RumusanMasalah Tinjauan Pustaka HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS BALITA USIA 33 55 TAHUN di WILAYAH PUSKESMAS SAMBUNG MACAN II KABUPATEN SRAGEN

commit to user PenelitianserupapernahdilaksanakanolehSamudidenganjudul “Hubungan status gizidengantingkatperkembanganmotorikhalusanakusia 4-5 tahunpadakeluargasejahtera di KecamatanGemawangKabupatenTemanggungJawa Tengah”, denganmetodesurveimelaluipendekatanobservasionalanalitikcross sectional, teknikpengambilansampel yang dipilihproporsional random sampling , ujistatistikmenggunakanbivariat Rang Spearman dengan α = 0,05. Hasilpadapenelitiantersebutadalahpadaindeks BBU mempunyaihubunganbermaknaantara status gizidenganperkembanganmotorikhalusbalitausia 4-5 tahun. Perbedaandalampenelitianinidenganpenelitiansebelumnyameliputilokasi, sampeldanteknik sampling sertaujistatistik yang digunakan. Berdasarkanuraian di atas, penelititertarikuntukmeneliti “Hubunganantara status gizidenganperkembanganmotorikhalusbalitausia 3-5 tahun di wilayahPuskesmasSambungMacanII KabupatenSragen”.

B. RumusanMasalah

Rumusanmasalahpadapenelitianiniadalah “Adakahhubunganantara status gizidenganperkembanganmotorikhalusbalitausia 3-5 tahun di wilayahPuskesmasSambungMacan II KabupatenSragen?”

C. TujuanPenelitian

1. TujuanUmum

commit to user Mengetahuihubunganantara status gizidenganperkembanganbalitausia 3-5 tahun di wilayahPuskesmasSambungMacan II KabupatenSragen.

2. TujuanKhusus

a. Mengukur status gizimenurutberatbadanbalitausia 3-5 tahun b. Mengukur status gizimenuruttinggibadanbalitausia 3-5 tahun c. Mengukur status gizimenurutberatbadanterhadaptinggibadan d. Mengukur status gizimenurutlingkarkepalapadabalitausia 3-5 tahun e. Mengetahuimanfaat status gizibagitingkatperkembanganmotorikhaluspadabalitausia 3-5 tahun

D. ManfaatHasilPenelitian

1. ManfaatTeoritis

Menambahpengetahuan, wawasantentanghubunganantara status gizidanperkembanganmotorikhalussertapengalamanpenelitian di bidanggizi, jugasebagaibahanreferensiuntukstudilebihlanjutbagipenelitianselanjutn ya.

2. ManfaatAplikatif

Memberimasukkanbagiprofesibidanuntukmemberikan penyuluhanpentingnyakeadaan status gizibalitakhususnyaumur 3-5 tahunterhadapperkembanganotakkhususnyaperkembanganmotorikhalu s, memberikanmotivasibagi orang tuakhususnyaibuanakbalita 3-5 commit to user tahunmengenaipentingnyamemberikannutrisi yang seimbang agar perkembangananak optimal, menambahpengetahuanpenelititentangdampak status gizibagiperkembanganotakkhususnyamotorikhalusbalitausia 3-5 tahun. commit to user 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Status gizi a. Pengertian Proverawati dan Wati 2010 menjelaskan bahwa gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara normal oleh suatu organisme melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Status gizi adalah suatu tingkat kesehatan yang merupakan akibat dari intake masukkan dan penggunaan semua nutrisi yang terdapat dalam makanan sehari-hari.Terdiri atas gizi seimbang, gizi kurang dan gizi lebih.Gizi baik adalah asupan gizi yang seimbang antara kualitas dan kuantitasnya untuk mencukupi kebutuhan tubuh. Gizi kurang adalah keadaan tidak sehat patologis yang timbul karena asupan gizi yang kurang baik kualitas dan kuantitasnya untuk mencukupi kebutuhan tubuh selama periode tertentu. Gizi lebih adalah keadaan patologis tidak sehat yang disebabkan asupan gizi baik kualitas dan commit to user kuantitas melebihi kebutuhan tubuh untuk periode waktu tertentu Budiyanto, 2002; Proverawati dan Wati, 2010. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi : 1 Keterbatasan ekonomi : tidak mampu membeli bahan makanan yang berkualitas baik 2 Pembagian makanan : ayah mempunyai prioritas utama atas jumlah dan jenis makanan tertentu 3 Kebiasaan makan : tidak didasarkan atas keperluan fisik akan zat gizi yang terkandung dalam makanan 4 Selera makan : mempengaruhi dalam pemenuhan kebutuhan gizi untuk energi dan pertumbuhan serta perkembangan dan kesehatannya 5 Pengetahuan gizi : kurangnya pengetahuan dan salah persepsi tentang kebutuhan pangan dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam memenuhi kebutuhan gizinya 6 Kesukaan terhadap jenis makanan tertentu : pemenuhan gizi akan menurun atau sebaliknya akan berlebih 7 Media : iklan berpengaruh pada asupan makanan anak pra-sekolah karena masih belum dapat berpikir kritis terhadap iklan 8 Infeksi : infeksi berhubungan dengan gangguan gizi dengan mempengaruhi nafsu makan, commit to user menyebabkan kehilangan bahan makanan karena diare atau muntah Santoso dan Ranti, 1999 c. Penilaian Supariasa 2002 menjelaskan bahwa penilaian status gizi dapat dilakukansecara langsung meliputi antropometri, biokimia, klinis dan biofisik.Sedangkansecara tidak langsung meliputi survei konsumsi, statistik vital dan faktor ekologi. Antropometri gizi adalah berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.Parameter antropometri merupakan dasar penilaian status gizi dan kombinasi beberapa parameter disebut indeks antropometri. Macam-macam indeks antropometri yaitu berat badan menurut umur, tinggi badan menurut umur, berat badan menurut tinggi badan dan lingkar kepala Proverawati dan Wati, 2010; Supariasa, 2002 . Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil menggambarkan massa tubuh. Dalam keadaan normal, kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, maka berat badan mengikuti pertambahan umur.Kelebihan indeks BBU yaitu baik untuk mengukur status gizi akut atau kronis, sangat sensitif terhadap perubahan kecil, dapat mendeteksi kegemukan, lebih mudah, penentu status gizi commit to user khususnya bagi balita.Kekurangan BBU yaitu umur sulit ditaksir di daerah pedesaan, memerlukan data umur akurat, sering terjadi kesalahan pengukuran Supariasa, 2002; Proverawati dan Wati, 2010. Indeks tinggi badan menurut umur TBU menggambarkan status gizi pada masa lalu.Kekurangan indeks TBU yaitu ketepatan umur sulit didapat, tinggi badan tidak cepat naik, pengukuran relatif sulit karena anak harus berdiri tegak Supariasa, 2002; Proverawati dan Wati 2010. Berat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi badan. Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan tertentu. Indeks BBTB merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi saat ini sekarang.Keuntungan BBTB yaitu tidak memerlukan data umur dan dapat membedakan proporsi badan gemuk, normal dan kurus.Kelemahan BBTB yaitu tidak dapat memberikan gambaran, apakah anak tersebut pendek, cukup tinggi badan atau kelebihan tinggi badan menurut umurnya, sering terjadi kesalahan dalam pembacaan hasil pengukuran, terutama bila dilakukan oleh sekelompok non-profesional Supariasa, 2002. Lingkar kepala digunakan sebagai salah satu parameter untuk menilai pertumbuhan otak, karena biasanya besar tengkorak mengikuti perkembangan otak.Sehingga bila ada hambatan pada commit to user perkembangan tengkorak, maka perkembangan otak juga terhambat.Akan tetapi besar lingkar kepala tidak menggambarkan keadaan kesehatan dan gizi. Bagaimanapun juga ukuran otak dan lapisan tulang kepala dan tengkorak dapat bervariasi sesuai dengan keadaan gizi yang artinya ukuran lingkar kepala akan sedikit berpengaruh pada usia kedua Arisman, 2002; Hidayat, 2008; Proverawati dan Wati 2010; Supariasa, 2002. commit to user Tabel 3.1 Klasifikasi keadaan gizi berdasarkan indikator BBU,TBU dan BBTB yang disajikan data Z-Skor Indeks Status Gizi Ambang Batas BBU Gizi lebih + 2 SD Gizi baik ≥ -2 SD sampai +2 SD Gizi kurang ≥ -3 SD sampai -2 SD Gizi buruk -3 SD TBU Tinggi +2 SD Normal ≥ -2 SD sampai +2 SD Pendek -2 SD BBTB Gemuk + 2 SD Normal ≥ -2 SD sampai +2 SD Kurus ≥ -3 SD sampai -2 SD Sangat kurus -3 SD LK U besar +2 SD normal ≥ -2 SD sampai +2 SD kecil - 2 SD Sumber: 920MenkesSKVIII2002 commit to user 2. Perkembangan motorik halus a Pengertian Perkembangan adalah penampilan kemampuan skill yang diakibatkan oleh kematangan sistim saraf pusat khususnya di otak. Ketrampilan motorik halus adalah gerakan tubuh atau bagian tubuh yang disengaja, cepat dan akurat meliputi kegiatan pusat sarafdan otot kecil yang terkoordinasi Hurlock, 1997; Supariasa, 2002; Yusuf, 2011. b Faktor yang mempengaruhi laju perkembangan motorik anak 1 Sifat dasar genetik : merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. 2 Infeksi dan penyakit : anak yang menderita infeksi dan penyakit menahun dan akut akan terganggu tumbuh kembang dan pendidikannya 3 Sanitasi lingkungan : berkaitan erat dengan penyakit saluran pernafasan, saluran pencernaan, serta penyakit akibat nyamuk 4 Stimulasi : perangsangan dari luar antara lain berupa latihan atau bermain. Anak yang banyak mendapat stimulasi yang terarah akan cepat berkembang dibanding dengan yang kurang bahkan tak mendapat stimulasi. commit to user 5 Pendapatan orang tua : pendapatan yang memadai akan menunjang perkembangan anak karena mampu menyediakan kebutuhan anak 6 Pendidikan ayah-ibu : semakin tinggi pendidikan maka orang tua dapat menerima informasi tentang tumbuh kembang anak 7 Kelahiran : kelahiran yang sukar khususnya apabila ada kerusakan pada otak akan memperlambat motorik dan kelahiran sebelum waktunya Hurlock, 1997; Narendra 2002; Soettjiningsih 1998 cPenilaian DDST Denver Developmental Screening Test adalah salah satu metode skrining kelainan perkembangan anak, bukan tes diagnostik atau IQ, dan memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode skrining yang baik.Tes ini mudah dan cepat, dapat diandalkan serta menunjukkan validitas yang tinggi Soetjiningsih, 1998. 3 Hubungan antara status gizi dengan perkembangan motorik halus Pada anak usia 2-3 tahun, di samping masukkan makronutrien seperti energi dan protein, masukkan mikronutrien, seperti seng, besi dan vitamin A perlu mendapat perhatian yang layak karena ada relevansi dengan perbanyakan sel tertentu dan bagian dari otak. Perkembangan motorik mengikuti hukum arah perkembangan.Keadaan commit to user kurang gizi menimbulkan kekacauan struktural dan metabolisme sedemikian rupa sehingga pertumbuhan dan pematangan susunan saraf pusat dan otot untuk melaksanakan tugas menjadi sangat terbatas. Sumber energi utama otak berasal dari glukosa. Kebutuhan glukosa yang dibawa aliran darah ke otak akan meningkat apabila sel-sel saraf neuron aktif melakukan fungsinya. Sel otak atau neuron terdiri dari sel saraf dan axon. Axon merupakan proses penghantar rangsangan menuju sel saraf dan dihubungkan oleh sinaps. Lebih banyak dendrit terbentuk berarti lebih banyak sinaps. Jika pada masa puncak pembentukan dendrit tidak tersedia cukup zat gizi maka jumlah sinaps yang terbentuk akan berkurang. Dengan matangnya koordinasi antara otot, serabut saraf dan otak maka kegiatan motorik dapat dilakukan dengan baik dan tepat. Dalam ketrampilan motorik yang terkoordinasi baik, otot yang lebih kecil memainkan peranan yang besar Hurlock, 1997; Soetjiningsih, 1998; Santoso dan Ranti, 1999; Yusuf, 2011.

B. Kerangka Konsep

Dokumen yang terkait

Hubungan Pemberian Stimulasi Dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 1-5 Tahun di Gampong Rantau Panyang Barat Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014

5 74 101

Hubungan antara status gizi dengan perkembangan motorik kasar pada anak balita di wilayah kerja puskesmas Jabung kabupaten Malang

0 8 15

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR, MOTORIK HALUS, SOSIAL, DAN BAHASA PADA BALITA USIA 4-5 TAHUN DI WILAYAH PUSKESMAS SUMBERMANJING KULON KABUPATEN MALANG

2 32 22

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR DAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3 5 TAHUN DI PLAY GROUP TRAJU MAS PURWOREJO

0 4 15

HUBUNGAN MODAL FINANSIAL DAN MODAL SOSIAL IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS MIRI KABUPATEN SRAGEN

0 4 82

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA USIA 2-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Diare Pada Balita Usia 2-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar.

0 1 13

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA USIA 2-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Diare Pada Balita Usia 2-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar.

0 0 16

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BALITA USIA 2-5 TAHUN DI POSYANDU DESA BENTARSARI, KECAMATAN SALEM, KABUPATEN BREBES.

0 3 4

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN BALITA USIA 1-3 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JETIS KOTA YOGYAKARTA

0 1 12

HUBUNGAN STATUS GIZI BALITA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA BALITA USIA 1-5 TAHUN DI POSYANDU RW 05 WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGAMPLAN TAHUN 2018

0 0 10