Isu terkait corporate governance sudah mulai banyak dibahas dalam dunia bisnis. Salah satu proksi corporate governance yang dapat digunakan saat ini
adalah Corporate Governance Perception Index CGPI. CGPI adalah hasil penelitian dari sebuah lembaga kerjasama antara
The Indonesian Institute for Corporate Governance IICG dengan majalah SWA yang secara sukarela
melakukan pemeringkatan penerapan GCG dari beberapa perusahaan go public di Indonesia. Program CGPI secara konsisten telah diselenggarakan setiap
tahunnya sejak tahun 2001.
1. Hubungan Asimetri Informasi Dengan Manajemen Laba
Keberadaan asimetri informasi dianggap sebagai penyebab manajemen laba. Salah satu pengukur asimetri informasi antara manajemen dengan pemegang
saham perusahaan adalah bid-ask spreads. Sebagai bukti bahwa bid-ask spreads memiliki kemampuan untuk mengukur asimetri informasi ditunjukkan oleh Healy,
Palepu dan Sweeney 1995 dan Welker 1995 dalam Rahmawati dkk. 2006. Richardson 1998 dalam Rahmawati dkk. 2006 meneliti hubungan
asimetri informasi dengan manajemen laba pada semua perusahaan yang terdaftar di NYSE pada periode akhir Juni selama 1988-1992. Hasil penelitiannya
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang sistematis antara magnitut asimetri informasi dan tingkat manajemen laba. Fleksibilitas manajemen untuk me-manage
laba dapat dikurangi dengan menyediakan informasi yang lebih berkualitas bagi pihak luar.
Menurut hasil penelitian Halim dkk. 2005 bahwa asimetri informasi, kinerja masa kini dan masa depan, faktor leverage, dan ukuran perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Demikian pula penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati dkk. 2006 menunjukkan bahwa asimetri informasi
berpengaruh secara positif signifikan terhadap manajemen laba. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut:
H
1
: Asimetri informasi berpengaruh secara positif signifikan terhadap manajemen laba
2. Hubungan
Asimetri Informasi
Dengan Manajemen Laba
Yang Dimoderasi oleh Good Corporate Governance
Menurut Schipper 1989 manajemen laba adalah intervensi atau campur tangan manajer dalam proses penyusunan laporan keuangan dengan tujuan untuk
memaksimalkan keuntungan pribadi. Dari definisi tersebut memberikan gambaran bahwa manajemen laba merupakan perilaku oportunistik manajer untuk
memaksimalkan utilitas mereka. Manajer melakukan tindakan manajemen laba dengan memilih metode atau kebijakan akuntansi untuk menaikkan angka laba
atau menurunkan angka laba. Manajer menaikkan angka laba dengan menggeser laba periode yang akan datang ke periode sekarang dan menurunkan angka laba
dengan menggeser laba periode masa sekarang ke periode mendatang Widodo, 2005.
Filosofi yang mendasari kepentingan manajemen adalah kebutuhan akan harmonisasi dan sistematisasi dari manajemen dalam rangka menghasilkan kinerja
yang efektif dan efesien. Sebagai bagian integral dari perusahaan, pihak manajemen yang ingin mencapai bentuk sistem yang teratur tentunya akan
membutuhkan penerapan GCG secara konsisten. Karena untuk mencapai suatu kinerja yang optimal, para anggota manajemen dan karyawan harus mendapat
perlakuan yang seimbang dan wajar, sesuai dengan kedudukan masing-masing. Prinsip fairness dari GCG memegang peranan untuk mewujudkan manajemen
perusahaan berjalan dengan baik. Dengan demikian GCG dapat memperkuat ataupun memperlemah memoderasi dalam pengambilan suatu keputusan
pelaporan keuangan dengan tujuan transparansi untuk optimalisasi kinerja perusahaan Surya dan Yustiavanda, 2014. Atas dasar penjelasan diatas, maka
dapat dirumuskan publikasi sebagai berikut: H
2
: Good Corporate Governance dapat memoderasi pengaruh asimetri informasi terhadap
manajemen laba.
E. Metode Penelitian