variabel independen dengan variabel dependen secara individu, sebaliknya jika t
hit
t
tab
maka tidak terdapat kontribusi yang signifikansi Santoso, 2001:168. Ho ditolak jika t
hit
t
tab
dimana : = 0,10 Ho diterima jika t
hit
t
tab
F. Hasil Analisis dan Pembahasan
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI dan termasuk dalam
peringkat 10 terbaik Corporate Governance Perception Index CGPI selama periode 2004
2013. Jumlah data yang berhasil terkumpul dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1 Diskripsi Data Penelitian
NO. KETERANGAN
JUMLAH
1. Seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI dan termasuk dalam
peringkat CGPI 10 terbaik selama tahun 2004 2013.
100 2.
Perusahaan non manufaktur yang terdaftar di BEI dan termasuk dalam peringkat CGPI 10 terbaik selama tahun 2004
2013. 23
3. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan termasuk dalam
peringkat CGPI 10 terbaik selama tahun 2004 2013.
77 4.
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan termasuk dalam peringkat CGPI 10 terbaik selama tahun 2004
2013yang di outleur. 34
5. Data perusahaan yang layak dianalisis
43
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2015 Berdasarkan Tabel 1 diatas, dari jumlah data sebanyak 100
perusahaan yang layak untuk dianalisis hanya sebanyak 43 perusahaan.
1. Deskripsi Statistik
Deskripsi statistik semua variabel yang digunakan dalam model disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 2 Deskripsi Statistik
Variabel N
Minimum Maximum
Mean Std. Deviation
AI 43
0,18 1,71
0,6793 0,36736
STDA 43
-0,89 -0,20
-0,6390 0,18899
LTDA 43
-0,14 1,49
0,7805 0,46001
GCG 43
72.09 89,04
79,4795 4.69397
Interaksi AI_GCG 43
13,77 127,25
54,3267 30,20448
Sumber: Data sekunder diolah, 2015
Dari Tabel 2 di atas diketahui nilai rata-rata Asimetri Informasi adalah 0,6793 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,36736; Nilai rata-rata short term
discretionary accrual STDA sebesar -0,6390 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,18899; Nilai rata-rata long term discretionary accrual LTDA
sebesar 0,7805 dengan nilai standar deviasi sebesar
0,46001
; Nilai rata-rata GCG sebesar 79,4795 dengan nilai standar deviasi sebesar 4.69397, nilai rata-
rata interaksi AsymGCG sebesar 54,3267 dengan nilai standar deviasi sebesar 30,20448. Jadi seluruh variabel yang diteliti, yaitu: Asimetri Informasi, GCG,
interaksi AsymGCG, short term discretionary accrual STDA, dan long term discretionary accrual LTDA memiliki nilai rata-rata lebih besar dari nilai
standar deviasi, berarti bahwa datanya berdistribusi normal.
2. Manajemen Laba Dengan Proksi short term discretionary accrual STDA.
Sebelum melakukan pengujian manajemen laba dengan proksi stda dengan analisis regresi berganda, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi
Klasik yang
meliputi: uji
normalitas, uji
multikolineritas, uji
heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
Pengujian Asumsi Klasik a.
Hasil Uji Normalitas
Dari hasil uji normalitas dapat diketahui apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi sebaran
data normal atau tidak. Berdasarkan hasil Uji Kolmogorov-Smirnov melalui penggunaan bantuan program SPSS versi 17.0 for windows, maka
diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,745.
Tabel 3 Uji Kolmogorov-Smirnov
Model Z
P. Value Kriteria Kesimpulan
Unstandardized residual 0,680
0,745 p 0,05
Data Berdistribusi Normal Sumber: Data sekunder diolah, 2015
Dari Tabel 3 diatas diketahui bahwa nilai signifikansi atau probabilitas sebesar 0,745 atau lebih besar dari 0,05. Berarti seluruh variabel penelitian
mempunyai sebaran data berdistribusi normal.
b. Hasil Uji Multikolinieritas
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui adanya hubungan linier diantara dua variabel bebas atau lebih dalam model regresi. Kriteria untuk
mengetahui ada tidaknya multikolinieritas dapat dilihat dari tolerance value atau variance inflation factor VIF. Batas dari tolerance value
adalah 0,1 sehingga apabila tolerance value dibawah 0,1 maka terjadi multikolinieritas. Sedangkan variance tolerance factor VIF merupakan
kebalikan dari tolerance value, karena VIF = 1tolerance. Batas VIF adalah 10 jika nilai VIF diatas 10 maka terjadi multikolinieritas Ghozali,
2001: 56. Adapun hasil pengujian multikolinearitas adalah sebagai berikut.
Tabel 4 Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel Pendekatan STDA
Pendekatan LTDA Tolerance
VIF Tolerance
VIF
Asimetri Informasi 0,961
1,041 0,961
1,041 GCG
0,961 1,041
0,961 1,041
Sumber: Data sekunder diolah, 2015 Berdasarkan
hasil Tabel
4 pengujian multikolinearitas dengan
menggunakan bantuan program komputer SPSS 17.0 for windows diperoleh nilai tolerance pada masing-masing variabel lebih besar dari 0,1
dan nilai VIF yang lebih kecil dari 10. Sehingga menunjukkan bahwa model regresi tidak terdapat permasalahan multikolinearitas.
c. Hasil Uji Heterokedastisitas
Untuk mengetahui
apakah data
yang digunakan
terjadi heteroskedastisitas ataukah tidak digunakan Uji Glejser. Berdasarkan hasil
uji Glejser dengan bantuan SPSS versi 17.0 diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 5 Hasil Pengujian Heterokedastisitas
Variabel Pendekatan STDA
Pendekatan LTDA t statistic
p-value t statistik
p-value
Asimteri Informasi -0,171
0,865 -0,536
0,576 GCG
-0,033 0,974
-0,622 0,537
AsymGCG 0,140
0,889 0,541
0,591 Sumber: Data sekunder diolah, 2015
Berdasarkan Tabel 5 hasil pengujian heterokedastisitas dengan uji Glejser pada tabel di atas, bahwa hasil nilai probabilitas p atau
signifikansi pada tiap-tiap variabel lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini standar error e tidak
mengalami gejala heteroskedastisitas.
d. Hasil Uji Autokorelasi
Metode yang digunakan untuk menguji autokorelasi yaitu dengan Run test, sebagai bagian dari statistic non-parametik dapat pula digunakan
untuk menguji apakah antara residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antara resediul tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa
residual adalah acak atau random. Run test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi random atau tidak sistematis
Tabel 6 Hasil Uji Autokorelasi dengan Run Test
Variabel Dependen Test Value
p-value Kesimpulan
Asimetri Informasi STDA -0.01547
0,755 Tidak Terjadi autokorelasi
Asimetri Informasi LTDA -0.02044
0,755 Tidak Terjadi autokorelasi
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2015 Berdasarkan hasil yang didapat maka menunjukkan bahwa nilai test
adalah sebesar -0,01547 short term discretionary accrual STDA dan - 0,02044 long term discretionary accruals LTDA dengan profitabilitas
0,755 yang berarti H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa residual random atau tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual
e. Analisis Regresi Linear Berganda
1. Fungsi Persamaan Regresi
Pengujian Manajemen Laba Dengan
dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda dimaksudkan mengukur
kekuatan hubungan antara variabel bebas yaitu Asimetri Informasi X dengan variabel terikat yaitu Manajemen Laba Y dengan dimoderasi
oleh variabel Coorporate Governance. Dengan menggunakan bantuan SPSS 17.0 for windows, hasil pengujian regresi linear berganda yang
dianalisis adalah sebagai berikut.
Tabel 7 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Variabel Pendekatan STDA
Pendekatan LTDA Koefisien
t statistic p-value
Koefisien t statistik
p-value
C -4,469
-5,294 0,000
7,415 3,157
0,003 Asimteri Informasi
5,012 4,271
0, 000 -7,301
-2,236 0, 031
GCG 0,047
4,408 0, 000
-0,081 -2,743
0, 009 AsymGCG
-0,061 -4,156
0, 000 0,088
2,161 0, 037
F statistik = 8,784 p-value = 0, 000
R² = 0,403 F statistik = 3,671
p-value = 0, 020 R²= 0,220
Dependent Variable: Manajemen Laba STDA dan LTDA
signifikan pada 0,10 signifikan pada 0,05
signifikan pada 0,01
Berdasarkan Tabel 7 diatas, maka persamaan regresi untuk pendekatan short term discretionary accrual
STDA dan long term discretionary accruals LTDA dapat dinyatakan sebagai berikut:
STDA = - 4,469 + 5,012 Asym + 0,047 GCG - 0,061 AsymGCG + e LTDA = 7,415 - 7,301 Asym - 0,081 GCG + 0,088 AsymGCG + e
Dari kedua persamaan diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut: a. Pada pendekatan short term discretionary accrual STDA, Asimetri Informasi
dan Good Corporate Governance berpengaruh positif terhadap Manajemen Laba, sedangkan Interaksi Asimetri Informasi dengan
Good Corporate Governance berpengaruh negatif terhadap Manajemen Laba.
b. Pada pendekatan long term discretionary accruals LTDA, Asimetri Informasi dan Good Corporate Governance berpengaruh negatif terhadap Manajemen
Laba, sedangkan Interaksi Asimetri Informasi dengan Good Corporate
Governance berpengaruh positif terhadap Manajemen Laba.
1. Uji Ketepatan Model Uji F dan R