Analisis Capacity Pembiayaan Gadai Emas Syariah

4. Analisis Collateral Pembiayaan Gadai Emas Syariah

Collateral yaitu barang apa yang nantinya akan digunakan nasabah sebagai jaminan kepada pihak Bank. Jika berupa emas dan logam mulia harus asli dan lihat harga jualnya, apakah masih tinggi di pasaran atau tidak. Penilaian ini meliputi penilaian terhadap jaminan atau agunan yang dibebankan oleh calon nasabah sebagai pengaman pembiayaan yang diberikan oleh pihak Bank. Agunan adalah jaminan material, garansi resiko yang disediakan oleh nasabah untuk menanggung pembayaran kembali suatu pembiayaan, apabila nasabah atau debitur tidak dapat melunasi pembiayaan sesuai dengan yang diperjanjikan. Tujuan agunan: 7 1. Guna memberikan hak dan kekuasaan kepada Bank untuk mendapatkan pelunasan dengan barang-barang agunan tersebut bilamana nasabah bercidera janji, yaitu tidak bisa membayar kembali hutangnya pada waktu yang telah ditetapkan dalam perjanjiannya. 2. Menjamin agar nasabah berperan dan atau turut serta dalam transaksi yang dinilainya. 3. Memberi dorongan kepada nasabah untuk mematuhi akad pembiayaan. Khususnya mengenai pembayaran kembali pelunasan sesuai dengan syarat-syarat yang telah disetujui, agar nasabah tidak kehilangan harta kekayaan yang dijaminkan ke Bank. 7 Data wawancara dengan Bpk. Syamsul Bahri, Operation Manajer, Kamis 19 Maret 2015, pkl. 10.00 Pada Bank DKI Syariah Fatmawati, penilaian terhadap collateral ini dapat ditinjau dari dua segi yaitu: 8 1. Segi ekonomis yaitu nilai ekonomis dari barang-barang yang akan digunakan. 2. Segi yuridis apakah agunan tersebut memenuhi syarat- syarat yuridis untuk dipakai sebagai agunan. Jika agunan berupa emas atau logam mulia maka dana yang di cairkan 90 dari harga jual emas, dan waktu yang diberikan oleh Bank untuk melunasi angsuran selama empat bulan, dan dalam gadai emas syariah ini akad yang digunakan adalah Qordh memberikan pinjaman tanpa bunga jadi yang dipakai oleh pihak bank adalah biaya penitipan atau ujroh. Jika nasabah dapat melunasi angsurannya sebelum jatuh tempo, maka biaya penitipannya dianggap tidak ada. Dan selanjutnya apabila nasabah telat dalam membayar angsurannya, maka pihak Bank DKI Syariah Fatmawati akan memberitahu lewat telepon dan jika nasabah tidak dapat melunasi hutangnya padahal sudah jatuh tempo, maka pihak Bank akan memberikan SP Surat Peringatan , jika nasabah masih belum sadar akan tanggung jawabnya, Bank DKI Syariah Fatmawati akan melelang barang agunan untuk melunasi pembiayaan dengan kesepakatan bersama, tetapai selama ini Bank DKI Syariah Fatmawati belum pernah alami melelang barang nasabah, karena nasabah selalu tepat waktu untuk mengangsur iurannya. 9 8 Ibid 9 Data wawancara dengan Bpk. Syamsul Bahri, Operation Manajer, Kamis 19 Maret 2015, pkl. 10.00