maksimal pertumbuhan bakteri yang diuji dan panjang pertumbuhan hasil goresan yang aktual
19
.
2.4 Mekanisme kerja antibakteri
Agen antimikroba diklasifikasikan berdasarkan struktur kimia dan mekanisme kerjanya yaitu:
1. Agen yang menghambat pembentukan dinding sel bakteri. Obat yang temasuk golongan ini adalah golongan beta-laktam, cycloserin,
vancomycin, dan basitrasin
20
. 2. Agen yang bekerja langsung pada membran sel mikroorganisme
Obat golongan ini mengakibatkan peningkatan permeabilitas membran dan berujung kepada kebocoran dari komponen intraselurler bakteri.
Obat yang termasuk golongan ini adalah polymixin, polyene. 3. Agen yang mengganggu fungsi ribosom subunit 30S atau 50S.
Untuk menghambat sintesis protein bakteri secara reversibel, umumnya bersifat bakteriostatik. Obat yang termasuk golongan ini adalah
kloramfenikol dan tetrasiklin seperti eritromisin, klindamisin. 4. Agen yang berikatan dengan ribosom subunit 30S dan merubah sintesis
protein, umumnya bersifat bakterisidal. Contohnya adalah golongan aminoglikosida.
5. Agen yang berefek pada metabolisme asam nukleat seperti rifamisin yang menghambat RNA polimerase dan golongan quinolone yang menghambat
topoisomerase. 6. Agen yang menghambat pembentukan asam folat. Obat yang termasuk
golongan ini adalah antimetabolit yaitu trimetropim dan sulfonamid. Obat ini menghambat enzim pembentuk asam folat untuk bakteri
21
.
2.5 Kerangka Teori
22
2.6 Kerangka Konsep
Ekstrak Jintan Hitam
Thymoquinone carvacrol
Peningkatan permeabilitas membran bakteri terhadap proton H
+
Ekstrak Jintan Hitam dalam berbagai
konsentrasi
Menghambat pertumbuhan bakteri
Biakan Pseudomonas aeruginosa
Pertumbuhan bakteri tidak terhambat
terpinene
Penurunan pH intrasel bakteri
Terganggunya sintesis protein dan ATP
Menghambat pertumbuhan bakteri p-Cymene
Minyak atsiri
2.7 Definisi Operasional
No Variabel
Definisi Operasional
Alat Ukur Hasil Ukur
Kategori 1
Zona hambat P.aeruginosa
Zona terang di sekitar
cakram pada
media Nutrien
Agar yang
telah ditanami
P.aeruginosa Penggaris
Diameter zona terang
clear zone
dalam mm
Numerik
2 Konsentrasi
ekstrak jintan hitam
Ekstrak biji
jintan hitam
dengan konsentrasi yang
telah ditentukan mikropipet
Jumlah ekstrak sesuai dengan
konsentrasi pada
setiap sediaan
Numerik
3 Larutan
kontrol negatif
Larutan kontrol negatif
yang berisi etanol 96
mikropipet Cakram
uji berisi
etanol 96
Numerik
4 Kontrol
positif Kontrol
positif berupa
cakram berisi antibiotik
gentamicin Tidak ada
Cakram uji
berisi antibiotik gentamicin 10
mikrogram µg
Numerik
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Peneliti menggunakan desain eksperimental dengan teknik disc diffusion untuk melihat uji efektivitas ekstrak biji jintan hitam Nigella sativa
terhadap pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Peneliti melakukan penelitian pada bulan Februari – Juli 2014 di
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jintan hitam didapat dari distributor di daerah
Bogor. Determinasi tanaman yang digunakan dalam penelitian dilakukan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Bogor pada bulan Februari,
sedangkan proses ekstraksi jintan hitam Nigella sativa dilakukan di balai penelitian tanaman rempah dan obat BALITRO Bogor pada bulan
Februari.
3.3 Bahan Uji
3.3.1 Bahan yang Diuji
Jintan hitam dibeli dari distributor di daerah Bogor kemudian di determinasi lembaga ilmu pengetahuan Indonesia LIPI Bogor.
Selanjutnya Jintan Hitam diekstraksi di balai penelitian tanaman rempah dan obat BALITRO Bogor.
3.3.2 Sampel Bakteri
Bakteri yang diuji yaitu Pseudomonas aeruginosa yang diisolasi pada media nutrien agar dan dilakukan inkubasi selama 24 jam
dengan suhu 37˚C.
3.4 Alat dan Bahan penelitian
3.4.1 Alat Penelitian
Alat penelitian berupa tabung reaksi, mikro pipet, bunsen, korek api, ose, spatula besi, cawan petri, rak tabung, autoclave, tabung
15