tujuannya tetap sama. Hal ini biasanya akan tergantung pada besar kecilnya perusahaan serta jenis dan sifat bidang usahanya. Besar kecilnya jumlah
persediaan perusahaan dapat dilihat dari kebijakan persediaan besi safety stock. Kebijakan ini merupakan kebijakan membuat persediaan tambahan
untuk menjaga kemungkinan kekurangan bahan. Kebijakan besi akan
dipengaruhi oleh faktor pemakaian atau penjualan bahan dan waktu.
2.2.8 Cara Menanggulangi Kehabisan Bahan
Menurut Prawirosentono 2001 bahwa kehabisan bahan dapat mengakibatkan terhentinya operasi produksi perusahaan bersangkutan. Hal ini
berakibat pada kerugian berupa tidak efisien dan terputusnya hubungan dengan langganan atau konsumen.
Demi menghindarkan terjadinya kehabisan bahan perlu dilakukan
upaya-upaya sebagai berikut :
a. Pembelian bahan baku secara darurat
Upaya tindakan darurat ditujukan untuk mencegah terjadinya kehabisan bahan. Pembelian bahan secara darurat mungkin saja harga per
unit bahan menjadi lebih mahal dari harga normal karena pemesanan dalam jumlah kecil. Sehingga bukan hanya harga tetapi juga biaya per unit bahan
tersebut menjadi lebih mahal biasanya. Hal ini tidak jadi soal, dibanding dengan kerugian akibat terhentinya proses produksi.
Pembelian mendadak tersebut harus dilakukan hanya dalam keadaan dimana persediaan bahan yang ada dalam keadaan kritis.
Pembelian tidak perlu sering dilakukan. Apabila stock-out sering terjadi berarti harus dilakukan upaya lain.
b. Mengadakan cadangan penyelamat
Cadangan penyelamat ini baru diadakan apabila ternyata kemungkinan terjadinya “kehabisan bahan” besar sekali dan cenderung
sering, misalnya setiap tahun atau beberapa kali.
2.2.9 Model Perhitungan Persediaan
Untuk meminimalkan biaya yang ditimbulkan dengan adanya
persediaan maka ada beberapa cara perhitungan untuk mengoptimalkan
jumlah persediaan. Berikut ini merupakan model-model persediaan menurut Heizer dan Render 2010:92 yang menjawab pertanyaan penting
: kapan harus memesan dan ada berapa pesanan yang harus dipesan, yaitu meliputi :
a. Model kuantitas pesanan ekonomis Economic Order Quantity – EOQ
yang mendasar. b.
Model kuantitas pesanan produk Product Order Quantity – POQ. c.
Model diskon kuantitas quantity discount.
2.3 Economic Order Quantity EOQ