PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA DI PUSAT PERPUSTAKAAN DAN PENYEBARAN TEKNOLOGI PERTANIAN (PUSTAKA), KEMENTERIAN PERTANIAN RI ( SUATU KAJIAN OBSERVASI FUMIGASI BAHAN PUSTAKA KERTAS )
PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA DI PUSAT
PERPUSTAKAAN DAN PENYEBARAN TEKNOLOGI
PERTANIAN (
PUSTAKA
), KEMENTERIAN PERTANIAN RI
(
SUATU KAJIAN OBSERVASI FUMIGASI BAHAN PUSTAKA KERTAS )Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh sebutan Vokasi Ahli Madya (A.Md) Dalam
Bidang Ilmu Perpustakaan
Disusun oleh: SITI ROHANA
(D1808044)
PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
(2)
commit to user
ii
PERSETUJUAN
Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk dipertahankan dihadapan Panitia Ujian Tugas Akhir Program Diploma III Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Hari : Rabu Tanggal : 01 Juni 2010
Pembimbing
Drs. Harmawan, M.Lib NIP. 19580227 198601 1 001
(3)
commit to user
PENGESAHAN
Telah dipertahankan dihadapan Panitia Ujian Tugas Akhir Program Diploma III Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh sebutan vokasi Ahli Madya (A.Md), pada :
Dewan Penguji Hari : Kamis Tanggal : 09 Juni 2011
Penguji I
Drs. H. Marsudi, MS NIP. 19550823 198303 1 001
Penguji II
Drs. Harmawan, M.Lib NIP. 19580227 198601 1 001
Mengesahkan
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan
Prof. Drs. P awito, Ph. D NIP. 19540805 198503 1 002
(4)
commit to user
iv
SURAT PERNYATAAN
Saya mahasiswa Program Studi Diploma III Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNS yang bertanda tangan dibawah ini,
NAMA : Siti Rohana NIM : D1808044
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir
JUDUL : Pelestarian Bahan Pustaka Di Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Pertanian (Pustaka), Kementerian Pertanian RI (Suatu Kajian Observasi Fumigasi Bahan Pustaka Kertas)
PEMBIMBING : Drs, Harmawan, M.Lib TANGGAL DIUJI :
Menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) yang saya susun adalah benar-benar karya saya sendiri. Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas termasuk pencabutan gelar Vokasi yang telah saya peroleh.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila dikemudian hari terbukti melakukan kebohongan maka saya sanggup menanggung segala konsekuensinya.
Surakarta, 01 Juni 2011
Siti Rohana (D1808044)
(5)
commit to user
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai Sivitas Akademik Universitas Sebelas Maret Surakarta, Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
NAMA : Siti Rohana
NIM : D1808044
Program Studi : Perpustakaan
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jenis Karya : Tugas Akhir
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sebelas Maret Surakarta Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty Free Right) atas Tugas Akhir saya yang berjudul:
Pelestarian Bahan Pustaka Di Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Pertanian (Pustaka), Kementerian Pertanian RI (Suatu Kajian
Observasi Fumigasi Bahan Pustaka Kertas)
beserta instrument /desain/perangkat (jika ada). Berhak menyimpan, mengalihkan bentuk, mengalihmediakan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (data base), merawat, serta memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis (Autor) dan Pembimbing sebagai co Autor atau pencipta dan juga sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya secara sadar tanpa paksaaan dari pihak manapun.
Surakarta, 01 Juni 2011
Siti Rohana (D1808044)
(6)
commit to user
vi
MOTTO
Jangan memikirkan masalah mu, tapi pikirkanlah SOLUSI dari masalah mu itu.
--Penulis--Mimpi terkadang menjadi misteri yang tersembunyi.
--Penulis—Hidup bukan untuk mengeluh dan mengaduh.
--W. S. Rendra--Yang terpenting bukan seberapa besar mimpimu, namun seberapa besar kamu untuk
mimpimu itu.
(7)
commit to user
PERSEMBAHAN
^tÜçt |Ç| átçt ÑxÜáxÅut{~tÇ âÇàâ~M
DA
UtÑt~ wtÇ \uâ àxÜv|Çàt çtÇz áxÄtÄâ
ÅxÅuxÜ| ÑxÜ{tà|tÇ wtÇ wÉtÇçt âÇàâ~~âA
EA
^t~t~@~t~t~ wtÇ áxÄâÜâ{ ~xÄâtÜzt
uxátÜ~â çtÇz áxÄtÄâ ÅxÅuxÜ| wâ~âÇztÇ
âÇàâ~âA
FA
TÄÅtÅxàxÜ~âA
GA
ft{tutà „ át{tutà àxÜv|ÇàtA
HA
^x~tá|{~â
(8)
commit to user
viii
ABSTRAK
Pelestarian Bahan Pustaka Di Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Pertanian (Pustaka), Kementerian Pertanian RI
(Suatu Kajian Observasi Fumigasi Bahan Pustaka Kertas) Oleh:
Siti Rohana (D.1808044)
Fisik dari bahan pustaka tentu bisa rusak dimakan usia. Maka, perlu diadakan pelestarian bahan pustaka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kegiatan-kegiatan pelestarian bahan pustaka di Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA), Kementerian Pertanian RI.
Penulisan Tugas Akhir ini menggunakan metode penelitian kepustakaan, observasi, wawancara dan dokumentasi. Untuk mengetahui kegiatan-kegiatan dibagian pelestarian khususnya fumigasi. Yang menjadi permasalahan adalah apa saja kegiatan pelestarian di PUSTAKA? Mengapa pelaksanaan fumigasi diserahkan kepada pihak ketiga? Dan bagaimana langkah-langkah pelaksanaannya serta fumigan apa yang dipakai?.
Upaya pelestarian yang dilakukan antara lain: Fumigasi, Laminasi, Penjilidan dan Alih Media. Salah satu kegiatan pelestarian adalah fumigasi. Penggunaan bahan kimia yang berbahaya dalam fumigasi, membuat perlu kalau fumigasi ditangani oleh orang yang ahli dalam bidangnya dan bersertifikat. Apalagi setelah dikeluarkannya Undang-Undang larangan penggunaan methyl
bromide yang tercantum pada Peraturan Menteri Pertanian, Nomor:
37/Permentan/OT.140/7/2009 tentang: penggunaan pestisida berbahan aktif metil bromida untuk tindakan perlakuan karantina tumbuhan dan perlakuan pra pengapalan. Karena pada umumnya perpustakaan melakukan fumigasi menggunakan bahan kimia aktif methyl bromide.
Sebagai hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penyelesaian masalah adalah dengan menyerahkan kegiatan fumigasi kepada pihak ketiga yang mempunyai ijin dan sertifikat yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan dan Badan Karantina Pertanian. Namun Pelaksanaan fumigasi dan laminasi yang diserahkan pihak ketiga dapat menumpulkan keterampilan pustakawan bagian preservasi/preservator karena semua kegiatan sudah dilakukan oleh pihak ketiga. Sehingga, sebisa mungkin di usahakan ada pustakawan yang ikut langsung waktu kegiatan fumigasi berlangsung sebagai pembelajaran bagi pustakawan langsung dari ahlinya.
(9)
commit to user
KATA PENGANTAR
Assalamuálaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul
“PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA DI PUSTAKA (PUSAT
PERPUSTAKAAN DAN PENYEBARAN TEKNOLOGI PERTANIAN), KEMENTERIAN PERTANIAN RI (SUATU KAJIAN OBSERVASI FUMIGASI BAHAN PUSTAKA KERTAS)” ini dengan segenap kemampuan yang penulis miliki, sehingga dapat selesai sampai batas waktu yang telah ditentukan. Penulisan Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Perpustakaan.
Penulis menyadari tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, penulisan Tugas Akhir ini tidak dapat terselesaikan. Atas tersusunnya Tugas Akhir ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih dan rasa syukur kepada Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan ridho-Nya serta ucapan terima kasih kepada:
1. Allah SWT , yang telah memberikan rahmat dan hidayah selama penulis mengerjakan Tugas Akhir.
2. Bapak Drs. H. Supriyadi, SU. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
(10)
commit to user
x 3. Bapak Drs. Harmawan, M. Lib. selaku pembimbing dalam penulisan
Tugas Akhir dan juga selaku Penguji II yang telah memberikan banyak bantuan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
4. Bapak Drs. H. Marshudi, MS. Selaku Penguji I dan Pembantu Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Bapak Drs. Alexius Ibnu Muridjal, M. Si. Selaku ketua program studi DIII Perpustakaan UNS yang telah memberikan dukungan sepenuhnya dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan.
6. Bapak dan Ibu Dosen jurusan DIII Ilmu Perpustakaan FISIP Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan banyak ilmu dan pengetahuan kepada penulis.
7. Bapak IR. Hasyim Asyari, MM. selaku Kepala Bagian Umum Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA), Kementerian Pertanian RI yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk Praktek Kerja Lapangan.
8. Bapak Drs. Maksum, M.SI. selaku Pimpinan Sub Bagian Perpustakaan di Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA), Kementerian Pertanian RI yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk Praktek Kerja Lapangan.
9. Ibu Vivit Wardah Rufaidah, S, SI, MP. selaku pembimbing saat penulis melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapangan PUSDOKINFO di Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA)
(11)
commit to user
10. Seluruh staf dan karyawan Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA)
11. Seluruh teman – teman kost di Al-Banna, Yosorini dan Khotimah semuanya yang menemani hari-hari selama menempuh kuliah di Solo. 12. Seluruh teman-teman D3 Perpustakaan FISIP UNS yang berjuang bersama
selama 3 tahun ini.
13. Semua pihak yang telah membantu dan memudahkan penulisan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Akhirnya penulis berharap semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi pembaca yang berkepentingan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kedepannya agar lebih baik lagi.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
(12)
commit to user
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN ... ii
PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN ... iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... v
MOTTO ... vi
PERSEMBAHAN ... vii
ABSTRAK ... viii
KATA PENGANTAR ... ix-xi DAFTAR ISI ... xii-xiv DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR BAGAN ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1-4 1.2. Rumusan Masalah ... 4 1.3. Tujuan Dan Manfaat Penulisan ... 5-6 1.4. Metode Pengumpulan Data ... 6-7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian ... 8-9 2.2. Fumigasi ... 10-13 2.3. Laminasi ... 13-14 2.4. Penjilidan ... 15-16 2.5. Alih Media ... 16-19 2.6. Pencegahan Kerusakan Bahan Pustaka ... 19-24 2.7. Pembentukan Bagian Preservasi ... 24-25
(13)
commit to user
BAB 3 GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN DAN PENYEBARAN INFORMASI TEKNOLOGI PERTANIAN (PUSTAKA), KEMENTARIAN PERTANIAN RI
3.1. Sejarah Singkat ... 26-28 3.2. Visi Dan Misi ... 29 3.3. Tugas, Fungsi, Dan Program Kerja ... 29-30 3.4. Koleksi ... 31-33 3.5. Layanan ... 33-35 3.6. Struktur Organisasi ... 36 3.7. Denah Kantor ... 37 3.8. Sumber Daya Manusia ... 38-39 3.9. Sarana Dan Prasarana ... 39-40 3.10. Gedung/Ruangan ... 41 3.11. Promosi ... 41 3.12. Sistem Pengolahan ... 42
BAB IV PEMBAHASAN MASALAH
4.1. Analisis Masalah ... 43-57
4.2. Hambatan-Hambatan ... 57-58 4.3. Pemecahan Masalah ... 58-59
BAB 5 PENUTUP
5.1. Kesimpulan ... 60-61 5.2. Saran ... 61 DAFTAR PUSTAKA ... 62-63
(14)
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 Jumlah Pegawai PUSTAKA Berdasarkan Status Kepegawaian
... 38
2. Tabel 2 Jumlah Pegawai PUSTAKA Berdasarkan Pendidikan ... 39
3. Tabel 3 Sarana dan Prasarana di PUSTAKA ... 40
4. Tabel 4 Gedung/Ruangan di PUSTAKA ... 41
5. Tabel 5 Sistem Pengolahan di PUSTAKA... 42
(15)
commit to user
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1 PPE (Personal Protectuve Equipment) ... 47
2. Gambar 2 Beberapa Koleksi yang di Laminasi ... 54
3. Gambar 3 Peralatan dan Perlengkapan Penjilidan ... 56
4. Gambar 4 Alat Penghancur Kertas ... 57
(16)
commit to user
xvi
DAFTAR BAGAN
Bagan 1 Struktur Organisasi PUSTAKA ... 36 Bagan 2 Denah Kantor PUSTAKA... 37 Bagan 3 Diagram Pengelolaan File Hasil Digitasi ... 59
(17)
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Magang Lampiran 2 Surat Keterangan Mahasiswa
Lampiran 3 Surat Penerimaan Permohonan Magang Lampiran 4 Surat Tugas
Lampiran 5 Surat Keterangan Magang PUSDOKINFO Lampiran 6 Jadwal Magang PUSDOKINFO
Lampiran 7 Form Penilaian Kuliah Kerja PUSDOKINFO Lampiran 8 Formulir Pemesanan Koleksi
Lampiran 9 Buram Katalogisasi Lampiran 10 Permintaan Fotokopi Lampiran 11 Permintaan Cetak/Print Out Lampiran 12 Sheet Agris
Lampiran 13 Lembar Disposisi
Lampiran 14 Surat Konsultasi Konservasi Koleksi Lampiran 15 Surat Kerjasama Preservasi
Lampiran 16 Foto Gedung PUSTAKA Lampiran 17 Surat Penawaran Fumigasi Lampiran 18 Surat Pertukaran Bahan Pustaka Lampiran 19 Contoh Kartu Pegawai PUSTAKA
Lampiran 20 Standart operating Procedure (SOP) Digitasi Bahan Pustaka Antiquariat
(18)
commit to user
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM DIPLOMA III PERPUSTAKAAN
Jl. Ir. Sutami No. 36A Kentingan Surakarta Telp. 648379
PERSETUJUAN REVISI
NAMA : Siti Rohana
NIM : D1808044
JURUSAN : DIII PERPUSTAKAAN
JUDUL TUGAS AKHIR : Pelestarian Bahan Pustaka Di Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Pertanian (Pustaka), Kementerian Pertanian RI (Suatu Kajian Observasi Fumigasi Bahan Pustaka Kertas)
PANITIA PENGUJI
No. Nama Jabatan Tgl.
Persetujuan
Tanda Tangan
1. Drs. H. Marshudi, MS Penguji 1
2. Drs. Harmawan, M. Lib Penguji 2
Surakarta, Juli 2011
Ketua Program DIII Perpustakaan
Drs. Haryanto, M.Lib NIP. 19600613 198601 1 001
(19)
commit to user
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bahan pustaka yang berupa buku, terbitan berkala (surat kabar, majalah, jurnal dan sebagainya), serta bahan audio-visual seperti kaset, video dan sebagainya menyimpan berbagai informasi yang urgen dan merupakan hasil budaya cipta manusia. Informasi yang tersimpan dalam bahan pustaka tak terhitung jumlahnya, sehingga ada ungkapan: Tak akan cukup tinta sesamudera untuk mencatat ilmunya Allah.
Fisik dari bahan pustaka tentu bisa rusak dimakan usia. Beberapa faktor pengrusak bahan pustaka antara lain disebabkan oleh manusia, insekta, debu, jamur, banjir, kebakaran, noda makanan dan minuman, pemudaran warna kertas, kerapuhan, rendahnya mutu barang dan faktor-faktor yang lainnya. Karena berbagai kemungkinan diatas maka perlu diadakan pelestarian bahan pustaka untuk menyelamatkan nilai informasi yang tersimpan didalam bahan pustaka. Mengingat Indonesia yang beriklim tropis juga berbagai bencana yang sering terjadi, maka perawatan bahan pustaka perlu mendapat perhatian.
Indonesia, terutama di tempat yang mempunyai tingkat kelembaban yang tinggi memicu tumbuhnya jamur dimana-mana. Selain itu, bahan pustaka juga rawan dari kuman, serangga, dan lainnya. Maka,
(20)
commit to user
2
perlu diadakan pengasapan bahan pustaka dengan bahan kimia tertentu. Kegiatan yang bisa dilakukan untuk mencegah kerusakan bahan pustaka antara lain: Fumigasi, Deadifikasi, Laminasi, Enkapsulasi, Laminasi dan sebagainya.
Menurut Karmidi Martoatmodjo, Ph, D. (1999:96), fumigasi adalah:
“Salah satu cara melestarikan bahan pustaka dengan cara mengasapi bahan pustaka agar jamur tidak tumbuh, binatang mati, perusak bahan pustaka lainnya terbunuh.”
Secara kimia kertas tidak lain adalah kumpulan fiber selulosa yang dihasilkan dari proses pulping sehingga kayu menjadi bentuk terurai serat kayu dalam bentuk polimer selulosa dan diikuti dengan proses pengelentangan hingga akhirnya menjadi kertas. Berdasarkan asal bahan dan proses pembuatan kertas, material kertas adalah bahan yang unik karena berupa bahan organik dengan sumber bahan baku berupa polimer selulosa yang ketersediaannya tertinggi di alam.
Dalam kehidupan manusia, kertas digunakan dalam berbagai ragam penggunaan mulai sebagai media menulis, bahan pembersih (tissue), bahan kemasan, dan lain-lain. Tingginya ragam penggunaan kertas tidak dapat dilepaskan dari sifat unik kertas sebagai material organik. Namun, dibalik keunggulannya, kertas memiliki sifat mudah mangalami deteriosasi atau kemunduran kualitas. Kemunduran kualitas kertas dapat diakibatkan oleh berbagai faktor, faktor biologis maupun faktor non biologis. Kemunduran kualitas kertas akibat faktor perusak
(21)
commit to user
3
biologis terjadi karena dua alasan, yaitu 1) kertas merupakan sumber bahan makanan. Beberapa jenis serangga seperti rayap dan kumbang menggunakan selulosa sebagai sumber makanannya, demikian juga beberapa jenis kutu buku dan silverfish; 2) kertas sebagai substrate dan sumber makanan bagi organisme. Dalam kondisi lembab, kertas merupakan substrate yang baik bagi berbagai jenis jamur.
Faktor biologis yang menyebabkan kerusakan pada kertas secara garis besar adalah jamur (mould), serangga, dan rodent. Sementara kerusakan non biologis terdiri dari kerusakan akibat temperatur dan kelembaban; cahaya; serta polutan udara.
Tentunya dampak deteriorasi oleh faktor biologis maupun non biologis akan memberikan kerugian karena hilangnya nilai gunakertas. Kerugian menjadi tidak ternilai apabila kertas yang rusak merupakan arsip atau dokumen-dokumen penting dan berharga.
Perpustakaan merupakan penyimpan informasi dan khazanah budaya bangsa. Sifat fisik bahan pustaka yang mudah rusak dan bisa dimakan usia perlu dirawat dan dilestarikan. Perawatan bahan pustaka tidak hanya dilakukan untuk melestarikan koleksi-koleksi lama, koleksi baru pun juga perlu mendapatkan perawatan sejak dini. Namun dilapangan perawatan koleksi kuno lebih didahulukan karena menyimpan nilai historis dan susah mendapatkan pengganti yang sama. Begitu berperannya pelestarian bahan pustaka dalam menyimpan informasi, nilai historis, dan
(22)
commit to user
4
perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat membuat pelestarian bahan pustaka perlu dilakukan dengan berkesinambungan dan hati-hati.
Oleh karena itu, dalam menulis Tugas Akhir ini, penulis mengambil judul “PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA DI PUSAT PERPUSTAKAAN DAN PENYEBARAN TEKNOLOGI PERTANIAN (
PUSTAKA
), KEMENTERIAN PERTANIAN RI (SUATU KAJIAN OBSERVASI FUMIGASI BAHAN PUSTAKA KERTAS).”1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis mengambil beberapa rumusan masalah mengenai pelestarian bahan pustaka (Observasi fumigasi) di Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) yang dibahas dalam laporan ini antara lain sebagai berikut: 1. Bagaimana kegiatan pelestarian bahan pustaka di Pusat Perpustakaan
Dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA)?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Tujuan penulis mengangkat tema mengenai pelestarian bahan pustaka (Observasi fumigasi) di Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah:
(23)
commit to user
5
1. Untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam upaya pelestarian bahan pustaka di Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA), Kementerian Pertanian RI.
Manfaat dalam penulisan Tugas Akhir adalah sebagai berikut:
1. Penulis dapat memahami lebih dalam menganai pelestarian bahan pustaka terutama fumigasi di Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA).
2. Pembaca dapat mengetahui tata pelaksanaan fumigasi sehingga diharapkan bergua untuk pengembangan pelestarian bahan pustaka di Indonesia.
3. Penulis dan pembaca Tugas Akhir ini dapat memberikan saran terhadap pelaksanaan pelestarian bahan pustaka (Observasi fumigasi) di Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA).
1.4. Metode Pengumpulan Data
Kuliah Kerja PUSDOKINFO dilaksanakan di Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA), Jalan Ir. Djuanda Nomor 20, Bogor. Selama 6 minggu, mulai tanggal 21 Februari hingga 01 April 2011. PKL tersebut dilaksanakan setiap hari senin-jum’at pukul 07.30-14.00 WIB.
(24)
commit to user
6
Metode yang digunakan penulis dalam mengumpulkan data guna penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
1.4.1. Metode Observasi
Menurut Moh. Pabundu Tika (1996; 67-68) metode observasi adalah:
“cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala atau fenomena yang ada pada obyek penelitian”.
Penulis mengamati langsung pelaksanaan pelestarian bahan pustaka di PUSTAKA Bogor. Penulis juga ikut langsung dalam kegiatan tersebut.
1.4.2. Metode Wawancara atau Interview
Pengertian DR. Irawan Soeharto (2008:67-68), metode wawancara (interview) adalah:
“pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam (tape recorder)”
Saat magang, penulis melakukan tanyajawab kepada pegawai-pegawai yang bersangkutan. Penulis mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai pelaksanaan fumigasi bahan pustaka kepada Bapak Ir Eka Kusmayadi, M.Hum selaku pegawai bidang pelestarian bahan pustaka, Ibu Vivit Wardah Rufaidah S. Si, MP. selaku pembimbing magang, serta pegawai lainnya yang bersangkutan.
(25)
commit to user
7
1.4.3. Metode Kepustakaan
Menurut Mestika Zed ( 2004:03) mengemukakan bahwa:
“riset kepustakaan atau serinng juga disebut studi pustaka, ialah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian.”
Penulis mencari berbagai literasi yang membahas tentang pelestarian bahan pustaka. Kemudian penulis menggunakan berbagai literasi tersebut dan juga berbagai literasi lain yang mendukung untuk kepenulisan Tugas Akhir ini.
1.4.4. Metode Dokumentasi
Menurut Lasa HS. (2009:68) menjelaskan bahwa dokumentasi adalah:
“teknik pengumpulan data yang diperoleh dari sumber yang berupa catatan, transkrip, buku, majalah, notulen rapat, prasasti, agenda yang tertulis, tercetak, atau terkam.”
Dalam mengumpulkan data yang diperlukan, penulis mencari data-data pendukung dari berbagai dokumen yang dimiliki kantor ini. Baik dari brosur-brosur, dokumen-dokumen dari bagian sirkulasi, bagian pengolahan, bagian pelestarian, bagian keuangan, bagian kepegawaian dab berbagai foto yang diambil saat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL).
(26)
commit to user
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian
Wendy Smith dalam Widodo H. Wijoyo (2010) menyatakan bahwa Konservasi (conservation) dan preservasi (preservation) memiliki nilai yang sama untuk istilah pemeliharaan dokumen.
Preservation: semua kegiatan yang bertujuan memperpanjang umur bahan pustaka dan informasi yang ada di dalamnya.
Conservation: kegiatan yang meliputi perawatan, pengawetan dan perbaikan bahan pustaka oleh konservator yang profesional
Resoration: kegiatan konservasi yang memperbaiki bahan pustaka yang rusak agar kondisinya seperti asli.
Nurhaidi Magetsari, dkk (1992:45) Pengawetan (preservation) Diartikan: 1. fungsi primer suatu penyimpanan arsip untuk memberikan fasilitas secukupnya untuk perawatan, perlindungan, dan pemeliharaan arsip macam apa pun (dalam kearsipan); 2. perlakuan khusus, baik tersendiri maupun kolektif yang diberikan untuk perbaikan, perlindungan, dan pemeliharaan arsip.
(27)
9
Widodo H. Wijoyo (2010) mengemukakan mencegah kerusakan pada dokumen dapat dilakukan dengan beberapa cara;
1. Karena faktor lingkungan
Menjaga suhu udara 20-24 Derajat Celcius.
Perlu perlindungan terhadap sinar matahari langsung, atau dijauhkan dari cendela
Memasang AC untuk mengurangi/menghindari pencemaran udara.
Memeriksa bahan pustaka secara periodik untuk mencegah kerusakan dari tumbuhan dan serangga
Rak sebaiknya terbuat dari bahan anti karat dan anti serangga
Bahan pustaka yang kena air perlu segera dikeringkan (hindari penjemuran dengan sinar matahari)
2. Karena faktor manusia: perlu penyadaran dan penyuluhan tentang penanganan dan penggunaan bahan pustaka, baik pustakawan dan pengguna.
2.2. Fumigasi
Fumigasi, Deadifikasi, Laminasi dan Enkapsulasi, Penjilidan, dan Alih Bentuk merupakan kegiatan dalam pelestarian dan pemeliharaan bahan pustaka. Lasa HS. (2010:88), mendefinisikan Fumigasi-Fumigation adalah pengasapan bahan kertas/ book materials dengan uap atau gas beracun untuk membunuh jamur atau serangga yang tumbuh berkembang
(28)
commit to user
10
pada kertas itu. Kata fumigasi berasal dari bahasa latin fumigare yang berarti pengasapan. Sedangkan bahan-bahan kimia yang digunakan untuk mensterilkan dokumen disebut fumigan.
Daryono (2009) menyatakan, fumigasi: mencegah, mengobati dan mensterilkan bahan pustaka. Mencegahan kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh jamur dapat dilakukan dengan:
- Melakukan fumigasi bahan pustaka. - Memeriksa buku secara berkala. - Membersihkan tempat penyimpanan. - Menurunkan suhu udara.
- Susunan tidak terlalu rapat, supaya ada sirkulasi udara
Ruang fumigasi harus bersih dan kering. Lantai atau dinding harus dipastikan dalam keadaan yang baik, tidak ada yang bocor/retak. Karmidi martoatmojo (1999:98), menyatakan pekerjaan fumigasi harus dilengkapi dengan:
a. Ruang, lemari, atau kotak tertentu.
b. Perlengkapan petugas seperti topeng penahan gas, baju laboratorium, dan sarung tangan.
c. Bahan kimia untuk proses pengasapan.
d. Kipas angin atau blower dan alat pembersih ruang lainnya.
Barang yang digunakan untuk menempatkan buku-buku yang akan difumigasi ialah lemari atau kotak atau ruang kedap gas. Karmidi Martoatmodjo (1999:99) menyebutkan beberapa cara fumigasi yang dapat
(29)
11
dipilih sesuai dengan keperluan dan kondisi bahan pustaka serta jumlahnya sebagai berkut:
a. Fumigasi untuk buku-buku yang berjumlah besar. Tempat mengadakan fumigasi ialah seluruh gedung atau seluruh ruangan penyimpanan bahan pustaka. Bahan kimia yang digunakan ialah Hidrogen Cyanide, Carbon Disulphide, atau Methyl Bromide.
b. Fumigasi untuk beberapa ratus buku. Ruangan yang digunakan untuk keperluan fumigasi ini ialah ruangan khusus yang dihampa udarakan (divakumkan). Bahan kimiawi yang digunakan ialah ethylene oxide dan carrbon dioxide.
c. Fumigasi untuk beberapa ratus buku. Ruang yang digunakan untuk keperluan fumigasi ini ialah ruangan khusus, sedangkan bahan kimia yang digunakan ialah methyl bromide.
d. Fumigasi untuk beberapa buah buku, tempat yang dipergunakan untuk keperluan ini ialah lemari yang tidak dapat masuk udara, kotak atau kaleng biskuit yang tertutup. Bahan kimia yang digunakan ialah kristal paradichlorobenze.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pelaksanaan fumigasi disesuaikan dengan kondisi ruangan dan peralatan yang dimiliki oleh perpustakaan dan bahan kimia yang dipergunakan. Karmidi Martoatmodjo (1999:98) mengemukakan bahwa bahan kimia yang dipergunakan untuk
(30)
commit to user
12
setelah diadakan fumigasi ruangan harus dibersihkan dari bahan kimia tersebut dengan menggunakan kipas angin blower untuk pembuangan gas. Sesudah itu dimasukkan udara bersih dengan menggunakan blower penyerap udara bersih. Biarkan selama 24 jam. Kemudian bahan pustaka diambil dari tempat fumigasi, dibersihkan. Bahan pustaka dapat disusun kembali ke rak semula. Rak tersebut harus disemprot dahulu dengan insektisida agar bebas kuman. Berhasil tidaknya fumigasi tergantung dari jenis bahan kimia yang dipergunakan, konsentrasi gas dalam ruangan tertutup yang dipergunakan, dan lama proses fumigasi tersebut.
Sedangkan Karmidi Martoatmodjo (1999:96), menyebutkan beberapa jenis bahan kimia yang digunakan untuk proses fumigasi adalah sebagai berikut:
a. Hidrocianide b. Carbon disulphine c. Methyl bromide d. Ethylene dibromide e. Ethylene oxide f. Sulphur fluoride
g. Campuran ethylene oxide dan carbon dioxide h. Kristal paradi chlorobenzene
i. Kristal thymol j. Kilopetra
(31)
13
Tidak satu pun bahan kimia dapat dipakai tanpa alat pengaman atau tanpa arahan oleh orang yang berpengalaman atau berpendidikan dalam bidang ini. Fumigasi harus dilakukan oleh orang yang profesional dalam bidang itu dan harus disertai sertifikat.
2.3. Laminasi
Bahan pustaka yang pada umumnya terbuat dari kertas perlu dirawat dengan baik. Dengan seiringnya waktu kertas mudah lapuk dimakan usia, untuk menangani kelapukan dapat diatasi dengan laminasi atau mengenkapsulasi kertas tersebut supaya kertas terlindungi. Karmidi Martoatmodjo (1999:111) memberi pengertian bahwa laminasi artinya melapisi bahan pustaka dengan kertas khusus, agar bahan pustaka menjadi lebih awet. Proses keasaman yang terjadi pada kertas dapat dihentikan oleh pelapis yang terdiri dari film oplas, kertas cromton, atau kertas pelapis lainnya.
Biasanya kertas atau bahan pustaka yang dilaminasi adalah yang sudah tua dan sudah bewarna kuning coklat. Daryono (2009) menyebutkan:
Untuk memperpanjang umur bahan pustaka perlu diadakan pelapisan atau laminasi, terutama bahan pustaka yang lapuk atau robek sehingga menjadi tampak kuat atau utuh kembali. Ada 2 cara laminasi yaitu laminasi dengan mesin dan dengan cara manual.
(32)
commit to user
14
Cara lain selain laminasi adalah enkapsulasi. Enkapsulasi adalah salah satu cara melindungi kertas dari kerusakan fisik misalnya rapuh karena umur. Yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan enkapsulasi adalah kertas harus bersih, kering dan bebas asam.
Karmidi Martoatmodjo (1999:113) mengemukakan bahwa perbedaan antara laminasi dan enkapsulasi ialah bahwa pada laminasi, bahan pustaka menempel dengan pembungkusnya, sedangkan pada enkapsulasi bahan pustaka tidak menempel, sehingga kalau diperlukan, bahan pustaka bisa diambil dengan utuh, dengan cara mengunting bagian tepi plastik pelindungnya.
2.4. Penjilidan
Bahan pustaka yang rusak seperti isi buku, lem atau jahitan yang lepas, sampul yang sudah rusak dapat diperbaiki dengan menjilid kembali. Selain untuk tujuan perbaikan, penjilidan juga dilakukan untuk menghimpun terbitan berseri, brosur, pamflet, atau lembaran-lembaran lepas. Karmidi Martoatmodjo(1999:123) mengemukakan bahwa pada dasarnya penjilidan merupakan pekerjaan menghimpun atau menggabungkan lembaran-lembaran lepas menjadi satu, yang dilindungi oleh ban atau sampul..
Untuk buku-buku yang telah mengalami kerusakan, perlu segera dilakukan penjilidan ulang, agar nilai informasi yang ada didalamnya tidak hilang, sehingga buku yang telah diperbaiki dengan penjilidan ulang
(33)
15
tersebut dapat dimanfaatkan kembali oleh pengguna perpustakaan. Daryono (2009) menyebutkan perlengkapan penjilidan ada dua hal yaitu:
Alat yang meliputi: pisau, palu, pelubang, gunting, tulang pelipat,
penggaris besi, kuas, gergaji, jarum, benang, pengepres/pemampat, pemidang jahit, mesin potong dan sebagainya.
Sedangkan untuk perlengkapan lainya yaitu Bahan penjilid yang
meliputi kertas, kain linen, perekat, benang dan kawat jahit.
Sebelum dijilid, buku perlu dipersiapkan secara baik. Kekeliruan atau kekurangan dalam persiapan, dapat berakibat fatal dan mengecewakan. Juga merupakan pemborosan jika harus dijilid ulang. Daryono (2009) mengemukakan bahwa persiapan penjilidan meliputi dua hal yaitu:
(1) penghimpunan kertas-kertas atau bahan pustaka, (2) penggabungan. Penghimpunan harus dikerjakan secara teliti, jangan salah mengurutkan nomor halaman. Kalau majalah, jangan salah mengurutkan nomor penerbitannya. Panjang-pendek, serta lebar kertas harus disamakan. Rapihkan sisi sebelah kiri agar pemotongan dan perapihan dapat dikerjakan untuk ketiga sisi yang lain. Petunjuk penjilidan harus disertakan, agar hasilnya sesuai dengan yang kita kehendaki. Dalam melakukan penggabungan kita harus melihat jilidan macam apa yang dikendaki sesuai dengan slip petunjuk penjilidan.
Ada lima macam jenis jilidan yang dapat dipilih: (1) jilid kaye, (2) signature binding, (3) jilid lem punggung, (4) jilid spiral, (5) jilid lakban.
2.5. Alih Media
Alih Media dokumen adalah proses alih media dari data hardcopy ke softcopy (digital). Pengertian alih media sebagaimana diatur pada PP. Nomor 88 Tahun 1999 Tentang Tata Cara Pengalihan Dokumen Perusahaan ke dalam Mikrofilm atau Media Lainnya adalah alih media ke micro film dan media lain yang bukan kertas dengan keamanan tinggi
(34)
commit to user
16
Putu Laxman Pendit, dkk. (2005:144) mengemukakan bahwa proses digitasi dapt bertujuan untuk pendidikan-penyebaran ilmu pengetahuan-maupun tujuan konservasi, yaitu melestarikan peninggalan bersejarah dari bangsa kita. Putu Laxman Pendit, dkk. (2005:145) juga membagi menjadi 3 (tiga) kegiatan uatama dalam proses digitalisasi, yaitu:
a. Scanning, yaitu proses memindai (men-scan) dokumen dalam bentuk cetak dan mengubahnya kedalam bentuk berkas digital. Berkas yang dihasilkan dalam contoh ini adalah berkas PDF. b. Editing, adalah proses mengolah berkas PDF di dalam komputer
dengan cara memberikan password, watermark, catatan kaki, daftar isi, hyperlink, dan sebagainya. Kebijakan mengenai hal-hal apa saja yang perlu di edit dan dilindungi didalam berkas tersebut disesuaikan dengan kebijakan yang telah ditetapkan perpustakaan.
c. Uploading, adalah proses pengisisan (input) metadata dan meng-upload berkas tersebut ke digital library.
Untuk menyelamatkan nilai informasi yang dimiliki oleh perpustakaan, perlu dilakukan alih bentuk dokumen, Daryono (2009) mengemukakan mengenai alih media dari dokumen menjadi ke beberapa bentuk lain, yaitu:
(35)
17
A. Bentuk Mikro
Dalam mengatasi kekurangan tempat atau ruangan di perpustakaan dan juga dalam rangka melestarikan atau menyelamatkan nilai informasi dari buku-buku yang sudah lapuk, dapat dilakukan dengan alih bentuk dokumen. Alih bentuk yang terkenal ialah bentuk mikro atau lazim disebut mikrofilm. Kelebihan bentuk mikro adalah: hemat ruang, aman dari pencurian, mudah direproduksi dan murah, mudah diakses, akurat dan ekonomis.
B. Bentuk CD-ROM (Compact Disk-Read Only Memory)
Selain pelestarian informasi dalam bentuk Mikro, di era Teknologi informasi ini, informasi dapat disimpan dalam CD atau yang biasa disebut CD-ROM. Sesuai dengan namanya, data atau informasi digital yang sudah direkam di dalam CD-ROM tidak dapat dihapus atau ditambah pemakai, tetapi hanya dapat dibaca saja oleh pemakai. Dan bentuk CD-ROM ini banyak memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan bentuk lain. Adapaun keungulan CD-ROM sebagai berikut :
a. Merupakan sarana penyimpanan informasi berkapasitas tinggi b. Memudahkan penelusuran literatur
c. Tahan terhadap gangguan elektromagnetis
d. Bagi perpustakaan CD-ROM memudahkan pembuatan katalog e. Mempercepat penerbitan
(36)
commit to user
18
C. Bentuk Elektronik
Perkembangan terkini, bahwa koleksi perpustakaan telah dialih bentukan dari teks ke bentuk elektronik (Jurnal Elektronik / e-journal dan Buku Elektronik /e-books), dengan bentuk elektronik ini dimungkinkan informasi yang sebelumnya hanya dapat diakses secara terbatas, namun dengan bentuk elektronik ini informasi dapat diakses tanpa batas waktu dan tempat.
Widodo H. Wijoyo (2010) mengemukakan mengenai perlunya pelestarian nilai informasi di perpustakaan. Untuk pelestarian nilai informasi bahan pustaka perlu dilakukan denga alih bentuk dokumen (ke bentuk mikro atau microfilm). Selain itu dengan teknologi video, sehingga lebih mudah untuk penyimpanan, pengolahan dan penemuan kembali misalnya tersimpan dalam CD-ROM yang mempunyai kelebihan:
a. Merupakan penyimpanan informasi berkapasitas tinggi.
b. Memudahkan dan mempercepat penelusuran. c. Tahan terhadap gangguan elektromagnetik. d. Memudahkan pembuatan katalog.
(37)
19
2.6. Pencegahan Kerusakan Bahan Pustaka
Tindakan pencegahan kerusakan bahan pustaka termasuk dalam kegiatan pelestarian juga. Lebih baik mencegah daripada mengobati. Pencegahan dengan memperhatikan hal-hal kecil yang mampu merusak bahan pustaka juga perlu dilakukan. Bahan pustaka yang sering digunakan perlu dirawat supaya yidak lekas rusak. Karmidi Martoatmodjo (1999:77) memberi beberapa cara tradisional yang digunakan untuk membasmi jamur:
a. Menjaga ruangan buku dari genangan air. Oleh karena itu saluran-saluran air harus diatur sebaik-baiknya.
b. Menempatkan kapur sirih yang dimasukkan kedalam baskom pada setiap rak buku. Kapur sirih itu akan menyerap uap air yang berlebihan didalam ruangan.
c. Menempatkan arang pada setiap rak buku. Agar tidak kelihatan kotor, arang dimasukkan kedalam karung kecil dari kain kasa.
Seperti yang dikemukakan Karmidi Martoatmodjo (1999:78), hal yang harus diperhatikan dalam usaha pencegahan kehadiran jamur adalah sebagai berikut:
a. Melakukan pemeriksaan kelembaban ruangan atau tempat penyimpanan bahan pustaka.
(38)
commit to user
20
c. Jaga kebersihan buku dari minyak. Tangan manusia mengandung minyak, terutama kalau berkeringat. Kalau minyak tersebut ada pada ruangan yang lembab, maka tumbuhlah jamur.
d. Jaga bahan pustaka dari kehadiran debu. Debu yang menempel pada buku menjadi berbahaya, karena debu tersebut mengandung partikel besi yang jika menempel pada kertas yang lembab akan tumbuh jamur.
Beberapa cara pencegahan kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh tikus yang dikemukakan oleh Karmidi Martoadmodjo (1999:70) antara lain:
a. Melakukan pemeriksaan secara teratur terhadap gedung, ruang atau tempat penyimpanan bahan pustaka. Andaikata terdapat sarang atau lubang tikus, hendaknya sarang itu dihancurkan dan lubangnya segera ditimbun dengan bahan yang sesuai.
b. Kotoran atau sisa-sisa makanan yang terdapat didalam saluran air sekitar tempat penyimpanan bahan pustaka hendaknya dibuang.
c. Menggunakan berbagai jenis perangkap tikus.
d. Menggunakan lem penangkap tikus.
e. Menggunakan berbagai jenis racun tikus seperti racumin dan kill mouse
(39)
21
f. Menerapkan sistem emposan, yaitu memasang petasan berisi gas racun didalam lubang tikus yang terdapat disekeliling tempat penyimpanan bahan pustaka. Sumbu petasan dibakar, kemudian petasan itu diletakkan didalam lubang tikus. Gas racun yang menyembur ke dalam lubang tikus akan mampu membunuh semua tikus yang terdapat dalam lubang itu.
Pencegahan kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh serangga. Karmidi Martoadmodjo (1999:70-71) menyebutkan pemberantasan serangga dapat di tempuh dengan cara-cara berikut:
a. Penyemprotan dengan menggunakan bahan insektisida (bahan pembasmi serangga).
Tempat-tempat yang disemprot dengan bahan insektisida tertentu ialah tembok, lantai, langit-langit, rak buku, dan bagian-bagian tertentu sebuah buku. Penyemprotan dengan bahan insektisida tertentu dapat dilakukan secara berkala.
b. Penggunaan gas racun.
Salah satu cara untuk membasmi hewan perusak bahan pustaka jenis serangga ialah dengan cara fumigasi/pengasapan.
c. Menggunakan sistem pengumpanan.
(40)
commit to user
22
coklat yang disemprot dengan dieldrin dan ditempatkan dibelakang buku-buku, dapat membunuh ikan perak.
d. Peracunan buku.
Beberapa penerbit di Amerika, Inggris, dan India telah menggunakan racun pembasmi serangga. Bahan kimia yang digunakan oleh penerbit Inggris ialah:
a.) Pyroxilyn atau vynil diresapkan kedalam kulit buku.
b.) Lem atau perekat yang digunakan untuk menjilid buku dicampur dengan Polyvinyl, Engrin, atau Betanapthol.
c.) Sebelum dijilid, kulit buku dipernis dengan menggunakan insektisida tertentu.
e. Penuangan larutan racun kedalam lubang.
Cara ini dilakukan khusus untuk membunuh rayap. Larutan yang digunakan sebagai pembasmi rayap ialah trichorobenze, aldrin, sodium arsente, dieldrex dan dieldrin. Bahn-bahan kimia itu dituangkan kedalam lubang yang dihuni oleh rayap ialah DDT. Akan tetapi, bahan-bahan itu hanya digunakan diluar gedung. Pembasmian secara menyeluruh dapat dilakukan dengan cara memfumigasikan ruangan.
(41)
23
f. Jika pada lantai ubin muncul tanah galian rayap, kita dapat menghamparkan plastik diatasnya agar rayap tidak muncul ke permukaan lantai. Lebih baik kalau lantai dioles dengan oli bekas. Rayap tidak berani naik, sebab oli bekas yang sudah mengandung kikisan baja mesin mobil bisa merusak gigi rayap.
g. Tempatkan kapur barus atau akar loro setu dibelakang buku di rak. Benda-benda tersebut menghalau ikan perak, kecoa atau serangga perusak buku lainnya.
2.7. Rencana Pembentukan Bagian Pelestarian
Widodo H. Wijoyo (2010) juga mengemukakan perlunya rencana pembentukan bagian pelestarian untuk pusdokinfo. Bagian pelestarian bahan pustaka tidak kalah pentingnya dnegan bagian-bagain lain di perpustakaan. Dengan bagian ini, sewaktu-waktu terjadi kerusakan akan cepat diperbaiki sehingga dokumen cepat siap di rak.
A. Peran Konservator Dalam pelestarian Dokumen
Konservator memiliki tanggungjawab dalam memperbaiki fisik dokumen, membantu mengembangkan kebijaksanaan pelsetarian, dan pengawetan dokumen, serta menentukan standar dan spesifikasi setiap perbaikan dari segi profesi dan etika. Menurut Widodo H. Wijoyo (2010) tugas konservator:
(42)
commit to user
24
Memperbaiki dokumen
Mengadakan tes bahan kimia
Mengadakan konsultasi kepada yang lebih berpengalaman
Mengadakan konsultasi dan penelitian dengan ahli subyek
Merencanakan dan mengorganisir perbaikan
Mengawasi peralatan dan perlengkapan perbaikan dokumen
Memberi saran perbakan dan perawatan
Bekerjasama dengan konservator lain
B. Perencanaan Kesiapan Menghadapi Bencana
Menurut Widodo H. Wijoyo (2010) Perencanaan diperlukan untuk:
Memperkecil resiko kerusakan
Mengurangi rasa panik staf
Menyediakan strok bahan dan peralatan yang akan digunakan dalam keadaan darurat
Menyusun daftar nama orang dan lembaga yang harus dihubungi jika dalam keadaan darurat
(43)
commit to user
BAB III
GAMBARAN UMUMPUSAT PERPUSTAKAAN DAN PENYEBARAN TEKNOLOGI PERTANIAN (PUSTAKA), KEMENTERIAN PERTANIAN
3.1. Sejarah Singkat
Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian atau PUSTAKA merupakan perpustakaan pertanian dan biologi tertua di Indonesia. Didirikan pada bulan Mei 1842, diawali dengan pembelian 25 judul buku milik Jacques Pierot yang disarankan oleh J.K. Hasskarl, Assistan Hortulanus ‘s Land Plantentuin dan M. Diard, anggota dari Natuurkundige Commissie.
Sampai tahun 1867, boekerij (selanjutnya disebut PUSTAKA) berada dalam tanggung jawab Teysmann. Jabatan kepala Kebun Raya tersebut kosong sejak Blume berhenti tahun 1828.
Pada awal pendiriannya, PUSTAKA merupakan bagian dari Kebun Raya Bogor yang memiliki fungsi menyediakan literatur bidang botani untuk para peneliti tamu yang melakukan penyelidikan botani daerah tropis. Pada tahun 1850, secara resmi menjadi sebuah perpustakaan dengan nama Bibliotheek ‘s Land Plantentuin te Buitenzorg.
Pada tahun 1867, R.H.C.C. Scheffer diangkat menjadi Kepala Kebun Raya yang ketiga. Pada tahun 1876 ia mendirikan Cultuurtuin
(44)
commit to user
27
(kebun percobaan) bagi tumbuhan yang bernilai ekonomis di Cikeumeuh (sekarang Cimanggu), Bogor dan Landbouw school (sekolah pertanian) bagi penduduk bumi putera.
Pada tahun 1880, Melchior Treub yang menggantikan jabatan Scheffer berhasil mendirikan beberapa lembaga penelitian yaitu: Laboratorium untuk peneliti tamu (1884), Museum Zoologi (1894), dan Laboratorium Penyelidikan Laut (1904) di Jakarta. Pada tahun 1905 Treub mengadakan reorganisasi lembaga-lembaga penelitian diatas beserta lembaga lainnya yang berada di Bogor menjadi bagian teknis dari
Departement van Landbow (Departemen Pertanian). Dalam organisasi
baru tersebut PUSTAKA diubah namanya menjadi Bibliotheek van het Departement van Landbouw (Perpustakaan Departemen Pertanian).
Pada tahun 1911, ketika Departement van Landbouw diubah menjadi Departement van Landbouw, Nijverheid en Handel (Departemen Pertanian, Kerajinan dan Perdagangan). Lembaga-lembaga yang ada dikelompokkan kedalam tujuh afdeligen (bagian). PUSTAKA berada dalam kelompok I (Bureau) bersama dengan administrasi dan reproduksi. Dalam departement ini PUSTAKA ditunjuk sebagai pusat bagi perpustakaan-perpustakaan lembaga, baik yang berada di Bogor maupun yang di Jakarta, sehingga namanya pun diubah menjadi Centrale Wetenschappelijke Bibliotheek, van het Departement van Landbouw,
(45)
commit to user
28
Nijverheid en Handel (Pusat Perpustakaan Ilmiah Departemen Pertanian Kerajinan dan Perdagangan).
Pada tahun 1934 di zaman malaise (kemunduran ekonomi)
Departement van Landbouw, Nijverheid en Handel diganti namanya
menjadi Departement van Economische Zaken (Departemen Urusan Ekonomi) dan kedudukannya dialihkan ke Jakarta. Sementara nama PUSTAKA turut berubah menjadi Bibliotheek van het Departement van Economische Zaken.
Pada tahun 1943, saat pendudukan militer Jepang, perpustakaan diberi nama Bogor Toshokan (Perpustakaan Bogor). Sebagai kepalanya Prof. Kanehira merangkap sebagai Kepala Herbarium Bogoriense juga sebagai kepala perpustakaan.
Pada tahun 1948, berdasarkan keputusan pemerintah Kolonial Belanda, PUSTAKA diberi nama Bibliotheca Bogoriensis Centrale
Natuurwetenschappelijke Bibliotheek (Pusat Perpustakaan Ilmu
Pengetahuan Alam). Nama Bibliotheca bogoriensis ini ternyata dalam perkembangan selanjutnya lebih banyak dikenal daripada nama lainnya.
Sejak pendiriannya PUSTAKA telah mengalami beberapa kali perubahan tugas, fungsi dan nama. Pada bulan Maret 2000, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian nomor 160/2000 nama PUSTAKA menjadi Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian.
(46)
commit to user
29
3.2. Visi dan Misi PUSTAKA 2010 – 2014 3.2.1. Visi:
"Menjadi lembaga pelayanan informasi terdepan dan terpercaya dalam mendukung penelitian dan pengembangan inovasi pertanian."
3.2.2. Misi:
a. Melakukan penyediaan, pengelolaan dan pelayanan informasi IPTEK Pertanian secara prima sesuai dengan kebutuhan pengguna.
b. Meningkatkan literasi informasi.
c. Meningkatkan kinerja perpustakaan dan profesionalisme pengelola perpustakaan.
d. Meningkatkan kinerja dokumentasi informasi dan komunikasi IPTEK Pertanian.
3.3. Tugas, Fungsi, dan Program Kerja 3.3.1. Tugas Pokok
Melaksanakan pengelolaan perpustakaan dan penyebarluasan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian.
3.3.2. Fungsi
a. Perumusan program perpustakaan dan penyebaran informasi ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian;
(47)
commit to user
30
b. Pengelolaan sumber daya perpustakaan dan pengembangan aplikasi teknologi informasi;
c. Pembinaan sumberdaya perpustakaan di lingkungan Departemen Pertanian;
d. Pengelolaan dan pembinaan publikasi hasil penelitian dan pengembangan lintas komoditas pertanian;
e. Penyebaran informasi teknologi dan hasil-hasil penelitian pertanian melalui pengembangan jaringan informasi dan promosi inovasi pertanian;
f. Pengelolaan sarana instrumentasi teknologi informasi dan bahan pustaka;
g. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat.
3.3.3. Program Kerja
a. Pengembangan Materi Informasi dan Sistem Layanan Perpustakaan IPTEK Pertanian;
b. Peningkatan Kapasitas Penerbitan Publikasi Hasil Penelitian dan Pengembangan Pertanian;
c. Pengembangan Sistem Informasi, Komunikasi, Diseminasi, dan Umpan Balik Inovasi Pertanian;
d. Pengembangan Sumber Daya Fungsional, Pedoman, Standar, dan Norma Keperpustakaan.
(48)
commit to user
31
3.4. Koleksi
Koleksi PUSTAKA mulai dihimpun sejak tahun 1842. Pengadaan bahan pustaka untuk koleksi perpustakaan secara teratur dilakukan dengan pembelian (termasuk langganan) dan penukaran. Selain itu diperoleh hibah/hadiah bahan pustaka dari badan-badan atau yayasan internasional Dengan ditunjang oleh kemajuan teknologi informasi, PUSTAKA mengembangkan koleksinya, baik bentuk tercetak seperti buku dan majalah, maupun dalam CD-ROM dan pangkalan data elektronik.
3.4.1. CD-ROM (Compact Disc-Read Only Memory)
Koleksi CD-ROM yang tersedia:
1. AGRIS, berisi abstrak literatur hasil penelitian pertanian dari seluruh dunia yang dihimpun oleh FAO (Food and Agriculture Organisation); 2. CAB Abstrak, produk dari CABI (Center for Agricultural and
Biosciences International) berisi pangkalan data bibliografis hasil penelitian bidang pertanian, kehutanan, kesehatan gizi, dll;
3. AGRICOLA, berisi pangkalan data bibliografi dari literatur bidang pertanian yang dibuat oleh NAL (National Agricultural Library, USDA);
4. TROPAG & RURAL, berisi literatur bidang pengembangan pertanian, kehutanan, manajemen lingkungan daerah tropik, dll, yang
(49)
commit to user
32
diterbitkan oleh KIT (Koninklijke Institute voor de Tropen) Netherlands;
5. Statistik Indonesia (BPS), menyajikan data dari berbagai bidang dilengkapi dengan ulasan deskriptif dan penjelasan teknis dari bidang bersangkutan;
6. TEEAL (The Essential Electronic Agricultural Library), memuat 132 majalah dengan teks lengkap (full-text) dan 14 judul monograf terbitan FAO;
7. Journal of Biological Chemistry, diterbitkan oleh American Society of Biochemistry and Molecular Biology, Inc.;
8. Crop Protection Compendium, berisi informasi dalam bentuk teks, peta dan gambar tentang penyakit, musuh alami dan informasi tentang negara Asia Tenggara dan Pasific.
3.4.2. Pangkalan Data
Pangkalan data yang tersedia:
1. Pangkalan data pertanian Indonesia, memuat informasi bibliografis dan abstrak pertanian Indonesia;
2. Pangkalan data penelitian yang sedang berjalan, memuat informasi tentang penelitian pertanian yang sedang berjalan di lingkup Badan Litbang Pertanian;c. Katalog buku, memuat informasi mengenai judul, penulis penerbit dari buku/monograph yang dimiliki PUSTAKA;
(50)
commit to user
33
3. Katalog majalah, memuat informasi mengenai judul, volume dan nomor majalah yang dimiliki PUSTAKA;
4. Pangkalan data teknologi pertanian, memuat informasi teknologi pertanian;
5. Pangkalan data komoditas pertanian;
6. Proquest. Untuk memperkaya koleksi, PUSTAKA melanggan ProQuest, sebuah penyedia jasa database online yang menyediakan akses ke ratusan jurnal ilmiah. Pangkalan data yang dilanggan oleh PUSTAKA adalah ProQuest Agricultural Journals yang berisi teks lengkap seperti antara lain Agricultural Research, Journal of Soil and Water Conservation, serta Plant Physiology. Selain itu tersedia juga artikel dari berbagai topik seperti earth and environmental science, food and human nutrition, agribusiness, agricultural education, aquaculture, climate, biosciences, dan organic gardening.
3.5.
Layanan
Pustaka memberikan berbagai layanan perpustakaan seperti layanan sirkulasi, layanan rujukan, layanan informasi terbaru, layanan informasi terseleksi dan layanan penelusuran informasi, baik secara manual maupun elektronis.
(51)
commit to user
34
3.5.1. Layanan Sirkulasi
Layanan sirkulasi disediakan bagi pengunjung yang datang langsung ke perpustakaan. Melalui layanan ini, staf perpustakaan memberikan bimbingan untuk menelusur informasi yang dibutuhkan melalui berbagai sarana penelusuran antara lain kartu katalog, daftar bibliografi, indeks, abstrak, CD-ROM, pangkalan data elektronik ataupun melalui Internet.
3.5.2. Layanan Rujukan
Layanan rujukan merupakan layanan yang menjawab pertanyaan pengguna perpustakaan akan informasi yang dibutuhkan atau menunjukkan informasi rujukan. Koleksi materi rujukan yang tersedia antara lain kamus, handbook, data statistik, direktori, ensiklopedia, bibliografi, biografi, buku tahunan, indeks dan abstrak.
3.5.3. Layanan Informasi Terbaru
Layanan informasi terbaru, berupa kumpulan daftar isi terbaru dari jurnal-jurnal ilmiah yang tersedia di PUSTAKA. Paket informasi terbaru ini dikirimkan secara berkala ke pengguna.
(52)
commit to user
35
3.5.4. Layanan Penelusuran Informasi
Layanan ini merupakan salah satu bentuk layanan yang ditujukan bagi pengguna yang tidak dapat langsung mengunjungi PUSTAKA. Pengguna dapat meminta informasi, kemudian pustakawan akan menelusur, dan menyampaikan informasi yang diperoleh kepada pengguna. Permintaan penelusuran informasi dapat disampaikan melalui telepon, faksimil, surat elektronik maupun surat biasa
a. Sistem Layanan
Sistem layanan yang digunakan PUSTAKA yaitu tertutup, dan terbuka hanya untuk pegawai Kementerian Pertanian.
b. Jenis layanan
Jenis layanan di PUSTAKA antara lain: Sirkulasi, Referensi/Rujukan, Pinjaman Antar perpustakaan, Bimbingan Pemakai, Penelusuran Literatur dan Informasi terbaru terseleksi.
Jam Buka Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA).
• Senin – Kamis : 07.30 – 16.00 • Istirahat : 12.00 – 13.00 • Jumat : 07.30 – 16.00 • Istirahat : 11.30 – 13.30 • Sabtu : 07.30 – 16.00
(53)
commit to user
36
3.6. Struktur Organisasi PUSTAKA
Di bawah ini adalah struktur organisasi di Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) berdasarkan Permentan No. 61/Permentan/OT.140/10/2010.
Bagan 1.
Struktur Organisasi Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA)
Sumber: Sub Bidang Kepegawaian PUSTAKA per Maret 2011
Sub Bagian Kepegawaian
Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan Sub Bagian Keuangan Bidang Program dan Evaluasi Bidang Perpustakaan Bidang Penyebaran Teknologi Pertanian
Sub Bidang Program Sub Bidang Evaluasi dan Pelaporan Sub Bidang Pengelolaan Sumber Daya Perpustakaan Sub Bidang Pelayanan Perpustakaan Sub Bidang Publikasi
Sub Bidang Tata Kelola Teknologi Informasi dan Promosi IPTEK Kelompok Jabatan Fungsional Bagian Umum
(54)
commit to user
37
3.7.
Denah Kantor PUSTAKA
Untuk menuju lokasi Pusat Perpustakaan dan penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) diperlukan denah bagi masyarakat awam yang belum pernah berkunjung sebelumnya. Lokasi kantor PUSTAKA cukup strategis dan mudah dicari.
Bagan 2.
Denah Kantor Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA)
(55)
commit to user
38
3.8. Sumber Daya Manusia
Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, setiap lembaga mempunyai unsur-unsur utama pendukung kegiatan. Salah satu unsurnya adalah adanya staff atau sumber daya manusia khususnya yang terampil dan berkualitas. Begitu juga dengan perpustakaan yang harus mempunyai sumber daya manusia seperti tenaga pustakawan maupun tenaga lainnya yang dapat berkarya secara profesional di bidang perpustakaan untuk melaksanakan tugas dan fungsi perpustakaan secara optimal.
a. Jumlah Pegawai PUSTAKA Berdasarkan Status Kepegawaian
Tabel 1.
Jumlah Pegawai PUSTAKA Berdasarkan Status Kepegawaian No. Status Kepegawaian Jumlah
1. PNS/Pegawai tetap 102 Orang 2. Pejabat Struktural 13 Orang 3. Pejabat Fungsional 26 Orang 4. Honorer/Kontrak 11 Orang
(56)
commit to user
39
b. Jumlah Pegawai berdasarkan Pendidikan:
Tabel 2.
Jumlah Pegawai PUSTAKA Berdasarkan Pendidikan No. Tingkat Pendidikan Jumlah
1. SD 1 Orang
2. SMP 2 Orang
3. SMA/SMK 20 Orang 4. SMA/SMK+Diklat Perpustakaan - 5. DII, DIII Perpustakaan 12 Orang 6. DI, DII, DIII + Diklat Perpustakaan - 7. DI, DII, DIII Non Perpustakaan 13 Orang 8. SI Perpustakaan 10 Orang 9. SI Non Perpustakaan 21 Orang 10. S2 Perpustakaan 6 Orang 11. S2 Non Perpustakaan 16 Orang 12. S3 Perpustakaan - 13. S3 Non Perpustakaan 1 Orang
Jumlah 102 Orang
Sumber: Sub Bagian Kepegawaian PUSTAKA per Maret 2011
3.9. Sarana Dan Prasarana
Untuk memperlancar jalannya operasional dan mendukung aktifitas di
PUSTAKA (Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Pertanian)
maka dibutuhkan berbagai sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana penunjang tersebut antara lain tersaji dalam tabel dibawah ini:
(57)
commit to user
40
Tabel 3.
Sarana dan Prasarana di PUSTAKA (Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Pertanian)
Sumber: Kuesioner Data PUSTAKA
No. Nama Jumlah 1. Kendaraan:
c.Roda 4 (Empat) 8 buah d.Roda 2 (Dua) 2 buah 2. Rak buku 42 buah 3. Rak majalah 298 buah 4. Rak surat kabar 1 buah 5. Rak audio visual 5 buah 6. Rak display 15 buah 7. Rak penitipan barang 1 buah 8. Filing kabinet - 9. Meja baca 5 buah 10. Study carrel 15 buah 11. Meja sirkulasi 1 buah 12. Meja kerja 11 buah 13 Kursi baca 20 buah 14. Kursi kerja 11 buah 15. Kursi tamu/sofa 1 buah 16. Komputer 22 buah
17. Mesin tik -
18. VCD/DVD Player - 19. Microreader 1 buah
20. Tv 1 buah
21. Locker 1 buah
22. AC 5 buah
23. Kipas angin 1 buah 24. Fasilitas Umum:
a. Internet Ada b. Warintek Ada c. Kantin Ada d. Mushola/Tempat ibadah Ada
(58)
commit to user
41
3.10. Gedung/Ruangan
Dalam perkembangannya gedung kantor Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Pertanian telah beberapa kali mengalami pengembangan dan perbaikan. Selain itu gedung PUSTAKA juga telah beberapa kali mengalami pergantian nama.
Tabel 4.
Gedung/ruangan di PUSTAKA (Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Pertanian)
No. Tempat Luas Satuan
1. Luas Tanah 3550 m2 2. Luas Gedung/Ruangan 7652 m2 3. Luas Ruang/Area Baca 324 m2 4. Luas Ruang/Area Koleksi 2185 m2 5. Luas Ruang/Area Referens 324 m2 6. Luas Ruang/Area Multimedia 200 m2 7. Luas Ruang/Area Kerja 4218m2 8. Luas Ruang Pertemuan/Aula 576 m2 9. Jumlah Lantai 23 Lantai Sumber: Kuesioner Data PUSTAKA
3.11. Promosi
Promosi yang dilakukan PUSTAKA antara lain; Pameran, Peragaan, Penerbitan, Penyebaran poster, Pemasangan Iklan, Menyelenggarakan Seminar.
(59)
commit to user
42
3.12. Sistem Pengolahan
Tabel 5.
Sistem Pengolahan PUSTAKA (Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Pertanian)
No. Nama Kegiatan Sistem yang Di Pakai
1. Penentuan Klasifikasi DDC
√ UDC LC
√ Lain-lain, (Agris/Caris) 2. Penentuan Deskripsi
katalogisasi
√ AACR 2
Peraturan Katalogisasi Indonesia Lain-lain, Sebutkan...
(60)
commit to user
43
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Analisa Masalah
Dari hasil penelitian, penulis menemukan jawaban dari beberapa rumusan masalah pada BAB 1 yang akan penulis uraikan sebagai berikut:
Pengguna perpustakaaan Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) tergolong sedikit karena sistem perpustakaan yang dipakai adalah tertutup, namun banyak penyebab kerusakan bahan pustaka, maka untuk melindungi pahan pustaka baik dari fisik maupun informasinya mutlak perlu adanya kegiatan Pelestarian Bahan Pustaka.
Sampai sejauh ini kegiatan pelestarian bahan pustaka di perpustakaan Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) dapat dikatakan sudah berjalan dengan baik, hal ini terbukti dengan berjalannya beberapa kegiatan pelestarian yang dilaksanakan secara teratur meskipun masih banyak koleksi yang rusak dan belum digunakan secara maksimal. Kegiatan pelestarian cukup diperhatikan, sehingga dapat meminimalkan kerusakan yang lebih parah dan dapat berakibat fatal. Disini penulis akan menguraikan kegiatan pelestarian yang dilakukan di Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) .
(61)
commit to user
44
Ir Eka Kusmayadi, M.Hum selaku pegawai bidang pelestarian bahan pustaka mengatakan:
“Kegiatan pelestarian di PUSTAKA terdiri atas fumigasi, laminasi, penjilidan dan alihmedia kedalam bentuk digital dan mikrofis.”
4.1.1. Fumigasi
Fumigasi di PUSTAKA dilakukan oleh pihak ketiga dan dipercayakan kepada perusahaan Pest Control. Dengan penunjukan tugas pelaksanaan fumigasi kepada perusahaan pest control maka di harapkan pelaksanaan fumigasi dilaksanakan oleh Sumber Daya manusia yang ahli dan profesional dibidang pest control. Sehingga kegiatan fumigasi dapat dilaksanakan dengan lebih aman dan lancar karena ditangani oleh ahlinya. Fumigasi dilakukan setiap tahun, namun tidak mencakup semuanya. Ir Eka Kusmayadi, M.Hum menyatakan:
“Hambatan2 dalam melaksanakan fumigasi tidak terlalu besar. Paling anggaran yang terbatas, sehingga harus dilakukan tidak secara sekaligus namun bertahap dalam dua tahun. Satu tahun pertama 3 lantai, tahun berikutnya 2 lantai. Koleksi perpustakaan sudah banyak dan sulit untuk melakukan fumigasi dengan mengumpulkan koleksi pada satu tempat. Akibatnya harus perlantai atau ruangan, padahal dihitungnya per m kubik, sehingga membutuhkan dana yg cukup besar.”
Persyaratan umum persiapan fumigasi: a. Ruang fumigasi harus bersih dan kering b. Pastikan lantai/dinding tidak ada bocor/retak
(62)
commit to user
45
Persiapaan yang perlu dilakukan sebelum melakukan fumigasi antara lain: a. Menginformasikan kegiatan fumigasi
b. Siapkan MSDS (Material safety data sheet)
c. Peralatan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) d. Siapkan Personal Protection Equipment (PPE)
e. Siapkan alat monitoring f. Siapkan serangga kontrol
g. Ukur volume dan sesuaikan jumlah fumigan dengan volume ruangan. h. Segel semua celah keluar termasuk lubang kunci pintu, sisakan satu
pintu keluar.
i. Tutupi semua peralatan (ATK/Peralatan elektronik) yang mengandung logam (perak, tembaga, emas) dengan plastik/parpafin wax. Jika tidak memungkinkan untuk ditutup, pindahkan peralatan tersebut.
j. Singkirkan beberapa buku, misalnya yang bersampul kulit tidak boleh difumigasi dengan bahan kimia jenis Methyl Bromide ataupun Ethylene Oxide, sebab beberapa jenis kulit menjadi lapuk oleh bahan kimia tersebut. Semua bahan pustaka dapat difumigasi, termasuk lontar maupun bahan audio-visual yang dianggap perlu.
k. Tentukan risk area dan lakukan evakuasi pekerja. l. Tempelkan tanda bahaya.
m. Siapkan PPE (Personal protective equipment) n. Gunakan fumigan terpercaya.
(63)
commit to user
46
Fumigasi merupakan salah satu teknik pengendalian hama dengan cara:
a. Melepaskan gas fumigan b. Pada ruangan kedap udara c. Dengan konsentrasi tertentu
d. Pada waktu, temperatur dan tekanan udara yang telah ditentukan sebelumnya.
Gambar 1.
PPE (Personal protective equipment)
Sumber: http://pesticides.montana.edu
Tabel 6.
Kelebihan Dan Kekurangan Fumigasi
Kelebihan Kekurangan Efektif mengatasi seluruh stadia
hama
Perlu konsentrasi dan waktu minimum
(64)
commit to user
47
Bekerja cepat Perlu keahlian khusus Kerusakan komoditi minimum Pilihan fumigan terbatas
penetrasi kedalam komoditi Perlu ruangan kedap gas Tidak meninggalkan residu Mudah re-infestasi hama
A. Maksud dan tujuan:
Fumigasi yang dilakukan di perpustakaan Kementerian Pertanian Bogor, dimaksudkan untuk melakukan sterilisasi kondisi:
a. Ruangan
b. Buku-buku perpustakaan B. Teknis fumigasi yang dapat dilakukan:
Untuk tujuan sterilisasi kondisi ruangan perpustakaan dan buku-buku perpustakaan, tentunya didasari oleh:
a. Target pembersihan kondisi ruangan perpustakaan, terbebas dari hama-hama yanga ada dan yang mungkin timbul, diantaranya: kecoa, tikus, semut, kutu buku dan binatang pengganggu lainnya yang dapat merusak kondisi ruangan dan buku-buku perpustakaan.
b. Hitungan ekonomis fumigasi atau pembersihan dimaksud dapat dilakukan dengan pengeluaran biaya yang ekonomis.
Untuk tujuan diatas, teknis yang dapat dilakukan adalah:
(65)
commit to user
48
b. Pemeliharaan dilakukan dengan menggunakan Pest Control yang berkesinambungan.
C. Tahap pengerjaan:
a. Sealing (Penutupan lubang-lubang) agar ruangan kedap gas dan buku-buku perpustakaan akan di Sungkup tersendiri, supaya efektifitas pembasmian kutu buku lebih baik.
b. Pemasangan Photostoxin di area yang sudah ditentukan.
c. Masa pemaparan dengan menggunakan Photosxin adalah Min 3 (tiga) hari.
d. Aerasi (pelepasan gas). e. Pembersihan area D. Resiko racun
Karena pelepasan gas beracun ke dalam lokasi ruangan begitu besar, maka perlu dilakukan langkah-langkah pengamanan dalam mengurangi efek/resiko racun, terutama kepada orang-orang disekitarnya.
Ruang yang akan difumigasi harus benar-benar diperiksa sampai kedap gas, dengan;
a. Menutup semua ventilasi, termasuk pintu dan jendela, lubang angin dan celah-celah yang mungkin mengakibatkan gas racun keluar ruangan.
b. Memastikan peralatan listrik dalam ruangan dimatikan sementara, seperti AC, alat penggerak nyala api, lampu dan lainnya.
(66)
commit to user
49
d. Memastikan tidak ada orang yang tidak berkepentingan masuk keruangan fumigasi.
e. Jika terdapat cairan dan makanan yang tidak diperlukan yang memungkinkan tercemar oleh fumigan dipindahkan dari dalam ruangan fumigasi.
E. Pembebasan gas (gas Clearance)
a. Sebelum melakukan aerasi, pastikan kembali bahwa tidak ada orang yang tidak berkepentingan disekitar area berbahaya.
b. Gunakan kembali alat bantu pernafasan.
c. Bila konsentrasi gas telah mencapai batas aman aerasi dapat dianggap selesei dan lokasi fumigasi dinyatakan aman untuk dimasuki.
d. Untuk meyakinkan bahwa fumigasi telah berhasil, lakukan pemeriksaan terhadap kemungkinan hama yang masih hidup pada area setelah difumigasi.
e. Lepaskan tanda-tanda peringatan bahaya, setelah selesainya pelaksanaan fumigasi.
f. Pembersihan area yang telah difumigasi dan dinyatakan bersih. F. Pemeliharaan dengan sistem pest control
Metoda yang dilakukan untuk menjaga re-infestasi hama dari lingkungan sekitar, kita sarankan diadakan pest control, yaitu: sistem spraying berkesinambungan di dalam maupun area sekitar gedung, sehingga tingkat potensi re-infestasi hama sangat kecil sekali.
(67)
commit to user
50
Pelaksanaan treatment-treatmen di atas, dilakukan berdasarkan ijin yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan dan Badan Karantina Pertanian. Dengan demikian pekerjaan dilakukan dengan profesional dan didukung oleh tenaga-tenaga kompeten yang bersertifikasi oleh Dinas kesehatan dan Badan Karantina..
G. Fumigan yang Digunakan
Bahan fumigasi yang biasa digunakan selama ini adalah bahan kimia aktif methyl bromide dan sulfuryl flouride, juga dikenal sebagai
vikane. Kedua-duanya menjadi ancaman riil bagi manusia pada saat
kegiatan dilakukan, walaupun penggunaan menuruti aturan yang telah ditetapkan. Bahan kimia ini tidak hanya bagus dalam penggunaannya, tetapi juga memiliki tingkat bahaya yang cukup tinggi. Methyl bromide adalah sebuah ’potent neurotoxin’(racun kertas yang menyerang syaraf). Penggunaan dengan dosis rendah menyebabkan rasa mual, ingin muntah, kurang nafsu makan, pusing, depresi dan gangguan penglihatan. Sedangkan penggunaan dalam dosis tinggi dapat mengakibatkan muntah, sawan, koma dan kematian. Efek kesehatan menahun meliputi gangguan reproduksi, dan gangguan kehamilan.
Fumigan yang digunakan PUSTAKA dalam pelaksanaan fumigasi tidak menyalahi aturan. Sesuai dengan hasil wawancara dengan Ir Eka Kusmayadi, M.Hum selaku pegawai bidang pelestarian bahan pustaka menyatakan:
(68)
commit to user
51
“Sebelum tahun 2009 fumigan yang digunakan oleh PUSTAKA untuk kegiatan fumigasi adalah bahan kimia aktif methyl bromide. Dan kegiatan fumigasi juga dilakukan secara mandiri oleh internal PUSTAKA. Namun sejak dikeluarkannya Undang-Undang larangan penggunaan methyl bromide yang tercantum pada Peraturan Menteri Pertanian, Nomor: 37/Permentan/OT.140/7/2009 tentang: penggunaan pestisida berbahan aktif metil bromida untuk tindakan perlakuan karantina tumbuhan dan perlakuan pra pengapalan, Fumigasi dilakukan oleh perusahaan penyedia jasa fumigasi”
Ideal fumigan yang digunakan yaitu:
a. Menjangkau hama hingga tempat yang paling tersembunyi b. Mengendalikan seluruh stadia hama
c. Tidak meninggalkan residu
d. Tidak merusak komoditi yang difumigasi
4.1.2. Laminasi, Enkapsulasi
Di Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) kegiatan Laminasi dan Fumigasi dilakukan oleh pihak ke tiga. Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Pertanian
(PUSTAKA) membuka penawaran bagi penyedia jasa laminasi dan
fumigasi jika hendak melaksanakan kegiatan ini. Hal ini sesuai dengan yang diutarakan oleh Bapak Ir Eka Kusmayadi, M.Hum bahwa:
“Laminasi diserahkan kepada pihak ketiga. Dengan konsekwensi biayanya tinggi, akibatnya koleksi yang dapat dilaminasi setiap tahunnya sedikit, sekitar 35 jutaan dananya dengan harga laminasi Rp. 18.000 per halaman.”
Koleksi di PUSTAKA yang berupa buku kuno semakin lama semakin lapuk dan bewarna kuning coklat. Proses keasaman yang terjadi
(69)
commit to user
52
pada kertas atau bahan pustaka dapat dihentikan dengan melapisi bahan pustaka. Pelapis bahan pustaka ini menahan polusi atau debu yang menempel dibahan pustaka. Setelah ditetapkan bahwa sebuah bahan pustaka perlu diawetkan karena memiliki nilai sejarah atau nilai budaya yang lain, maka bahan pustaka tersebut di laminasi.
Gambar 2.
Beberapa Koleksi yang di Laminasi
Sumber: Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA)
4.1.3. Penjilidan
Di Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Pertanian
(PUSTAKA) memiliki bagian dan ruangan sendiri untuk kegiatan
penjilidan. Tepatnya berada di lantai 1 gedung C PUSTAKA. Beberapa kegiatan di ruangan penjilidan ini antara lain: penjilidan kembali koleksi yang sudah rusak, pembedahan buku antiquariat/buku langka yang hendak di scan guna digitasi koleksi kuno dan dijilid kembali setelah proses digitasi selesai, dan penghancuran kertas atau koleksi yang sudah tidak digunakan.
Kekurangan yang dialami dalam pelaksanaan penjilidan di PUSTAKA antara lain adalah peralatan yang sudah tua. Seperti yang diungkapkan Bapak Ir Eka Kusmayadi, M.Hum yang menyatakan:
(70)
commit to user
53
“Penjilidan di lakukan oleh pegawai PUSTAKA sendiri, namun peralatan yang ada sudah tua”
Langkah-langkah penjilidan yang dilakukan PUSTAKA untuk tujuan perbaikan kembali koleksi yang rusak sesuai prosedur antara lain:
a. Seleksi bahan pustaka yang akan dijilid.
b. Menerima bahan pustaka yang akan dijild beserta daftarnya. c. Melakukan penjilidan.
d. Menerima dan memeriksa hasil penjilidan.
e. Menyimpan kembali hasil penjilidan ke rak koleksi. f. Menyerahkan daftar bahan pustaka selesai jilid. g. Menyerahkan daftar bahan pustaka selesai jilid.
Gambar 3.
Peralatan dan Perlengkapan Penjilidan
Sumber: Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA)
Gambar 4. Alat Penghancur Kertas
Sumber: Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA)
4.1.4. Alih Media.
Kegiatan Alih media di PUSTAKA mempunyai dua tujuan. Pertama, tujuan publikasi, yaitu alih media dilakukan untuk mempermudah proses penyebaran informasi. Kedua, tujuan pelestarian,
(71)
commit to user
54
yaitu alih media dilakukan untuk mempertahankan nilai informasi pada koleksi langka yang hampir punah, mudah rusak, dan tak ada penggantinya dengan mengubahnya menjadi bentuk digital, atau pada bentuk lainnya.
Alih media di PUSTAKA dulu dilakukan dari dokumen ke bentuk mikrofis, namun sekarang di hentikan. Alih media yang dilakukan sekarang adalah dari bentuk dokumen menjadi bentuk digital dan CD. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Ir Eka Kusmayadi, M.Hum;
“Alih media ke dalam bentuk digital sebenarnya bukan untuk pelestarian, namun kebijakan pimpinan yang kurang memahami arti digitasi menyebabkan kegiatan pembuatan mikrofisnya dihentikan setelah kegiatan digitasi dilakukan pada tahun 2005. Sebelum tahun tersebut masih dilakukan pembuatan mikrofis.”
Gambar 5.
Koleksi Antiquariat/ Koleksi Kuno
Sumber: Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA)
Bagan 3.
(72)
commit to user
55
Kegiatan Pelestarian Lainnya.
a. Menyimpan koleksi dilemari besi untuk mengindari kerusakan dari bencana alam seperti banjir, kebakaran dan sebagainya.
b. Membersihkan debu dengan menggunakan vacum cleaner.
c. Memasang kamper untuk meminimalisasikan kedatangan serangga. d. Pendidikan pemustaka.
4.2. Hambatan-Hambatan
4.2.1. Tingkat resiko racun yang membahayakan kesehatan terlalu besar apabila kegiatan fumigasi dilakukan oleh pustakawan yang belum ahli dalam hal fumigasi dan Pest Control.
4.2.2. Koleksi perpustakaan sudah banyak dan sulit untuk melakukan fumigasi dengan mengumpulkan koleksi pada satu tempat.
4.2.3. Pelaksanaan fumigasi yang memakan waktu cukup lama mengganggu pengunjung perpustakaan maupun pegawai perpustakaan di sekitar PUSTAKA.
4.2.4. Keterbatasan dana untuk pelaksanaan fumigasi.
4.2.5. Biaya untuk laminasi tinggi, akibatnya koleksi yang dapat dilaminasi setiap tahunnya sedikit.
4.2.6. Penjilidan di lakukan oleh pegawai pustaka sendiri, namun peralatan yang ada sudah tua
(73)
commit to user
56
4.3. Pemecahan Masalah
4.3.1. Kegiatan fumigasi diserahkan kepada pihak ketiga atau perusahaan yang terpercaya dalam bidang Pest Control karena mempunyai ijin yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan dan Badan Karantina Pertanian. Dengan demikian (menyerahkan pelaksanaan fumigasi kepada pihak ketiga) perusahaan tersebut bekerja secara profesional dan didukung oleh tenaga-tenaga kompeten yang bersertifikasi oleh Dinas Kesehatan dan Badan Karantina.
4.3.2. Fumigasi dilakukan perlantai atau ruangan, padahal dihitungnya per m kubik, sehingga membutuhkan dana yg cukup besar. Fumigasi dilakukan tidak secara sekaligus namun bertahap dalam dua tahun. Satu tahun pertama 3 lantai, tahun berikutnya 2 lantai.
4.3.3. Untuk kenyamanan dan keselamatan pengunjung maupun pegawai perpustakaan, fumigasi sebisa mungkin dilakukan pada hari libur kerja atau saat perpustakaan tutup dalam waktu yang cukup lama, misalnya hari libur sabtu-minggu.
4.3.4. Sesuaikan anggaran yang ada saat memilih proposal penawaan fumigasi dari perusahaan-perusahaan Pest Control.
4.3.5. Menggunakan dana yang ada dengan maksimal
(74)
commit to user
60
BAB V
PENUTUP
Pada akhir bab ini penulis ingin menyajikan kesimpulan dalam pelaksanaan pelestarian bahan pustaka khususnya kegiatan fumigasi di Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA), Kementerian Pertanian RI. Selain itu dengan rendah hati penulis ingin mengemukakan saran yang semoga bermanfaat untuk pihak yang berkepentingan.
5.1. Kesimpulan
Kegiatan pelestarian di PUSTAKA ialah fumigasi, laminasi, penjilidan dan alih media. Dari beberapa hal yang telah dijelaskan pada Bab IV, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Pelaksanaan fumigasi di PUSTAKA diserahkan pihak ketiga untuk menghindari rasiko racun yang membahayakan. Tidak satu pun bahan kimia dapat dipakai tanpa alat pengaman atau tanpa arahan oleh orang yang berpengalaman dalam bidang ini. Fumigasi harus dilakukan oleh orang yang profesional dan harus disertai sertifikat.
b. Laminasi di PUSTAKA pengerjaannya diserahkan kepada pihak ketiga. Laminasi dilakukan setelah sebuah bahan pustaka ditetapkan sebagai koleksi kuno yang perlu diawetkan karena memiliki nilai sejarah. Pelapisan bahan pustaka dapat menghentikan proses keasaman dan dapat menahan polusi atau debu yang menempel dibahan pustaka.
(1)
“Penjilidan di lakukan oleh pegawai PUSTAKA sendiri, namun peralatan yang ada sudah tua”
Langkah-langkah penjilidan yang dilakukan PUSTAKA untuk tujuan perbaikan kembali koleksi yang rusak sesuai prosedur antara lain:
a. Seleksi bahan pustaka yang akan dijilid.
b. Menerima bahan pustaka yang akan dijild beserta daftarnya.
c. Melakukan penjilidan.
d. Menerima dan memeriksa hasil penjilidan.
e. Menyimpan kembali hasil penjilidan ke rak koleksi.
f. Menyerahkan daftar bahan pustaka selesai jilid.
g. Menyerahkan daftar bahan pustaka selesai jilid.
Gambar 3.
Peralatan dan Perlengkapan Penjilidan
Sumber: Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA)
Gambar 4. Alat Penghancur Kertas
Sumber: Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA)
4.1.4. Alih Media.
Kegiatan Alih media di PUSTAKA mempunyai dua tujuan. Pertama, tujuan publikasi, yaitu alih media dilakukan untuk
(2)
commit to user
yaitu alih media dilakukan untuk mempertahankan nilai informasi pada koleksi langka yang hampir punah, mudah rusak, dan tak ada penggantinya dengan mengubahnya menjadi bentuk digital, atau pada bentuk lainnya.
Alih media di PUSTAKA dulu dilakukan dari dokumen ke bentuk mikrofis, namun sekarang di hentikan. Alih media yang dilakukan sekarang adalah dari bentuk dokumen menjadi bentuk digital dan CD. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Ir Eka Kusmayadi, M.Hum;
“Alih media ke dalam bentuk digital sebenarnya bukan untuk pelestarian, namun kebijakan pimpinan yang kurang memahami arti digitasi menyebabkan kegiatan pembuatan mikrofisnya dihentikan setelah kegiatan digitasi dilakukan pada tahun 2005. Sebelum tahun tersebut masih dilakukan pembuatan mikrofis.”
Gambar 5.
Koleksi Antiquariat/ Koleksi Kuno
Sumber: Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA)
Bagan 3.
(3)
Kegiatan Pelestarian Lainnya.
a. Menyimpan koleksi dilemari besi untuk mengindari kerusakan dari
bencana alam seperti banjir, kebakaran dan sebagainya.
b. Membersihkan debu dengan menggunakan vacum cleaner.
c. Memasang kamper untuk meminimalisasikan kedatangan serangga.
d. Pendidikan pemustaka.
4.2. Hambatan-Hambatan
4.2.1. Tingkat resiko racun yang membahayakan kesehatan terlalu besar
apabila kegiatan fumigasi dilakukan oleh pustakawan yang belum ahli dalam hal fumigasi dan Pest Control.
4.2.2. Koleksi perpustakaan sudah banyak dan sulit untuk melakukan
fumigasi dengan mengumpulkan koleksi pada satu tempat.
4.2.3. Pelaksanaan fumigasi yang memakan waktu cukup lama mengganggu
pengunjung perpustakaan maupun pegawai perpustakaan di sekitar PUSTAKA.
4.2.4. Keterbatasan dana untuk pelaksanaan fumigasi.
4.2.5. Biaya untuk laminasi tinggi, akibatnya koleksi yang dapat dilaminasi
setiap tahunnya sedikit.
4.2.6. Penjilidan di lakukan oleh pegawai pustaka sendiri, namun peralatan
(4)
commit to user
4.3. Pemecahan Masalah
4.3.1. Kegiatan fumigasi diserahkan kepada pihak ketiga atau perusahaan
yang terpercaya dalam bidang Pest Control karena mempunyai ijin yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan dan Badan Karantina Pertanian. Dengan demikian (menyerahkan pelaksanaan fumigasi kepada pihak ketiga) perusahaan tersebut bekerja secara profesional dan didukung oleh tenaga-tenaga kompeten yang bersertifikasi oleh Dinas Kesehatan dan Badan Karantina.
4.3.2. Fumigasi dilakukan perlantai atau ruangan, padahal dihitungnya per m
kubik, sehingga membutuhkan dana yg cukup besar. Fumigasi dilakukan tidak secara sekaligus namun bertahap dalam dua tahun. Satu tahun pertama 3 lantai, tahun berikutnya 2 lantai.
4.3.3. Untuk kenyamanan dan keselamatan pengunjung maupun pegawai
perpustakaan, fumigasi sebisa mungkin dilakukan pada hari libur kerja atau saat perpustakaan tutup dalam waktu yang cukup lama, misalnya hari libur sabtu-minggu.
4.3.4. Sesuaikan anggaran yang ada saat memilih proposal penawaan
fumigasi dari perusahaan-perusahaan Pest Control.
4.3.5. Menggunakan dana yang ada dengan maksimal
(5)
BAB V
PENUTUP
Pada akhir bab ini penulis ingin menyajikan kesimpulan dalam pelaksanaan pelestarian bahan pustaka khususnya kegiatan fumigasi di Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA), Kementerian Pertanian RI. Selain itu dengan rendah hati penulis ingin mengemukakan saran yang semoga bermanfaat untuk pihak yang berkepentingan.
5.1. Kesimpulan
Kegiatan pelestarian di PUSTAKA ialah fumigasi, laminasi, penjilidan dan alih media. Dari beberapa hal yang telah dijelaskan pada Bab IV, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Pelaksanaan fumigasi di PUSTAKA diserahkan pihak ketiga untuk
menghindari rasiko racun yang membahayakan. Tidak satu pun bahan kimia dapat dipakai tanpa alat pengaman atau tanpa arahan oleh orang yang berpengalaman dalam bidang ini. Fumigasi harus dilakukan oleh orang yang profesional dan harus disertai sertifikat.
b. Laminasi di PUSTAKA pengerjaannya diserahkan kepada pihak
ketiga. Laminasi dilakukan setelah sebuah bahan pustaka ditetapkan sebagai koleksi kuno yang perlu diawetkan karena memiliki nilai sejarah. Pelapisan bahan pustaka dapat menghentikan proses keasaman
(6)
commit to user
c. Penjilidan di PUSTAKA di lakukan oleh pegawai PUSTAKA sendiri.
Penjilidan dilakukan untuk tujuan perbaikan kembali koleksi yang sudah rusak.
d. Alih media di PUSTAKA dikerjakan oleh pegawai PUSTAKA sendiri.
Kegitanan alih media mempunyai dua tujuan, yaitu yang pertama untuk tujuan publikasi dan yang kedua untuk tujuan pelestarian.
5.2. Saran
Beberapa saran yang dapat penulis sampaikan untuk Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Pertanian (Pustaka), Kementerian Pertanian RI adalah:
a. Pelaksanaan fumigasi dan laminasi yang diserahkan pihak ketiga dapat
menumpulkan keterampilan pustakawan bagian preservasi/preservator karena semua kegiatan sudah dilakukan oleh pihak ketiga. Sehingga perlu diadakan pelatihan/diklat pelestarian bagi para pustakawan untuk mengembangkan keterampilan pustakawan bagian pelestarian. Dan sebisa mungkin ada pustakawan yang ikut langsung waktu kegiatan fumigasi berlangsung sebagai pembelajaran bagi pustakawan dari ahlinya.
b. Peralatan penjilidan di PUSTAKA sudah tua. Pengadaan peralatan