestarian

Widodo H. Wijoyo 2010 juga mengemukakan perlunya rencana pembentukan bagian pelestarian untuk pusdokinfo. Bagian pelestarian bahan pustaka tidak kalah pentingnya dnegan bagian-bagain lain di perpustakaan. Dengan bagian ini, sewaktu-waktu terjadi kerusakan akan cepat diperbaiki sehingga dokumen cepat siap di rak. A. Peran Konservator Dalam pelestarian Dokumen Konservator memiliki tanggungjawab dalam memperbaiki fisik dokumen, membantu mengembangkan kebijaksanaan pelsetarian, dan pengawetan dokumen, serta menentukan standar dan spesifikasi setiap perbaikan dari segi profesi dan etika. Menurut Widodo H. Wijoyo 2010 tugas konservator: commit to user ƒ Memperbaiki dokumen ƒ Mengadakan tes bahan kimia ƒ Mengadakan konsultasi kepada yang lebih berpengalaman ƒ Mengadakan konsultasi dan penelitian dengan ahli subyek ƒ Merencanakan dan mengorganisir perbaikan ƒ Mengawasi peralatan dan perlengkapan perbaikan dokumen ƒ Memberi saran perbakan dan perawatan ƒ Bekerjasama dengan konservator lain B. Perencanaan Kesiapan Menghadapi Bencana Menurut Widodo H. Wijoyo 2010 Perencanaan diperlukan untuk: ƒ Memperkecil resiko kerusakan ƒ Mengurangi rasa panik staf ƒ Menyediakan strok bahan dan peralatan yang akan digunakan dalam keadaan darurat ƒ Menyusun daftar nama orang dan lembaga yang harus dihubungi jika dalam keadaan darurat commit to user 26 BAB III GAMBARAN UMUM PUSAT PERPUSTAKAAN DAN PENYEBARAN TEKNOLOGI PERTANIAN PUSTAKA, KEMENTERIAN PERTANIAN

3.1. Sejarah Singkat

Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian atau PUSTAKA merupakan perpustakaan pertanian dan biologi tertua di Indonesia. Didirikan pada bulan Mei 1842, diawali dengan pembelian 25 judul buku milik Jacques Pierot yang disarankan oleh J.K. Hasskarl, Assistan Hortulanus ‘s Land Plantentuin dan M. Diard, anggota dari Natuurkundige Commissie. Sampai tahun 1867, boekerij selanjutnya disebut PUSTAKA berada dalam tanggung jawab Teysmann. Jabatan kepala Kebun Raya tersebut kosong sejak Blume berhenti tahun 1828. Pada awal pendiriannya, PUSTAKA merupakan bagian dari Kebun Raya Bogor yang memiliki fungsi menyediakan literatur bidang botani untuk para peneliti tamu yang melakukan penyelidikan botani daerah tropis. Pada tahun 1850, secara resmi menjadi sebuah perpustakaan dengan nama Bibliotheek ‘s Land Plantentuin te Buitenzorg. Pada tahun 1867, R.H.C.C. Scheffer diangkat menjadi Kepala Kebun Raya yang ketiga. Pada tahun 1876 ia mendirikan Cultuurtuin commit to user kebun percobaan bagi tumbuhan yang bernilai ekonomis di Cikeumeuh sekarang Cimanggu, Bogor dan Landbouw school sekolah pertanian bagi penduduk bumi putera. Pada tahun 1880, Melchior Treub yang menggantikan jabatan Scheffer berhasil mendirikan beberapa lembaga penelitian yaitu: Laboratorium untuk peneliti tamu 1884, Museum Zoologi 1894, dan Laboratorium Penyelidikan Laut 1904 di Jakarta. Pada tahun 1905 Treub mengadakan reorganisasi lembaga-lembaga penelitian diatas beserta lembaga lainnya yang berada di Bogor menjadi bagian teknis dari Departement van Landbow Departemen Pertanian. Dalam organisasi baru tersebut PUSTAKA diubah namanya menjadi Bibliotheek van het Departement van Landbouw Perpustakaan Departemen Pertanian. Pada tahun 1911, ketika Departement van Landbouw diubah menjadi Departement van Landbouw, Nijverheid en Handel Departemen Pertanian, Kerajinan dan Perdagangan. Lembaga-lembaga yang ada dikelompokkan kedalam tujuh afdeligen bagian. PUSTAKA berada dalam kelompok I Bureau bersama dengan administrasi dan reproduksi. Dalam departement ini PUSTAKA ditunjuk sebagai pusat bagi perpustakaan-perpustakaan lembaga, baik yang berada di Bogor maupun yang di Jakarta, sehingga namanya pun diubah menjadi Centrale Wetenschappelijke Bibliotheek, van het Departement van Landbouw, commit to user Nijverheid en Handel Pusat Perpustakaan Ilmiah Departemen Pertanian Kerajinan dan Perdagangan. Pada tahun 1934 di zaman malaise kemunduran ekonomi Departement van Landbouw, Nijverheid en Handel diganti namanya menjadi Departement van Economische Zaken Departemen Urusan Ekonomi dan kedudukannya dialihkan ke Jakarta. Sementara nama PUSTAKA turut berubah menjadi Bibliotheek van het Departement van Economische Zaken . Pada tahun 1943, saat pendudukan militer Jepang, perpustakaan diberi nama Bogor Toshokan Perpustakaan Bogor. Sebagai kepalanya Prof. Kanehira merangkap sebagai Kepala Herbarium Bogoriense juga sebagai kepala perpustakaan. Pada tahun 1948, berdasarkan keputusan pemerintah Kolonial Belanda, PUSTAKA diberi nama Bibliotheca Bogoriensis Centrale Natuurwetenschappelijke Bibliotheek Pusat Perpustakaan Ilmu Pengetahuan Alam. Nama Bibliotheca bogoriensis ini ternyata dalam perkembangan selanjutnya lebih banyak dikenal daripada nama lainnya. Sejak pendiriannya PUSTAKA telah mengalami beberapa kali perubahan tugas, fungsi dan nama. Pada bulan Maret 2000, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian nomor 1602000 nama PUSTAKA menjadi Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian. commit to user

3.2. Visi dan Misi PUSTAKA 2010 – 2014