commit to user
PenelitianserupapernahdilaksanakanolehSamudidenganjudul “Hubungan status gizidengantingkatperkembanganmotorikhalusanakusia
4-5 tahunpadakeluargasejahtera
di KecamatanGemawangKabupatenTemanggungJawa
Tengah”, denganmetodesurveimelaluipendekatanobservasionalanalitikcross
sectional, teknikpengambilansampel yang dipilihproporsional random sampling
, ujistatistikmenggunakanbivariat Rang Spearman dengan α = 0,05.
Hasilpadapenelitiantersebutadalahpadaindeks BBU
mempunyaihubunganbermaknaantara status
gizidenganperkembanganmotorikhalusbalitausia 4-5
tahun. Perbedaandalampenelitianinidenganpenelitiansebelumnyameliputilokasi,
sampeldanteknik sampling sertaujistatistik yang digunakan. Berdasarkanuraian
di atas,
penelititertarikuntukmeneliti “Hubunganantara status gizidenganperkembanganmotorikhalusbalitausia
3-5 tahun di wilayahPuskesmasSambungMacanII KabupatenSragen”.
B. RumusanMasalah
Rumusanmasalahpadapenelitianiniadalah “Adakahhubunganantara
status gizidenganperkembanganmotorikhalusbalitausia 3-5 tahun di wilayahPuskesmasSambungMacan II KabupatenSragen?”
C. TujuanPenelitian
1. TujuanUmum
commit to user
Mengetahuihubunganantara status
gizidenganperkembanganbalitausia 3-5
tahun di
wilayahPuskesmasSambungMacan II KabupatenSragen.
2. TujuanKhusus
a. Mengukur status gizimenurutberatbadanbalitausia 3-5 tahun b. Mengukur status gizimenuruttinggibadanbalitausia 3-5 tahun
c. Mengukur status gizimenurutberatbadanterhadaptinggibadan d. Mengukur status gizimenurutlingkarkepalapadabalitausia 3-5 tahun
e. Mengetahuimanfaat status
gizibagitingkatperkembanganmotorikhaluspadabalitausia 3-5 tahun
D. ManfaatHasilPenelitian
1. ManfaatTeoritis
Menambahpengetahuan, wawasantentanghubunganantara status gizidanperkembanganmotorikhalussertapengalamanpenelitian
di bidanggizi,
jugasebagaibahanreferensiuntukstudilebihlanjutbagipenelitianselanjutn ya.
2. ManfaatAplikatif
Memberimasukkanbagiprofesibidanuntukmemberikan penyuluhanpentingnyakeadaan status gizibalitakhususnyaumur 3-5
tahunterhadapperkembanganotakkhususnyaperkembanganmotorikhalu s, memberikanmotivasibagi orang tuakhususnyaibuanakbalita 3-5
commit to user
tahunmengenaipentingnyamemberikannutrisi yang seimbang agar perkembangananak
optimal, menambahpengetahuanpenelititentangdampak
status gizibagiperkembanganotakkhususnyamotorikhalusbalitausia 3-5 tahun.
commit to user
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Status gizi a. Pengertian
Proverawati dan Wati 2010 menjelaskan bahwa gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara normal
oleh suatu organisme melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak
digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Status gizi adalah suatu tingkat kesehatan yang merupakan akibat dari intake masukkan dan penggunaan semua nutrisi yang
terdapat dalam makanan sehari-hari.Terdiri atas gizi seimbang, gizi kurang dan gizi lebih.Gizi baik adalah asupan gizi yang
seimbang antara kualitas dan kuantitasnya untuk mencukupi kebutuhan tubuh. Gizi kurang adalah keadaan tidak sehat
patologis yang timbul karena asupan gizi yang kurang baik kualitas dan kuantitasnya untuk mencukupi kebutuhan tubuh
selama periode tertentu. Gizi lebih adalah keadaan patologis tidak sehat yang disebabkan asupan gizi baik kualitas dan
commit to user
kuantitas melebihi kebutuhan tubuh untuk periode waktu tertentu Budiyanto, 2002; Proverawati dan Wati, 2010.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi : 1 Keterbatasan ekonomi
: tidak mampu membeli bahan makanan yang berkualitas baik
2 Pembagian makanan : ayah mempunyai prioritas utama
atas jumlah dan jenis makanan tertentu 3 Kebiasaan makan
: tidak didasarkan atas keperluan fisik akan zat gizi yang terkandung dalam makanan
4 Selera makan : mempengaruhi dalam pemenuhan
kebutuhan gizi untuk energi dan pertumbuhan serta perkembangan dan kesehatannya
5 Pengetahuan gizi : kurangnya pengetahuan dan salah
persepsi tentang kebutuhan pangan dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam memenuhi kebutuhan gizinya
6 Kesukaan terhadap jenis makanan tertentu :
pemenuhan gizi akan menurun atau sebaliknya akan berlebih
7 Media : iklan berpengaruh pada asupan
makanan anak pra-sekolah karena masih belum dapat berpikir kritis terhadap iklan
8 Infeksi :
infeksi berhubungan
dengan gangguan
gizi dengan
mempengaruhi nafsu
makan,
commit to user
menyebabkan kehilangan bahan makanan karena diare atau muntah
Santoso dan Ranti, 1999 c. Penilaian
Supariasa 2002 menjelaskan bahwa penilaian status gizi dapat dilakukansecara langsung meliputi antropometri, biokimia, klinis
dan biofisik.Sedangkansecara tidak langsung meliputi survei konsumsi, statistik vital dan faktor ekologi.
Antropometri gizi adalah berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat
gizi.Parameter antropometri merupakan dasar penilaian status gizi dan kombinasi beberapa parameter disebut indeks antropometri.
Macam-macam indeks antropometri yaitu berat badan menurut umur, tinggi badan menurut umur, berat badan menurut tinggi
badan dan lingkar kepala Proverawati dan Wati, 2010; Supariasa, 2002 .
Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil menggambarkan massa tubuh. Dalam keadaan normal, kesehatan
baik dan keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin,
maka berat
badan mengikuti
pertambahan umur.Kelebihan indeks BBU yaitu baik untuk mengukur status
gizi akut atau kronis, sangat sensitif terhadap perubahan kecil, dapat mendeteksi kegemukan, lebih mudah, penentu status gizi
commit to user
khususnya bagi balita.Kekurangan BBU yaitu umur sulit ditaksir di daerah pedesaan, memerlukan data umur akurat, sering terjadi
kesalahan pengukuran Supariasa, 2002; Proverawati dan Wati, 2010.
Indeks tinggi badan menurut umur TBU menggambarkan status gizi pada masa lalu.Kekurangan indeks TBU yaitu
ketepatan umur sulit didapat, tinggi badan tidak cepat naik, pengukuran relatif sulit karena anak harus berdiri tegak Supariasa,
2002; Proverawati dan Wati 2010. Berat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi
badan. Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan
tertentu. Indeks BBTB merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi saat ini sekarang.Keuntungan BBTB yaitu
tidak memerlukan data umur dan dapat membedakan proporsi badan gemuk, normal dan kurus.Kelemahan BBTB yaitu tidak
dapat memberikan gambaran, apakah anak tersebut pendek, cukup tinggi badan atau kelebihan tinggi badan menurut umurnya, sering
terjadi kesalahan dalam pembacaan hasil pengukuran, terutama bila dilakukan oleh sekelompok non-profesional Supariasa, 2002.
Lingkar kepala digunakan sebagai salah satu parameter untuk menilai pertumbuhan otak, karena biasanya besar tengkorak
mengikuti perkembangan otak.Sehingga bila ada hambatan pada
commit to user
perkembangan tengkorak, maka perkembangan otak juga terhambat.Akan tetapi besar lingkar kepala tidak menggambarkan
keadaan kesehatan dan gizi. Bagaimanapun juga ukuran otak dan lapisan tulang kepala dan tengkorak dapat bervariasi sesuai dengan
keadaan gizi yang artinya ukuran lingkar kepala akan sedikit berpengaruh pada usia kedua Arisman, 2002; Hidayat, 2008;
Proverawati dan Wati 2010; Supariasa, 2002.
commit to user
Tabel 3.1 Klasifikasi keadaan gizi berdasarkan indikator
BBU,TBU dan BBTB yang disajikan data Z-Skor
Indeks Status Gizi
Ambang Batas
BBU Gizi lebih
+ 2 SD Gizi baik
≥ -2 SD sampai +2 SD
Gizi kurang ≥ -3 SD sampai -2
SD Gizi buruk
-3 SD
TBU Tinggi
+2 SD Normal
≥ -2 SD sampai +2 SD
Pendek -2 SD
BBTB Gemuk
+ 2 SD
Normal ≥ -2 SD sampai +2 SD
Kurus ≥ -3 SD sampai -2
SD Sangat kurus
-3 SD
LK U besar
+2 SD normal
≥ -2 SD sampai +2 SD kecil
- 2 SD
Sumber: 920MenkesSKVIII2002
commit to user
2. Perkembangan motorik halus a Pengertian
Perkembangan adalah penampilan kemampuan skill yang diakibatkan oleh kematangan sistim saraf pusat khususnya di otak.
Ketrampilan motorik halus adalah gerakan tubuh atau bagian tubuh yang disengaja, cepat dan akurat meliputi kegiatan pusat
sarafdan otot kecil yang terkoordinasi Hurlock, 1997; Supariasa, 2002; Yusuf, 2011.
b Faktor yang mempengaruhi laju perkembangan motorik anak 1 Sifat dasar genetik
: merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak.
2 Infeksi dan penyakit : anak yang menderita infeksi dan
penyakit menahun dan akut akan terganggu tumbuh kembang dan pendidikannya
3 Sanitasi lingkungan : berkaitan erat dengan penyakit
saluran pernafasan, saluran pencernaan, serta penyakit akibat nyamuk
4 Stimulasi : perangsangan dari luar antara lain
berupa latihan atau bermain. Anak yang banyak mendapat stimulasi yang terarah akan cepat berkembang dibanding
dengan yang kurang bahkan tak mendapat stimulasi.
commit to user
5 Pendapatan orang tua : pendapatan yang memadai akan
menunjang perkembangan anak karena mampu menyediakan kebutuhan anak
6 Pendidikan ayah-ibu : semakin tinggi pendidikan maka
orang tua dapat menerima informasi tentang tumbuh kembang anak
7 Kelahiran : kelahiran yang sukar khususnya
apabila ada kerusakan pada otak akan memperlambat motorik dan kelahiran sebelum waktunya
Hurlock, 1997; Narendra 2002; Soettjiningsih 1998 cPenilaian
DDST Denver Developmental Screening Test adalah salah satu metode skrining kelainan perkembangan anak, bukan tes
diagnostik atau IQ, dan memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode skrining yang baik.Tes ini mudah dan
cepat, dapat diandalkan serta menunjukkan validitas yang tinggi Soetjiningsih, 1998.
3 Hubungan antara status gizi dengan perkembangan motorik halus Pada anak usia 2-3 tahun, di samping masukkan makronutrien
seperti energi dan protein, masukkan mikronutrien, seperti seng, besi dan vitamin A perlu mendapat perhatian yang layak karena ada
relevansi dengan perbanyakan sel tertentu dan bagian dari otak. Perkembangan motorik mengikuti hukum arah perkembangan.Keadaan
commit to user
kurang gizi menimbulkan kekacauan struktural dan metabolisme sedemikian rupa sehingga pertumbuhan dan pematangan susunan saraf
pusat dan otot untuk melaksanakan tugas menjadi sangat terbatas. Sumber energi utama otak berasal dari glukosa. Kebutuhan glukosa
yang dibawa aliran darah ke otak akan meningkat apabila sel-sel saraf neuron aktif melakukan fungsinya. Sel otak atau neuron terdiri dari
sel saraf dan axon. Axon merupakan proses penghantar rangsangan menuju sel saraf dan dihubungkan oleh sinaps. Lebih banyak dendrit
terbentuk berarti lebih banyak sinaps. Jika pada masa puncak pembentukan dendrit tidak tersedia cukup zat gizi maka jumlah sinaps
yang terbentuk akan berkurang. Dengan matangnya koordinasi antara otot, serabut saraf dan otak maka kegiatan motorik dapat dilakukan
dengan baik dan tepat. Dalam ketrampilan motorik yang terkoordinasi baik, otot yang lebih kecil memainkan peranan yang besar Hurlock,
1997; Soetjiningsih, 1998; Santoso dan Ranti, 1999; Yusuf, 2011.
B. Kerangka Konsep